Kupang (Antara NTT) - Panglima Kodam IX/Udayana Mayjen TNI Komaruddin Simanjuntak mengingatkan warga masyarakat di wilayah Bali dan Nusa Tenggara agar tidak perlu ragu mengakui ideologi Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, karena itu sudah final.
"Saya mau katakan bahwa jangan pernah ragu mengakui Pancasila. Pancasila itu sudah benar dan tidak ada ideologi lain lagi selain Pancasila," katanya kepada para prajuritnya saat mengelar safari Ramadhan di halaman Markas Korem 161/Wirasakti Kupang, Senin.
Jenderal berbintang dua itu mengatakan prajurit di Kodam IX/Udayana mulai dari Bali, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat harus menjadi embrio dalam menjaga Pancasila.
Artinya bahwa, mulai dari keluarga kecil hingga keluarga besar prajurit Kodam IX/Udayana mau tidak mau harus menjaga Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia.
"Baik bapaknya, ibunya, om atau tantenya, kakeknya anaknya harus mengakui Pancasila itu sebagai ideologi bangsa Indonesia, tanpa terkecuali," tuturnya.
Saat ini, menurutnya, kelompok bersenjata ISIS tengah terus menyebar di seluruh negara. Setelah diusir dari Suriah, sejumlah pasukannya mulai melakukan teror di mana-mana.
Seperti melakukan bom bunuh diri, dan yang terakhir adalah bom bunuh diri untuk kedua kalinya yang dilakukan di Inggris pada pukul 06.00 waktu setempat.
Oleh karena itu, ia meminta seluruh prajuritnya untuk selalu mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan di wilayah Kodam IX/Udayana.
"Harus peka terhadap keseharian. Berbaurlah dengan masyarakat sekitar agar dapat mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi di sekitar kita," katanya menambahkan.
Ia menambahkan untuk wilayah Kodam IX/Udayana khususnya di tiga daerah tersebut sudah ada beberapa orang yang diduga sebagai anggota ISIS. "Kami tetap terus memantau pergerakan kelompok-kelompok tersebut," ujarnya.
"Ada beberapa kelompok, baik di Bali, NTT dan NTB, jumlahnya tidak kami ketahui namun untuk NTT jumlahnya sedikit saja," tuturnya.
Mencegah menyebarnya kelompok-kelompok radikal yang dapat menggangu keutuhan NKRI dan Pancasila, ia memerintahkan pasukannya untuk selalu waspada saat bertugas.
Masyarakat juga diminta untuk bekerja sama dengan TNI dan aparat keamanan lainnya untuk segera melapor jika menemukan hal-hal yang tidak diinginkan agar langsung diambil tindakan.
"Saya mau katakan bahwa jangan pernah ragu mengakui Pancasila. Pancasila itu sudah benar dan tidak ada ideologi lain lagi selain Pancasila," katanya kepada para prajuritnya saat mengelar safari Ramadhan di halaman Markas Korem 161/Wirasakti Kupang, Senin.
Jenderal berbintang dua itu mengatakan prajurit di Kodam IX/Udayana mulai dari Bali, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat harus menjadi embrio dalam menjaga Pancasila.
Artinya bahwa, mulai dari keluarga kecil hingga keluarga besar prajurit Kodam IX/Udayana mau tidak mau harus menjaga Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia.
"Baik bapaknya, ibunya, om atau tantenya, kakeknya anaknya harus mengakui Pancasila itu sebagai ideologi bangsa Indonesia, tanpa terkecuali," tuturnya.
Saat ini, menurutnya, kelompok bersenjata ISIS tengah terus menyebar di seluruh negara. Setelah diusir dari Suriah, sejumlah pasukannya mulai melakukan teror di mana-mana.
Seperti melakukan bom bunuh diri, dan yang terakhir adalah bom bunuh diri untuk kedua kalinya yang dilakukan di Inggris pada pukul 06.00 waktu setempat.
Oleh karena itu, ia meminta seluruh prajuritnya untuk selalu mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan di wilayah Kodam IX/Udayana.
"Harus peka terhadap keseharian. Berbaurlah dengan masyarakat sekitar agar dapat mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi di sekitar kita," katanya menambahkan.
Ia menambahkan untuk wilayah Kodam IX/Udayana khususnya di tiga daerah tersebut sudah ada beberapa orang yang diduga sebagai anggota ISIS. "Kami tetap terus memantau pergerakan kelompok-kelompok tersebut," ujarnya.
"Ada beberapa kelompok, baik di Bali, NTT dan NTB, jumlahnya tidak kami ketahui namun untuk NTT jumlahnya sedikit saja," tuturnya.
Mencegah menyebarnya kelompok-kelompok radikal yang dapat menggangu keutuhan NKRI dan Pancasila, ia memerintahkan pasukannya untuk selalu waspada saat bertugas.
