Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sikka Nusa, Tenggara Timur menyatakan bahwa tracing kontak yang intensif dilakukan oleh gugus tugas penanganan COVID-19 di daerah itu berhasil membuat daerah itu mengalami penurunan kasus COVID-19 karena penyebarannya terhenti.
"Selama ini saat ada warga yang dinyatakan reaktif berdasarkan tes uji cepat, gugus tugas langsung intensif lakukan tracing kontak tujuannya untuk memutus mata rantai penyebaran virus itu," kata Kepala Dinas Kesehatan Sikka Petrus Herlemus kepada ANTARA saat dihubungi dari Kupang, Senin, (29/6).
Baca juga: Sikka perketat penjagaan perbatasan antarkabupaten
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan jumlah kasus pasien positif COVID-19 di Kabupaten Sikka yang hingga kini terus mengalami penurunan dari semula 27 kasus kini turun sekitar 80 persen.
Ia mengatakan tracing kontak tersebut dilakukan hingga ke ring tiga dimana hal ini untuk mengantisipasi jangan sampai pasien reaktif tersebut yang sudah kontak langsung dengan warga sekitar.
"Bersyukur akibat ketatnya tracking kontak ini, hingga saat ini kabupaten Sikka mampu melokalisir terjadinya transmisi lokal," tambah dia.
Ia pun mengatakan sejak awal kasus COVID-19, Sikka memang memang tertinggi di seluruh NTT yakni mencapai 27 kasusnya yang berasal dari Kluster Lembelu, Magetan dan Gowa.
Juru bicara gugus tugas COVID-19 kabupaten Sikka ini juga menambahkan bahwa sampai dengan Senin (29/6) siang, jumlah tersisa 10 orang pasien COVID-19 yang masih dirawat di ruang isolasi RSUD TC Hillers Maumere.
"Kondisi mereka saat ini juga dalam keadaan fit, sehingga kemungkinan sepekan atau dua pekan lagi 10 orang itu akan sembuh, sehingga kabupaten Sikka masuk dalam zona hijau," tambah dia.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa tak bertambahnya kasus positif COVID-19 di kabupaten itu juga karena peran dari seluruh gugus tugas untuk menjaga dan mencegah penyebaran di kabupaten itu.
Baca juga: Kasus positif COVID-19 bertambah, Sikka berlakukan jam malam cegah penyebaran COVID-19
Baca juga: Pemkab Sikka siapkan Rp47 miliar untuk tangani COVID-19
"Koordinasi juga terus kita lakukan, baik mulai dari Kabupaten hingga ke desa-desa, dengan memantau terus kedatangan orang, sehingga yang kami khawatirkan berupa transmisi lokal itu tak terjadi," ujar dia.
Lebih lanjut kata dia, masyarakat di Kabupaten Sikka juga paham dan selalu mengikuti protokol kesehatan yang disampaikan oleh pemerintah kabupaten sehingga kasusnya pun tak bertambah hingga hari ini.
"Selama ini saat ada warga yang dinyatakan reaktif berdasarkan tes uji cepat, gugus tugas langsung intensif lakukan tracing kontak tujuannya untuk memutus mata rantai penyebaran virus itu," kata Kepala Dinas Kesehatan Sikka Petrus Herlemus kepada ANTARA saat dihubungi dari Kupang, Senin, (29/6).
Baca juga: Sikka perketat penjagaan perbatasan antarkabupaten
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan jumlah kasus pasien positif COVID-19 di Kabupaten Sikka yang hingga kini terus mengalami penurunan dari semula 27 kasus kini turun sekitar 80 persen.
Ia mengatakan tracing kontak tersebut dilakukan hingga ke ring tiga dimana hal ini untuk mengantisipasi jangan sampai pasien reaktif tersebut yang sudah kontak langsung dengan warga sekitar.
"Bersyukur akibat ketatnya tracking kontak ini, hingga saat ini kabupaten Sikka mampu melokalisir terjadinya transmisi lokal," tambah dia.
Ia pun mengatakan sejak awal kasus COVID-19, Sikka memang memang tertinggi di seluruh NTT yakni mencapai 27 kasusnya yang berasal dari Kluster Lembelu, Magetan dan Gowa.
Juru bicara gugus tugas COVID-19 kabupaten Sikka ini juga menambahkan bahwa sampai dengan Senin (29/6) siang, jumlah tersisa 10 orang pasien COVID-19 yang masih dirawat di ruang isolasi RSUD TC Hillers Maumere.
"Kondisi mereka saat ini juga dalam keadaan fit, sehingga kemungkinan sepekan atau dua pekan lagi 10 orang itu akan sembuh, sehingga kabupaten Sikka masuk dalam zona hijau," tambah dia.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa tak bertambahnya kasus positif COVID-19 di kabupaten itu juga karena peran dari seluruh gugus tugas untuk menjaga dan mencegah penyebaran di kabupaten itu.
Baca juga: Kasus positif COVID-19 bertambah, Sikka berlakukan jam malam cegah penyebaran COVID-19
Baca juga: Pemkab Sikka siapkan Rp47 miliar untuk tangani COVID-19
"Koordinasi juga terus kita lakukan, baik mulai dari Kabupaten hingga ke desa-desa, dengan memantau terus kedatangan orang, sehingga yang kami khawatirkan berupa transmisi lokal itu tak terjadi," ujar dia.
Lebih lanjut kata dia, masyarakat di Kabupaten Sikka juga paham dan selalu mengikuti protokol kesehatan yang disampaikan oleh pemerintah kabupaten sehingga kasusnya pun tak bertambah hingga hari ini.