Kupang (ANTARA) - Dinas Peternakan Nusa Tenggara Timur menyatakan bahwa pengiriman ternak dari provinsi itu ke Pulau Jawa dan sekitarnya sudah sesuai dengan protokol kesehatan pencegahan COVID-19.
"Selama ini proses pengiriman ternak baik itu sapi dan ternak lainnya selalu diterapkan protokol kesehatan, sehingga tak menimbulkan klaster baru," kata Kabid Agrobisnis Dinas Peternakan NTT Tay Renggi kepada ANTARA di Kupang, Rabu, (24/6).
Baca juga: Permintaan ternak sapi untuk kurban ke DKI Jakarta meningkat
Ia mengatakan bahwa setiap klader atau yang mengawasi ternak di atas kapal selalu dilakukan tes cepat bahkan uji usap (swab) sebelum melakukan perjalanan membawa ternak-ternak yang dikirim ke pulau Jawa itu.
Tay Renggi menambahkan bahwa protokol kesehatan perlu diterapkan saat proses pengiriman sapi karena jika ada kleder yang terjangkit COVID-19 dikhawatirkan akan mengganggu pasokan permintaan ternak dari NTT.
"Kita takutkan kalau ada kleder yang ketahuan terjangkit virus mematikan itu dikhawatirkan akan mengganggu permintaan pasokan sapi dari NTT. Oleh karena itu kita jaga sekali," ujar dia.
Hal yang sama juga kata diterapkan saat pengiriman ternak dari NTT khusus untuk ternak sapi jelang Idul Adha yang akan jatuh pada 31 Juli 2020.
Apalagi kata dia biasanya jelang Idul Adha permintaan pengiriman ternak sapi terus mengalami peningkatan karena memang permintaan di Jawa, khususnya di DKI Jakarta meningkat.
Baca juga: Kontes ternak dorong produktivitas sapi bibit unggul
Selain kledernya yang diperiksa, sejumlah hewan ternak yang akan dikirim juga dikarantina terlebih dahulu, untuk diperiksa kesehatan ternaknya sebelum dikirim ke para pemesan.
Pihaknya bersyukur karena selama masa pandemi COVID-19 ini, tak ada kleder yang terjangkit oleh COVID-19 tersebut, karena memang sudah diperiksa kesehatannya.
Baca juga: Ratusan ternak sapi tewas terpanggang dalam kapal Wahyu Ilahi
Proses pemeriksaan kesehatan tidak hanya dilakukan dari Kupang saja, tetapi saat berangkat dari pulau Jawa juga, para kleder itu juga tetap menjalani pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kembali bahwa mereka benar-benar bersih.
"Selama ini proses pengiriman ternak baik itu sapi dan ternak lainnya selalu diterapkan protokol kesehatan, sehingga tak menimbulkan klaster baru," kata Kabid Agrobisnis Dinas Peternakan NTT Tay Renggi kepada ANTARA di Kupang, Rabu, (24/6).
Baca juga: Permintaan ternak sapi untuk kurban ke DKI Jakarta meningkat
Ia mengatakan bahwa setiap klader atau yang mengawasi ternak di atas kapal selalu dilakukan tes cepat bahkan uji usap (swab) sebelum melakukan perjalanan membawa ternak-ternak yang dikirim ke pulau Jawa itu.
Tay Renggi menambahkan bahwa protokol kesehatan perlu diterapkan saat proses pengiriman sapi karena jika ada kleder yang terjangkit COVID-19 dikhawatirkan akan mengganggu pasokan permintaan ternak dari NTT.
"Kita takutkan kalau ada kleder yang ketahuan terjangkit virus mematikan itu dikhawatirkan akan mengganggu permintaan pasokan sapi dari NTT. Oleh karena itu kita jaga sekali," ujar dia.
Hal yang sama juga kata diterapkan saat pengiriman ternak dari NTT khusus untuk ternak sapi jelang Idul Adha yang akan jatuh pada 31 Juli 2020.
Apalagi kata dia biasanya jelang Idul Adha permintaan pengiriman ternak sapi terus mengalami peningkatan karena memang permintaan di Jawa, khususnya di DKI Jakarta meningkat.
Baca juga: Kontes ternak dorong produktivitas sapi bibit unggul
Selain kledernya yang diperiksa, sejumlah hewan ternak yang akan dikirim juga dikarantina terlebih dahulu, untuk diperiksa kesehatan ternaknya sebelum dikirim ke para pemesan.
Pihaknya bersyukur karena selama masa pandemi COVID-19 ini, tak ada kleder yang terjangkit oleh COVID-19 tersebut, karena memang sudah diperiksa kesehatannya.
Baca juga: Ratusan ternak sapi tewas terpanggang dalam kapal Wahyu Ilahi
Proses pemeriksaan kesehatan tidak hanya dilakukan dari Kupang saja, tetapi saat berangkat dari pulau Jawa juga, para kleder itu juga tetap menjalani pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kembali bahwa mereka benar-benar bersih.