Masyarakat juga diminta untuk bekerja sama dengan TNI dan aparat keamanan lainnya untuk segera melapor jika menemukan hal-hal yang tidak diinginkan agar langsung diambil tindakan.
Patroli kongko-kongko
Jenderal Komaruddin juga menjelaskan bahwa Kodam IX/Udayana mempunyai program "Patroli Kongko-Kongko" untuk mendiskusikan Pancasila antara Babinkamtibmas TNI dengan masyarakat terkait dengan ideologi negara Pancasila.
"Patroli Kongko-Kongko ini dilakukan dimana saja, entah sedang duduk-duduk atau ngobrol-ngobrol dengan masyarakat di pedalaman terkait dengan ideologi Pancasila," katanya.
Patroli Kongko-Kongko tersebut terdiri dari Babinkamtibmas TNI, Babinsa serta para lurah di masing-masing kelurahan dalam rangka mencegah munculnya masalah intoleransi di kalangan masyarakat.
Ia menjelaskan, program patroli tersebut dilakukan secara menyeluruh di wilayah Kodam IX/Udayana yakni mulai dari Korem 161/Wirasakti Kupang (NTT), Korem 162/Wira Bhakti (Mataram), serta Korem 163/Wirasatya (Denpasar).
"Jadi jika ada masalah intolerensi di daerah itu, melalui Patroli Kongko-Kongko ini dapat disampaikan kepada masyarakat soal NKRI dan soal nasionalisme bangsa yang berkaitan dengan Pancasila," tuturnya.
Hal ini, menurutnya, sangat positif karena memang masyarakat Indonesia, sangat suka duduk berkumpul dan berbincang-bincang bersama, baik itu di warung-warung kopi atau di tempat lainnya.
Ia sendiri mengharapkan agar hal ini dapat membantu masyarakat khususnya masyarakat pedalaman untuk lebih mengenal Pancasila dan sejarah bangsa Indonesia.
Lebih lanjut ia menambahkan, patroli tersebut juga merupakan bagian dari upaya TNI untuk menangkal munculnya kelompok-kelompok radikalisme dalam masyarakat yang sering dan selalu menggangu keutuhan NKRI.
Jenderal berbintang dua itu juga mengharapkan agar program kongko-kongko tersebut dalam membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat, terutama dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman dan pegangan hidup sehari-hari.
Pangdam Mayjen Simanjuntak berada di Kupang untuk meninjau wilayah perbatasan RI-Timor Leste sekaligus melihat dari dekat kondisi kehidupan para prajurit TNI yang bertugas di tapal batas kedua negara.
"Patroli Kongko-Kongko ini dilakukan dimana saja, entah sedang duduk-duduk atau ngobrol-ngobrol dengan masyarakat di pedalaman terkait dengan ideologi Pancasila," katanya.
Patroli Kongko-Kongko tersebut terdiri dari Babinkamtibmas TNI, Babinsa serta para lurah di masing-masing kelurahan dalam rangka mencegah munculnya masalah intoleransi di kalangan masyarakat.
Ia menjelaskan, program patroli tersebut dilakukan secara menyeluruh di wilayah Kodam IX/Udayana yakni mulai dari Korem 161/Wirasakti Kupang (NTT), Korem 162/Wira Bhakti (Mataram), serta Korem 163/Wirasatya (Denpasar).
"Jadi jika ada masalah intolerensi di daerah itu, melalui Patroli Kongko-Kongko ini dapat disampaikan kepada masyarakat soal NKRI dan soal nasionalisme bangsa yang berkaitan dengan Pancasila," tuturnya.
Hal ini, menurutnya, sangat positif karena memang masyarakat Indonesia, sangat suka duduk berkumpul dan berbincang-bincang bersama, baik itu di warung-warung kopi atau di tempat lainnya.
Ia sendiri mengharapkan agar hal ini dapat membantu masyarakat khususnya masyarakat pedalaman untuk lebih mengenal Pancasila dan sejarah bangsa Indonesia.
Lebih lanjut ia menambahkan, patroli tersebut juga merupakan bagian dari upaya TNI untuk menangkal munculnya kelompok-kelompok radikalisme dalam masyarakat yang sering dan selalu menggangu keutuhan NKRI.
Jenderal berbintang dua itu juga mengharapkan agar program kongko-kongko tersebut dalam membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat, terutama dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman dan pegangan hidup sehari-hari.
Pangdam Mayjen Simanjuntak berada di Kupang untuk meninjau wilayah perbatasan RI-Timor Leste sekaligus melihat dari dekat kondisi kehidupan para prajurit TNI yang bertugas di tapal batas kedua negara.