Kupang (ANTARA) - Sebuah gundukan tanah yang diduga kuat sebagai calon gunung berapi, muncul di Desa Sebot, Kecamatan Molo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provini Nusa Tenggara Timur.
"Gundukan tanah tadi selalu mengeluarkan api disertai asap pekat dan air panas," kata Kepala Desa Sebot Zet Bessie ketika dihubungi Antara dari Kupang, Sabtu (15/2).
Ia mengatakan fenomena alam munculnya api disertai asap pekat dan bau belerang dari dalam bumi mulai terjadi pada Minggu (9/2/2020) petang.
"Sampai sekarang api masih terus menyala dari dalam bumi di bekas longsoran di kali Dilak Belo yang berlokasi sekitar satu kilometer dari kawasan pemukiman penduduk," kata Zet Bessie.
Zet Bessie mengatakan, kejadian munculnya api merupakan peristiwa alam yang pertama kali terjadi di daerah itu.
Baca juga: Warga TTS diminta waspada terhadap banjir dan longsor
Baca juga: Tim geologi NTT jadwalkan teliti semburan asap di TTS
"Lokasi munculnya api dan air panas dari dalam bumi itu berada jauh dari lokasi pemukiman penduduk. Bau belerang sangat terasa di daerah itu selama sepekan ini," tegasnya.
Pemerintah Desa Sebot telah melaporkan peristiwa munculnya gunung berapi ini kepada Bupati Timor Tengah Selatan (TTS), Epy Tahun. "Asap api semakin tebal dan pekat apabila di lokasi itu terjadi hujan lebat," ujarnya.
"Apabila terjadi hujan maka asap yang yang muncul dari dalam bumi semakin pekat dan terlihat kecoklatan bahkan berbagai jenis pohon dan tanaman di sekitarnya mati karena panas api yang muncul tersebut," jelasnya.
Sementara itu Vinsen Besi salah seorang warga Desa Sebot yang dihubungi secara terpisah mengatakan, selama sepekan terakhir sering terdengar bunyi letupan dari lokasi munculnya api di lereng kali Dilak Belo itu.
"Beberapa hari ini ada bunyi letupan dan gemuruh pada malam dan menjelang pagi hari dari lokasi munculnya asap api sehingga mencemaskan warga Desa Sebot," kata Vinsen Besi.
"Gundukan tanah tadi selalu mengeluarkan api disertai asap pekat dan air panas," kata Kepala Desa Sebot Zet Bessie ketika dihubungi Antara dari Kupang, Sabtu (15/2).
Ia mengatakan fenomena alam munculnya api disertai asap pekat dan bau belerang dari dalam bumi mulai terjadi pada Minggu (9/2/2020) petang.
"Sampai sekarang api masih terus menyala dari dalam bumi di bekas longsoran di kali Dilak Belo yang berlokasi sekitar satu kilometer dari kawasan pemukiman penduduk," kata Zet Bessie.
Zet Bessie mengatakan, kejadian munculnya api merupakan peristiwa alam yang pertama kali terjadi di daerah itu.
Baca juga: Warga TTS diminta waspada terhadap banjir dan longsor
Baca juga: Tim geologi NTT jadwalkan teliti semburan asap di TTS
"Lokasi munculnya api dan air panas dari dalam bumi itu berada jauh dari lokasi pemukiman penduduk. Bau belerang sangat terasa di daerah itu selama sepekan ini," tegasnya.
Pemerintah Desa Sebot telah melaporkan peristiwa munculnya gunung berapi ini kepada Bupati Timor Tengah Selatan (TTS), Epy Tahun. "Asap api semakin tebal dan pekat apabila di lokasi itu terjadi hujan lebat," ujarnya.
"Apabila terjadi hujan maka asap yang yang muncul dari dalam bumi semakin pekat dan terlihat kecoklatan bahkan berbagai jenis pohon dan tanaman di sekitarnya mati karena panas api yang muncul tersebut," jelasnya.
Sementara itu Vinsen Besi salah seorang warga Desa Sebot yang dihubungi secara terpisah mengatakan, selama sepekan terakhir sering terdengar bunyi letupan dari lokasi munculnya api di lereng kali Dilak Belo itu.
"Beberapa hari ini ada bunyi letupan dan gemuruh pada malam dan menjelang pagi hari dari lokasi munculnya asap api sehingga mencemaskan warga Desa Sebot," kata Vinsen Besi.