Kupang (ANTARA) - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Doni Monardo mengatakan sebanyak 7.500 alat pelindung diri bantuan pemerintah pusat bagi petugas medis untuk penanganan COVID-19 telah didistribusikan ke Nusa Tenggara Timur.
Ketika melakukan telekonferensi dengan Wakil Gubernur Nusa Tenggara, Josef A Nae Soi seperti diungkapkan Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT, Marius Ardu Jelamu kepada wartawan di Kupang, Kamis, (23/4) Doni Monardo berharap alat pelindung diri (APD) yang dikirim ke NTT agar dicek ulang sehingga tidak terjadi perbedaan data antara di pusat dan daerah sehingga tidak menjadi temuan dan pelanggaran hukum.
"Kami berharap dicek ulang karena menurut data kami ada 7.500 APD yang telah didistribusikan ke NTT. Tolong nanti dicek ulang sehingga tidak menimbulkan temuan BPK," kata mantan Danjen Kopassus itu.
Baca juga: Virus Corona Task Force urges NTT to remain vigilant for dengue fever
Baca juga: Dewan segera telusuri keluhan kelangkaan APD di NTT
Ia mengatakan, rapid test yang telah didistribusikan ke NTT jumlahnya sudah sama data yang diterima di NTT dengan data pada gugus tugas tingkat nasional.
"Apabila barangnya belum sampai karena masih di perjalanan, terselip atau mungkin dari pusat ada kekeliruan, harus dicek ulang dan segera dilaporkan," kata Doni Monardo, seperti disampaikan Marius ardu Jelamu.
Josef Nae Soi pada kesempatan itu mengungkapkan berdasarkan data yang diterima Pemerintah NTT bahwa APD yang telah diterima sebanyak 6.500, rapid test 7.200 buah dan masker 15.500 buah.
Mantan anggota DPR-RI ini juga mengatakan, Pemerintah NTT telah menyiapkan ruangan untuk pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR), namun alat kit reagen-nya belum tersedia.
"Kami sudah punya laboratorium, tinggal tunggu reagen untuk pemeriksaan swab. Kami minta melalui Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 agar dapat menyampaikan hal ini kepada Kementerian Kesehatan untuk lebih cepat mengirim kami reagen, supaya PCR di NTT bisa berfungsi," kata Josef Nai Soi.
Josef Nae Soi mengungkapkan, selama ini semua sampel swab dari NTT dikirim ke Laboratorium di Pulau Jawa.
Hingga saat ini jumlah sampel swab yang telah terkirim sebanyak 75 dan yang telah diperiksa sebanyak 44 sampel, sedangkan 31 sampel lainnya belum mendapatkan hasilnya.
Baca juga: 650 ribu APD hazmat didistribusikan ke seluruh provinsi
"Puji Tuhan, dari yang sudah diterima, hanya satu yang positif, sementara yang 43 lain hasilnya negatif. Kondisi pasien positif sampai sekarang masih prima, dan kami masih tunggu swab yang kedua untuk yang bersangkutan, mudah-mudahan sudah negatif," kata Wagub Josef Nae Soi.
Ketika melakukan telekonferensi dengan Wakil Gubernur Nusa Tenggara, Josef A Nae Soi seperti diungkapkan Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT, Marius Ardu Jelamu kepada wartawan di Kupang, Kamis, (23/4) Doni Monardo berharap alat pelindung diri (APD) yang dikirim ke NTT agar dicek ulang sehingga tidak terjadi perbedaan data antara di pusat dan daerah sehingga tidak menjadi temuan dan pelanggaran hukum.
"Kami berharap dicek ulang karena menurut data kami ada 7.500 APD yang telah didistribusikan ke NTT. Tolong nanti dicek ulang sehingga tidak menimbulkan temuan BPK," kata mantan Danjen Kopassus itu.
Baca juga: Virus Corona Task Force urges NTT to remain vigilant for dengue fever
Baca juga: Dewan segera telusuri keluhan kelangkaan APD di NTT
Ia mengatakan, rapid test yang telah didistribusikan ke NTT jumlahnya sudah sama data yang diterima di NTT dengan data pada gugus tugas tingkat nasional.
"Apabila barangnya belum sampai karena masih di perjalanan, terselip atau mungkin dari pusat ada kekeliruan, harus dicek ulang dan segera dilaporkan," kata Doni Monardo, seperti disampaikan Marius ardu Jelamu.
Josef Nae Soi pada kesempatan itu mengungkapkan berdasarkan data yang diterima Pemerintah NTT bahwa APD yang telah diterima sebanyak 6.500, rapid test 7.200 buah dan masker 15.500 buah.
Mantan anggota DPR-RI ini juga mengatakan, Pemerintah NTT telah menyiapkan ruangan untuk pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR), namun alat kit reagen-nya belum tersedia.
"Kami sudah punya laboratorium, tinggal tunggu reagen untuk pemeriksaan swab. Kami minta melalui Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 agar dapat menyampaikan hal ini kepada Kementerian Kesehatan untuk lebih cepat mengirim kami reagen, supaya PCR di NTT bisa berfungsi," kata Josef Nai Soi.
Josef Nae Soi mengungkapkan, selama ini semua sampel swab dari NTT dikirim ke Laboratorium di Pulau Jawa.
Hingga saat ini jumlah sampel swab yang telah terkirim sebanyak 75 dan yang telah diperiksa sebanyak 44 sampel, sedangkan 31 sampel lainnya belum mendapatkan hasilnya.
Baca juga: 650 ribu APD hazmat didistribusikan ke seluruh provinsi
"Puji Tuhan, dari yang sudah diterima, hanya satu yang positif, sementara yang 43 lain hasilnya negatif. Kondisi pasien positif sampai sekarang masih prima, dan kami masih tunggu swab yang kedua untuk yang bersangkutan, mudah-mudahan sudah negatif," kata Wagub Josef Nae Soi.