Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendukung pembentukan Majelis Syuro Dunia atau "World Consultative Assembly" yang digagas MPR RI, salah satu tujuannya mendorong terwujudnya tatanan dunia Islam yang harmonis, damai, dan berkeadaban.
"Presiden Joko Widodo mendukung penuh upaya MPR RI membentuk Majelis Syuro Dunia yang akan menjadi wadah berhimpun MPR dari berbagai negara yang memiliki sistem yang sama, khususnya negara-negara berpenduduk muslim di dunia," kata Bamsoet dalam keterangannya, di Jakarta, Kamis, (9/7).
Bamsoet usai bertemu Presiden Jokowi, di Istana Bogor, Rabu (8/7).
Baca juga: Presiden tekankan dua hal utama dalam KTT ASEAN ke-36
Dia menilai dukungan Presiden Jokowi akan lebih memacu semangat MPR RI agar dapat mendeklarasikan berdirinya Majelis Syuro Dunia pada Agustus 2021.
Bamsoet menjelaskan Majelis Syuro Dunia juga akan menginisiasi terbentuknya Bursa Efek Syariah Dunia atau "Global Syariah Stock Exchange" yang akan menjadi jawaban atas kondisi karut-marut perekonomian global akibat terlalu lama dirundung kapitalisme dan liberalisme.
Menurut dia, dengan terwujudnya "Global Syariah Stock Exchange" sekaligus akan mewujudkan "Islamic Capital Hub" dalam Industri pasar modal dunia.
"Sebagai awalan, Bursa Efek Syariah Dunia bisa melibatkan berbagai bursa ternama seperti Malaysian Islamic Capital Markets, Bursa Istanbul maupun Dubai Financial Market. Gagasan ini perlu dikaji dan didalami lebih jauh oleh berbagai pakar ekonomi dari berbagai negara dunia yang difasilitasi oleh Majelis Syuro Dunia," ujarnya lagi.
Politisi Partai Golkar itu meyakini parlemen dari masing-masing negara punya peran besar dalam mendorong pemerintahan masing-masing negaranya agar melepaskan diri dari jerat kapitalisme yang mencekik.
Menurut dia, dengan mengedepankan industri keuangan syariah, selain terhindar riba juga akan menjadikan para pelaku ekonomi tidak berspekulasi terhadap mata uang.
"Sederhananya, uang digunakan untuk mencukupi kebutuhan sektor riil, bukan semata untuk kepentingan spekulasi yang akhirnya membuat ekonomi liberal rentan dengan krisis. Seperti yang kini sedang terjadi, yang perang dagang adalah Tiongkok dengan Amerika Serikat, namun yang kena getahnya seluruh negara dunia, ini lantaran tatanan ekonomi dunia tidak seimbang," katanya pula.
Menurut dia, melalui Majelis Syuro Dunia, diharapkan juga bisa mewujudkan pusat referensi produk halal dunia atau "World Hub of Halal", sehingga penduduk muslim dunia tidak perlu khawatir terhadap kepastian serta ketersediaan makanan dan minuman halal.
Baca juga: Presiden Jokowi sampaikan empat pesan untuk Forum Rektor Indonesia
Bamsoet menilai memajukan penduduk muslim melalui berbagai produk maupun industri berbasis syariah bukan untuk memusuhi penduduk agama lain, namun sebagai alternatif jalan keluar atas kondisi dunia yang sudah karut-marut akibat terlalu lama dirundung kapitalisme dan liberalisme.
"Wajah dunia harus diubah menjadi saling tolong-menolong, solidaritas antarmanusia yang memberikan kesempatan kepada siapa pun menggapai kesejahteraan dan kemakmuran," katanya lagi.