Kupang (ANTARA) - Pangkalan Udara TNI AU (Lanud) El Tari Kupang menggelar pameran statik empat pesawat tempur jenis Sukhoi Su-30 Flanker kepada publik di Kupang, Sabtu (15/2).
Pesawat tempur buatan Rusia itu hadir di sana dalam misi Operasi Patroli Udara Lintas Panah 2020 di perbatasan Indonesia-Timor Leste dan Indonesia-Australia.
Komandan Lanud El Tari Kupang Kolonel Penerbang Agus Setiawan, yang ditemui di sela-sela pameran statik di hanggar pangkalan udara itu, Sabtu (15/2), mengatakan, aktivitas ini untuk memperkenalkan pesawat tempur kebanggaan TNI AU kepada masyarakat umum.
"Kegiatan ini kami lakukan untuk memperkenalkan empat pesawat tempur kebanggaan Indonesia khususnya TNI AU ini yang kebetulan sekali sedang menjalani misi patroli di sini, " katanya.
Sukhoi Su-35S buatan pabrikan Sukhoi yang tergabung dalam Rostec Rusia dipajang statis di dalam pameran kedirgantaraan MAKS (Mezhdunarodnyj Aviatsionno-Kosmicheskij Salon) 2019 di Bandara Internasional Zhukovskiy, Moskwa, Rabu (28/8/2018). Su-35S merupakan versi yang hanya dimiliki Rusia dan tidak dijual kepada pasar internasional. 11 unit Su-35 serupa inilah yang kontrak pembeliannya sudah ditandatangani Indonesia dan Rusia beberapa tahun lalu. (ANTARA/Ade P Marboen)
Dengan menyilakan publik melihat langsung keempat Sukhoi Su-30 Flanker ini, diharapkan mampu menarik minat dan kemauan anak-anak muda di NTT untuk mau menjadi anggota TNI, baik itu TNI AU, TNI AL dan TNI AD.
Pelaksaan pameran statik dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama mulai dari pukul 10.00-11.30 WITA dikhususkan bagi anak-anak sekolah yang berada di dekat komplek Pangkalan Udara TNI AU El Tari di kawasan Penfui Kupang, sementara pameran statik sesi kedua dikhususnya bagi masyarakat umum pada pukul 12.00-15.00 WITA.
Selain memamerkan empat pesawat tempur dari Skuadron Udara 11 itu, tuan rumah juga memamerkan helikopter NAS-330 Puma yang digunakan untuk mendukung kegiatan patroli Lintas Panah 2020 itu.
Seorang warga setempat, Nuryati, berujar tentang pameran statik itu. "Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat bagi anak-anak, karena mereka jarang sekali melihat secara langsung pesawat tempur, sekaligus memberikan pembelajaran baru bagi anak-anak di sekolah."
Pembelajaran langsung di lapangan, kata dia, justru membantu mengembangkan imajinasi anak-anak dan mampu menggerakkan naluri anak-anak untuk bisa menjadi seperti ini.
Sukhoi Su-35S buatan pabrikan Sukhoi yang tergabung dalam Rostec Rusia dipajang statis di dalam pameran kedirgantaraan MAKS (Mezhdunarodnyj Aviatsionno-Kosmicheskij Salon) 2019 di Bandara Internasional Zhukovskiy, Moskwa, Rabu (28/8/2018). Su-35S merupakan versi yang hanya dimiliki Rusia dan tidak dijual kepada pasar internasional. 11 unit Su-35 serupa inilah yang kontrak pembeliannya sudah ditandatangani Indonesia dan Rusia beberapa tahun lalu. (ANTARA/Ade P Marboen)
Pesawat tempur buatan Rusia itu hadir di sana dalam misi Operasi Patroli Udara Lintas Panah 2020 di perbatasan Indonesia-Timor Leste dan Indonesia-Australia.
Komandan Lanud El Tari Kupang Kolonel Penerbang Agus Setiawan, yang ditemui di sela-sela pameran statik di hanggar pangkalan udara itu, Sabtu (15/2), mengatakan, aktivitas ini untuk memperkenalkan pesawat tempur kebanggaan TNI AU kepada masyarakat umum.
"Kegiatan ini kami lakukan untuk memperkenalkan empat pesawat tempur kebanggaan Indonesia khususnya TNI AU ini yang kebetulan sekali sedang menjalani misi patroli di sini, " katanya.
Pelaksaan pameran statik dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama mulai dari pukul 10.00-11.30 WITA dikhususkan bagi anak-anak sekolah yang berada di dekat komplek Pangkalan Udara TNI AU El Tari di kawasan Penfui Kupang, sementara pameran statik sesi kedua dikhususnya bagi masyarakat umum pada pukul 12.00-15.00 WITA.
Selain memamerkan empat pesawat tempur dari Skuadron Udara 11 itu, tuan rumah juga memamerkan helikopter NAS-330 Puma yang digunakan untuk mendukung kegiatan patroli Lintas Panah 2020 itu.
Seorang warga setempat, Nuryati, berujar tentang pameran statik itu. "Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat bagi anak-anak, karena mereka jarang sekali melihat secara langsung pesawat tempur, sekaligus memberikan pembelajaran baru bagi anak-anak di sekolah."
Pembelajaran langsung di lapangan, kata dia, justru membantu mengembangkan imajinasi anak-anak dan mampu menggerakkan naluri anak-anak untuk bisa menjadi seperti ini.