Kupang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur melaporkan bahwa sebanyak tiga kabupaten di provinsi tersebut telah mengumumkan status kejadian luar biasa (KLB) akibat semakin banyaknya pasien demam berdarah dengue (DBD) yang meninggal.
"Saat ini sudah ada tiga kabupaten yang sudah menetapkan status KLB, yakni Lembata, Sikka dan Kabupaten Alor," kata Kepala Dinas Kesehatan NTT Dominikus Minggu Mere kepada wartawan di Kupang, Minggu, (9/2).
Dominikus mengatakan penetapan status KLB di tiga kabupaten itu setelah adanya laporan yang disampaikan terkait jumlah penderita dan pasien meninggal akibat DBD di tiga kabupaten itu lebih tinggi dibandingkan pada tahun sebelum.
Baca juga: Rp2 miliar untuk tanggulangi KLB DBD di Sikka, Flores
Ia mengatakan saat ini jumlah penderita DBD di kabupaten Sikka sudah mencapai 433 kasus, Lembata 107 kasus dan Lembata 98 kasus.
"Untuk yang meninggal data terakhir hari Jumat (7/2) untuk kabupaten Sikka jumlahnya mencapai empat orang, kalau di Lembata satu orang dan di Alor dua orang," ujar dia.
Saat ini bantuan bagi tiga daerah yang sudah dalam status KLB itu sudah didistribusikan dan Dinas Kesehatan NTT mengirimkan dokter ahli anak, dokter ahli patologi klinis dan dokter ahli penyakit dalam, serta abate, plasma darah, dan dalmalatian untuk fogging (pengasapan).
Baca juga: Kasus DBD di Lembata ditetapkan jadi KLB
"Pemerintah di tiga kabupaten itu juga sudah mengerahkan seluruh personelnya untuk penanganan kasus ini," ujar dia.
Saat ini untuk jumlah kasus DBD di NTT jumlahnya sudah mencapai 1.096 kasus dengan korban DBD yang meninggal mencapai 13 orang. Jumlah ini mengalami peningkatan dari sebelumnya yang hanya mencapai 903 orang dengan korban yang meninggal mencapai 12 orang.
Baca juga: Sudah 903 kasus DBD terjadi di NTT
Baca juga: Legislator desak evaluasi kembali penanganan DBD di Sikka
Sementara itu Pemerintah Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur menetapkan status waspada terhadap serangan penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang telah mengakibatkan tiga anak di daerah ini meninggal dunia dan jumlah kasusnya mencapai 193 kasus.
"Serangan DBD di Kupang belum sampai pada tahap status KLB DBD. Penyebaran penyakit DBD masih pada level waspada," kata Kepala Bidang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Sri Wahyuningsih.
"Saat ini sudah ada tiga kabupaten yang sudah menetapkan status KLB, yakni Lembata, Sikka dan Kabupaten Alor," kata Kepala Dinas Kesehatan NTT Dominikus Minggu Mere kepada wartawan di Kupang, Minggu, (9/2).
Dominikus mengatakan penetapan status KLB di tiga kabupaten itu setelah adanya laporan yang disampaikan terkait jumlah penderita dan pasien meninggal akibat DBD di tiga kabupaten itu lebih tinggi dibandingkan pada tahun sebelum.
Baca juga: Rp2 miliar untuk tanggulangi KLB DBD di Sikka, Flores
Ia mengatakan saat ini jumlah penderita DBD di kabupaten Sikka sudah mencapai 433 kasus, Lembata 107 kasus dan Lembata 98 kasus.
"Untuk yang meninggal data terakhir hari Jumat (7/2) untuk kabupaten Sikka jumlahnya mencapai empat orang, kalau di Lembata satu orang dan di Alor dua orang," ujar dia.
Saat ini bantuan bagi tiga daerah yang sudah dalam status KLB itu sudah didistribusikan dan Dinas Kesehatan NTT mengirimkan dokter ahli anak, dokter ahli patologi klinis dan dokter ahli penyakit dalam, serta abate, plasma darah, dan dalmalatian untuk fogging (pengasapan).
Baca juga: Kasus DBD di Lembata ditetapkan jadi KLB
"Pemerintah di tiga kabupaten itu juga sudah mengerahkan seluruh personelnya untuk penanganan kasus ini," ujar dia.
Saat ini untuk jumlah kasus DBD di NTT jumlahnya sudah mencapai 1.096 kasus dengan korban DBD yang meninggal mencapai 13 orang. Jumlah ini mengalami peningkatan dari sebelumnya yang hanya mencapai 903 orang dengan korban yang meninggal mencapai 12 orang.
Baca juga: Sudah 903 kasus DBD terjadi di NTT
Baca juga: Legislator desak evaluasi kembali penanganan DBD di Sikka
Sementara itu Pemerintah Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur menetapkan status waspada terhadap serangan penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang telah mengakibatkan tiga anak di daerah ini meninggal dunia dan jumlah kasusnya mencapai 193 kasus.
"Serangan DBD di Kupang belum sampai pada tahap status KLB DBD. Penyebaran penyakit DBD masih pada level waspada," kata Kepala Bidang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Sri Wahyuningsih.