Kupang (ANTARA) - Sebanyak 12 orang penderita Demam Berdarah Dangue (DBD) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dilaporkan meninggal dunia terhitung sejak Januari hingga awal Februari tahun 2020.
"Sampai dengan saat ini saya berbicara terdapat 12 penderita DBD di NTT yang dilaporkan meninggal dunia," kata Kepala Dinas Kesehatan NTT, Dominikus Minggu Mere di Kupang, Jumat (7/2).
Jumlah tersebut, ujar dia, bertambah jika dibandingkan dengan jumlah korban yang meninggal dunia akibat DBD pada Kamis (6/2) yang jumlahnya baru mencapai 10 orang.
Dari laporan dengan jumlah kasus itu, jumlah korban yang meninggal dunia akibat DBD itu didominasi kabupaten Sikka dan Kota Kupang masing-masing tiga orang.
"Kemudian urutan kedua ditempati oleh Kabupaten Alor dengan jumlah korban yang meninggal dunia ada dua orang. Sementara itu Kabupaten Lembata, Timor Tengah Utara, Rote Ndao dan Manggarai masing-masing satu korban DBD meninggal dunia," katanya.
Baca juga: Penderita DBD di Sikka terus bertambah
Khusus untuk di Kota Kupang sendiri, lanjut Dominikus, korban yang meninggal dunia ketika dirawat di Puskesmas Sikumana. Namun saat ini yang menjadi perhatian adalah Kecamatan Maulafa, Alak, Penfui, Oepoi dan pasir panjang.
Daerah-daerah tersebut, warganya selalu saja terserang penyakit DBD itu, sehingga diperlukan penanganan secara serius tidak hanya dari dinas kesehatan atau petugas kesehatan tetapi juga masyarakatnya, katanya.
Masyarakat diimbau untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar agar tidak menjadi lokasi berkembang biaknya jentik-jentik nyamuk DBD di lingkungan sekitar.
Baca juga: Tim kesehatan diterjunkan ke Sikka atasi DBD
Sementara itu, Dinas Kesehatan Kota Kupang mulai mendistribusikan abate kepada masyarakat guna mengatasi serangan DBD yang telah mengakibatkan tiga korban meninggal dunia di daerah itu.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, dr. Retnowati melalui Kepala Bidang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Sri Wahyuningsih mengatakan bahwa distribusi abate sedang dilakukan pihaknya kepada semua warga di wilayah yang telah terdapat kasus DBD.
"Pendistribusian abate dilakukan petugas kesehatan di puskesmas maupun pustu (puskesmas pembantu) di Kota Kupang. Pembagian abate itu dilakukan secara gratis guna mencegah adanya serangan penyakit DBD," katanya.
Dia menambahkan, apabila ada warga Kota Kupang yang belum mendapatkan abate agar mendatangi puskesmas setempat untuk mendapatkan abate.
Baca juga: Warga Sumba Timur diminta aktif berantas sarang nyamuk
"Sampai dengan saat ini saya berbicara terdapat 12 penderita DBD di NTT yang dilaporkan meninggal dunia," kata Kepala Dinas Kesehatan NTT, Dominikus Minggu Mere di Kupang, Jumat (7/2).
Jumlah tersebut, ujar dia, bertambah jika dibandingkan dengan jumlah korban yang meninggal dunia akibat DBD pada Kamis (6/2) yang jumlahnya baru mencapai 10 orang.
Dari laporan dengan jumlah kasus itu, jumlah korban yang meninggal dunia akibat DBD itu didominasi kabupaten Sikka dan Kota Kupang masing-masing tiga orang.
"Kemudian urutan kedua ditempati oleh Kabupaten Alor dengan jumlah korban yang meninggal dunia ada dua orang. Sementara itu Kabupaten Lembata, Timor Tengah Utara, Rote Ndao dan Manggarai masing-masing satu korban DBD meninggal dunia," katanya.
Baca juga: Penderita DBD di Sikka terus bertambah
Khusus untuk di Kota Kupang sendiri, lanjut Dominikus, korban yang meninggal dunia ketika dirawat di Puskesmas Sikumana. Namun saat ini yang menjadi perhatian adalah Kecamatan Maulafa, Alak, Penfui, Oepoi dan pasir panjang.
Daerah-daerah tersebut, warganya selalu saja terserang penyakit DBD itu, sehingga diperlukan penanganan secara serius tidak hanya dari dinas kesehatan atau petugas kesehatan tetapi juga masyarakatnya, katanya.
Masyarakat diimbau untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar agar tidak menjadi lokasi berkembang biaknya jentik-jentik nyamuk DBD di lingkungan sekitar.
Baca juga: Tim kesehatan diterjunkan ke Sikka atasi DBD
Sementara itu, Dinas Kesehatan Kota Kupang mulai mendistribusikan abate kepada masyarakat guna mengatasi serangan DBD yang telah mengakibatkan tiga korban meninggal dunia di daerah itu.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, dr. Retnowati melalui Kepala Bidang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Sri Wahyuningsih mengatakan bahwa distribusi abate sedang dilakukan pihaknya kepada semua warga di wilayah yang telah terdapat kasus DBD.
"Pendistribusian abate dilakukan petugas kesehatan di puskesmas maupun pustu (puskesmas pembantu) di Kota Kupang. Pembagian abate itu dilakukan secara gratis guna mencegah adanya serangan penyakit DBD," katanya.
Dia menambahkan, apabila ada warga Kota Kupang yang belum mendapatkan abate agar mendatangi puskesmas setempat untuk mendapatkan abate.
Baca juga: Warga Sumba Timur diminta aktif berantas sarang nyamuk