Kupang (Antara NTT) - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Nusa Tenggara Timur Ganef Wurgiyanto mengatakan produksi budidaya laut berupa hasil rumput laut di daerah itu didominasi masyarakat di wilayah Kabuapten Kupang
"Dari hasil terperinci budiaya rumput laut setiap kabupaten yang masuk ke kami, tercatat Kabupaten Kupang yang lebih mendominasi pemanfaatan hasilnya pada 2016 yang mencapai 860.379 ton," katanya saat dihubungi Antara di Kupang, Kamis.
Ia mengatakan, nilai produksi rumput laut di Kabupaten Kupang tercatat mencapai lebih dari Rp4,3 miliar dalam tahun produksi 2016.
Mantan Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP NTT itu mengatakan, rumput laut merupakan salah satu hasil budidaya laut yang diunggulkan di provinsi dengan luas wilayah laut mencapai 200.000 km2 itu.
Potensi rumput laut, menurutnya, memadai di setiap daerah kabupaten provinsi kepulauan itu, namun tingkat pemanfaatannya masih belum merata.
Selain Kabupaten Kupang, lanjutnya, daerah potensial lainnya yang tingkat pemanfaatnya sudah cukup besar adalah Kabupaten Rote Ndao dengan jumlah produksi pada 2016 mencapai 128.595 ton.
Selain itu, produksi rumput laut di Kabupaten Alor mencapai lebih dari 161.000 ton, Kabupaten Flores Timur lebih dari 124.000 ton, sementara sejumlah kabupaten lainnya berkisar puluhan ribu ton.
Ganef menyebut, terdapat beberapa daerah yang hasil produksi budiaya rumput lautnya belum menonjol terutama di Pulau Timor seperti Kabupaten Belu, Malaka, Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan, dan Kota Kupang.
Menurutnya, hasil pemanfaatan budiaya rumput laut yang besar didukung dengan minat masyarakat yang mulai mengandalkan kekayaan laut tersebut untuk meningkatkan pendapatan rumah tangganya.
Ia mengatakan, seperti jumlah rumah tangga pembudidaya rumput laut di daerah penghasil yang potensial seperti Kabupaten Kupang sebanyak lebih dari 1.500 buah.
Untuk itu, Ganef berharap masyarakat terutama di pesisir pantai di daerah potensial rumput laut lainnya seperti Pulau Sumba, Flores bagian barat, dan Timor agar mulai melirik usaha budaya rumput laut sebagai sektor yang menjanjikan untuk menambah pendapatan dan meningkatkan kesejahterannya.
"Kita juga berharap pemerintah daerah kabupaten terus mendorong dan memfasilitasi masyarakatnya untuk mulai mengusahakan budaya rumput laut karena pasarnya sudah tersedia dengan baik," demikian Ganef Wurgiyanto.
"Dari hasil terperinci budiaya rumput laut setiap kabupaten yang masuk ke kami, tercatat Kabupaten Kupang yang lebih mendominasi pemanfaatan hasilnya pada 2016 yang mencapai 860.379 ton," katanya saat dihubungi Antara di Kupang, Kamis.
Ia mengatakan, nilai produksi rumput laut di Kabupaten Kupang tercatat mencapai lebih dari Rp4,3 miliar dalam tahun produksi 2016.
Mantan Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP NTT itu mengatakan, rumput laut merupakan salah satu hasil budidaya laut yang diunggulkan di provinsi dengan luas wilayah laut mencapai 200.000 km2 itu.
Potensi rumput laut, menurutnya, memadai di setiap daerah kabupaten provinsi kepulauan itu, namun tingkat pemanfaatannya masih belum merata.
Selain Kabupaten Kupang, lanjutnya, daerah potensial lainnya yang tingkat pemanfaatnya sudah cukup besar adalah Kabupaten Rote Ndao dengan jumlah produksi pada 2016 mencapai 128.595 ton.
Selain itu, produksi rumput laut di Kabupaten Alor mencapai lebih dari 161.000 ton, Kabupaten Flores Timur lebih dari 124.000 ton, sementara sejumlah kabupaten lainnya berkisar puluhan ribu ton.
Ganef menyebut, terdapat beberapa daerah yang hasil produksi budiaya rumput lautnya belum menonjol terutama di Pulau Timor seperti Kabupaten Belu, Malaka, Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan, dan Kota Kupang.
Menurutnya, hasil pemanfaatan budiaya rumput laut yang besar didukung dengan minat masyarakat yang mulai mengandalkan kekayaan laut tersebut untuk meningkatkan pendapatan rumah tangganya.
Ia mengatakan, seperti jumlah rumah tangga pembudidaya rumput laut di daerah penghasil yang potensial seperti Kabupaten Kupang sebanyak lebih dari 1.500 buah.
Untuk itu, Ganef berharap masyarakat terutama di pesisir pantai di daerah potensial rumput laut lainnya seperti Pulau Sumba, Flores bagian barat, dan Timor agar mulai melirik usaha budaya rumput laut sebagai sektor yang menjanjikan untuk menambah pendapatan dan meningkatkan kesejahterannya.
"Kita juga berharap pemerintah daerah kabupaten terus mendorong dan memfasilitasi masyarakatnya untuk mulai mengusahakan budaya rumput laut karena pasarnya sudah tersedia dengan baik," demikian Ganef Wurgiyanto.