Kupang (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang dr Retnowati mengatakan pihaknya telah mencatat sekitar 206 warga yang berada di ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur ini terserang deman berdarah dengue (DBD) sejak Januari - Februari 2020.
"Sampai saat ini sudah ada 206 kasus DBD dan tiga orang meninggal di Kota Kupang. Kasus serangan penyakit DBD pada 2020 ini masih tergolong rendah apabila dibandingkan pada periode yang sama pada 2019 yang mencapai 400 kasus," katanya kepada wartawan di Kupang, Rabu (12/2).
Ia mengatakan sebanyak 51 kelurahan di Kota Kupang telah memiliki kasus DBD dan Kecamatan Maulafa memiliki jumlah kasus DBD yang paling banyak dengan mencatat tiga orang meninggal dunia akibat terserang DBD.
Dinkes Kota Kupang, menurut dia, telah menerjunkan sebanyak 250 orang mahasiswa dari sejumlah lembaga pendidikan tinggi di Kota Kupang untuk membantu membagikan serbuk abate kepada warga Kota Kupang untuk mencegah penyebaran nyamuk Aedes Aegypti.
"Namun, masih juga ada warga yang menolak menaburkan abate dalam tampungan air. Alasannya, abate akan mencemari air yang akan dikonsumsi sehingga petugas kami tidak melakukan abatisasi terhadap sejumlah rumah warga," katanya.
Baca juga: Dinkes Kota Kupang distribusikan abate cegah DBD
Baca juga: Tiga kabupaten di NTT KLB demam berdarah
Seorang anak berusia tiga tahun penderita demam berdarah dangue (DBD) sedang dirawat di salah satu ruangan di RSUD Prof WZ Johanes di Kota Kupang, NTT, Jumat (7/2/2020). (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/pd).
"Sampai saat ini sudah ada 206 kasus DBD dan tiga orang meninggal di Kota Kupang. Kasus serangan penyakit DBD pada 2020 ini masih tergolong rendah apabila dibandingkan pada periode yang sama pada 2019 yang mencapai 400 kasus," katanya kepada wartawan di Kupang, Rabu (12/2).
Ia mengatakan sebanyak 51 kelurahan di Kota Kupang telah memiliki kasus DBD dan Kecamatan Maulafa memiliki jumlah kasus DBD yang paling banyak dengan mencatat tiga orang meninggal dunia akibat terserang DBD.
Dinkes Kota Kupang, menurut dia, telah menerjunkan sebanyak 250 orang mahasiswa dari sejumlah lembaga pendidikan tinggi di Kota Kupang untuk membantu membagikan serbuk abate kepada warga Kota Kupang untuk mencegah penyebaran nyamuk Aedes Aegypti.
"Namun, masih juga ada warga yang menolak menaburkan abate dalam tampungan air. Alasannya, abate akan mencemari air yang akan dikonsumsi sehingga petugas kami tidak melakukan abatisasi terhadap sejumlah rumah warga," katanya.
Baca juga: Dinkes Kota Kupang distribusikan abate cegah DBD
Baca juga: Tiga kabupaten di NTT KLB demam berdarah