Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah, di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), telah mengerahkan seluruh elemen masyarakat daerah itu, untuk mencegah penularan demam berdarah dengue (DBD) di wilayah itu.
"Kasus DBD memang belum banyak, tetapi saya sudah keluarkan imbauan kepada pimpinan OPD, camat, kepada sekolah, kepala puskesmas, tokoh agama dan kepala desa untuk mengambil langkah bersama dalam rangka upaya pencegahan penularan DBD di daerah ini," kata Bupati Sumba Tengah, Paulus SK Limu, Selasa (17/3).
Dia mengemukakan hal itu, ketika menghubungi ANTARA dari Pulau Sumba untuk menyampaikan langkah-langkah yang sudah dilakukan pemerintah dalam mencegah penularan DBD di wilayah itu.
Baca juga: 22 kabupaten/kota di NTT terpapar penyakit DBD
Saat ini, kata dia, seluruh perangkat di daerah sedang menyusun rencana operasional pembersihan sarang nyamuk (PSN) DBD di wilayah kerja masing-masing.
Khusus untuk sekolah-sekolah, dia mengatakan, seluruh kepala sekolah, baik tingkat PAUD/SD/SMP/SMA di wilayah Kabupaten Sumba Tengah, diminta untuk melaksanakan pembersihan sarang nyamuk DBD, dan membunuh nyamuk di ruangan kelas secara swadaya.
Langkah ini penting karena nyamuk demam berdarah dapat menggigit pada saat anak-anak dalam proses belajar di ruang kelas, katanya.
Dia mengatakan, semua guru juga diwajibkan untuk menginformasikan kepada semua murid bahwa, untuk pencegahan penyakit DBD adalah melalui pembersihan sarang nyamuk dengan cara 3 M.
Cara 3 M yaitu mengubur kaleng-kaleng bekas, botol-botol bekas, tempurung kelapa, plastik-plastik bekas, ban-ban bekas atau sampah lainnya yang berpotensi menampung air hujan, membersihkan bak mandi, tempayan air minum maupun vas/pot bunga yang berisi air.
Pembersihan ini minimal satu minggu satu kali, serta menutup rapat-rapat tempat penampungan air di sekitar sekolah dan lingkungan rumah masing-masing, katanya menjelaskan.
Sementara bagi kepala desa di wilayah Kabupaten Sumba Tengah, diminta melakukan pembersihan dengan melibatkan seluruh warganya minimal seminggu sekali dan menerapkan 3 M.
Sekaligus mengimbau warga untuk menggunakan kelambu pada saat tidur, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, dan menanam tanaman pengusir nyamuk seperti serreh, lavender, selasih, dan lainnya.
Upaya lain adalah meminta seluruh masyarakat Sumba Tengah agar jika ada anggota keluarga yang mengalami demam agar segera di bawa ke fasilitas kesehatan atau puskesmas atau pustu terdekat sehingga tidak terlambat mendapat penanganan yang tepat, kata Bupati Paulus SK Limu.
Baca juga: Festival Lima Bidadari bakal digelar di Sumba Tengah sambut KTT G-20
Baca juga: ASN di Sumba Tengah diminta tidak tinggalkan daerah antisipasi COVID-19
"Kasus DBD memang belum banyak, tetapi saya sudah keluarkan imbauan kepada pimpinan OPD, camat, kepada sekolah, kepala puskesmas, tokoh agama dan kepala desa untuk mengambil langkah bersama dalam rangka upaya pencegahan penularan DBD di daerah ini," kata Bupati Sumba Tengah, Paulus SK Limu, Selasa (17/3).
Dia mengemukakan hal itu, ketika menghubungi ANTARA dari Pulau Sumba untuk menyampaikan langkah-langkah yang sudah dilakukan pemerintah dalam mencegah penularan DBD di wilayah itu.
Baca juga: 22 kabupaten/kota di NTT terpapar penyakit DBD
Saat ini, kata dia, seluruh perangkat di daerah sedang menyusun rencana operasional pembersihan sarang nyamuk (PSN) DBD di wilayah kerja masing-masing.
Khusus untuk sekolah-sekolah, dia mengatakan, seluruh kepala sekolah, baik tingkat PAUD/SD/SMP/SMA di wilayah Kabupaten Sumba Tengah, diminta untuk melaksanakan pembersihan sarang nyamuk DBD, dan membunuh nyamuk di ruangan kelas secara swadaya.
Langkah ini penting karena nyamuk demam berdarah dapat menggigit pada saat anak-anak dalam proses belajar di ruang kelas, katanya.
Dia mengatakan, semua guru juga diwajibkan untuk menginformasikan kepada semua murid bahwa, untuk pencegahan penyakit DBD adalah melalui pembersihan sarang nyamuk dengan cara 3 M.
Cara 3 M yaitu mengubur kaleng-kaleng bekas, botol-botol bekas, tempurung kelapa, plastik-plastik bekas, ban-ban bekas atau sampah lainnya yang berpotensi menampung air hujan, membersihkan bak mandi, tempayan air minum maupun vas/pot bunga yang berisi air.
Pembersihan ini minimal satu minggu satu kali, serta menutup rapat-rapat tempat penampungan air di sekitar sekolah dan lingkungan rumah masing-masing, katanya menjelaskan.
Sementara bagi kepala desa di wilayah Kabupaten Sumba Tengah, diminta melakukan pembersihan dengan melibatkan seluruh warganya minimal seminggu sekali dan menerapkan 3 M.
Sekaligus mengimbau warga untuk menggunakan kelambu pada saat tidur, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, dan menanam tanaman pengusir nyamuk seperti serreh, lavender, selasih, dan lainnya.
Upaya lain adalah meminta seluruh masyarakat Sumba Tengah agar jika ada anggota keluarga yang mengalami demam agar segera di bawa ke fasilitas kesehatan atau puskesmas atau pustu terdekat sehingga tidak terlambat mendapat penanganan yang tepat, kata Bupati Paulus SK Limu.
Baca juga: Festival Lima Bidadari bakal digelar di Sumba Tengah sambut KTT G-20
Baca juga: ASN di Sumba Tengah diminta tidak tinggalkan daerah antisipasi COVID-19