Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan, tekanan udara yang tinggi di Australia telah memicu terjadinya angin kencang di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Penyebab angin kencang saat ini karena adanya tekanan udara yang tinggi di wilayah Australia. Perbedaan tekanan udara antara Australia (1016 - 1028 mb) dan NTT (1009 -1012 mb) cukup signifikan," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi El Tari, Agung Sudiono Abadi kepada ANTARA di Kupang, Kamis, (14/5).
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan penyebab terjadinya angin kencang di seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam beberapa hari terakhir ini.
"Kondisi sekarang memasuki masa transisi musim di NTT. Perlu waspada terhadap angin kencang yang terjadi mulai pagi hingga sore hari," katanya.
Selain karena tekanan udara tinggi di Australia, posisi matahari berada di belahan bumi utara yang artinya tekanan udara di utara akan lebih rendah dibandingkan tekanan udara di bagian bumi selatan.
Kondisi ini menyebabkan angin bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah.
Mengenai kecepatan angin, dia mengatakan, kecepatan angin maksimum yang terukur di Stasiun Meteorologi El Tari saat ini berkisar antara 18-25 knots.
Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung sampai dengan akhir Mei 2020, dan dapat berlanjut selama tidak ada gangguan cuaca misalkan adanya daerah tekanan rendah di Australia yang dapat mengurangi kecepatan angin yang masuk ke Indonesia, khususnya NTT, katanya.
Baca juga: BMKG ingatkan antisipasi puncak kemarau
"Penyebab angin kencang saat ini karena adanya tekanan udara yang tinggi di wilayah Australia. Perbedaan tekanan udara antara Australia (1016 - 1028 mb) dan NTT (1009 -1012 mb) cukup signifikan," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi El Tari, Agung Sudiono Abadi kepada ANTARA di Kupang, Kamis, (14/5).
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan penyebab terjadinya angin kencang di seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam beberapa hari terakhir ini.
"Kondisi sekarang memasuki masa transisi musim di NTT. Perlu waspada terhadap angin kencang yang terjadi mulai pagi hingga sore hari," katanya.
Selain karena tekanan udara tinggi di Australia, posisi matahari berada di belahan bumi utara yang artinya tekanan udara di utara akan lebih rendah dibandingkan tekanan udara di bagian bumi selatan.
Kondisi ini menyebabkan angin bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah.
Mengenai kecepatan angin, dia mengatakan, kecepatan angin maksimum yang terukur di Stasiun Meteorologi El Tari saat ini berkisar antara 18-25 knots.
Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung sampai dengan akhir Mei 2020, dan dapat berlanjut selama tidak ada gangguan cuaca misalkan adanya daerah tekanan rendah di Australia yang dapat mengurangi kecepatan angin yang masuk ke Indonesia, khususnya NTT, katanya.
Baca juga: BMKG ingatkan antisipasi puncak kemarau