Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 11 paus pilot terdampar terjadi di perairan Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, di dalam wilayah yang termasuk kawasan Taman Nasional Perairan Laut Sawu.
Ke-11 ekor paus pilot dilaporkan terdampar di dua lokasi terpisah, pada Kamis (30/7) sekitar pukul 09.00 WITA, kata Dirjen Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Aryo Hanggono, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat, (31/7).
Lima ekor paus pilot dilaporkan terdampar di pantai Lie Jaka dan enam ekor lainnya terdampar di Kelurahan Ledeunu, Kecamatan Raijua, Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Baca juga: BKKPN persiapkan rekonstruksi tulang paus biru untuk dimuseumkan
Peristiwa ini dilaporkan oleh personil Pospol Raijua dan Camat Raijua kepada KKP melalui Balai Kawasan Konservasi
Aryo mengatakan dalam survey penyebaran mamalia laut yang dilakukan oleh BKKPN Kupang, perairan Sabu Raijua termasuk koridor ruaya paus dan lumba-lumba.
"Perlindungan dan pelestarian mamalia laut merupakan salah satu target pengelolaan kawasan konservasi perairan. Terutama di TNP Laut Sawu dengan luas 3,35 juta ha merupakan habitat alami bagi 31 jenis mamalia laut meliputi 18 jenis paus, 12 jenis lumba-lumba, dan 1 jenis duyung," ujar Aryo.
Lebih lanjut, Aryo telah menginstruksikan BKKPN Kupang untuk berkoordinasi dengan aparat setempat dalam penanganan mamalia laut terdampar di wilayah TNP Laut Sawu dan meminta agar ke depan dilakukan sosialisasi dan pelatihan penanganan mamalia laut terdampar di wilayah kejadian.
"Saya menyampaikan terima kasih kepada Pemda Kabupaten Sabu Raijua, Direktur Polair Polda NTT, Kapolres Polres Sabu Raijua, Camat Raijua dan masyarakat kelurahan Ledeunu atas koordinasi dan kerjasama dalam penanganan 11 ekor paus pilot," ucapnya.
Sementara itu, Kepala BKKPN Ikram Sangadi menjelaskan berdasarkan identifikasi, 11 ekor paus tersebut merupakan jenis paus pilot sirip pendek (Globicephala macrorhynchus) yang hidup di perairan beriklim hangat dan dapat beruaya ke daerah dekat pantai.
Paus yang terdampar ini memiliki ukuran panjang antara 2,5-6,0 meter dengan lebar tubuh 0,9-1,2 meter sehingga dikategorikan masih berusia remaja dan dewasa.
"Oleh karena sifat dan tingkah laku paus pilot hidup secara bergerombol maka potensi terdampar juga akan terjadi dalam jumlah banyak, sangat jarang paus pilot mengalami terdampar dalam jumlah kurang dari 10 individu, selain itu ukurannya juga beragam,” jelas Ikram Sangadi.
Baca juga: Balai konservasi periksa bangkai paus biru yang terdampar di Kupang
Ikram mengungkapkan dari 11 individu Paus Pilot yang terdampar 10 dalam keadaan mati dan hanya 1 individu yang dapat diselamatkan.
"Kejadian seperti ini terjadi juga di pulau Sabu pada Oktober 2019 sebanyak 17 individu paus pilot mengalami terdampar dan hanya dapat diselamatkan 9 individu, 8 individu mati dan ditangani lanjut proses penguburan,” katanya.
Ke-11 ekor paus pilot dilaporkan terdampar di dua lokasi terpisah, pada Kamis (30/7) sekitar pukul 09.00 WITA, kata Dirjen Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Aryo Hanggono, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat, (31/7).
Lima ekor paus pilot dilaporkan terdampar di pantai Lie Jaka dan enam ekor lainnya terdampar di Kelurahan Ledeunu, Kecamatan Raijua, Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Baca juga: BKKPN persiapkan rekonstruksi tulang paus biru untuk dimuseumkan
Peristiwa ini dilaporkan oleh personil Pospol Raijua dan Camat Raijua kepada KKP melalui Balai Kawasan Konservasi
Aryo mengatakan dalam survey penyebaran mamalia laut yang dilakukan oleh BKKPN Kupang, perairan Sabu Raijua termasuk koridor ruaya paus dan lumba-lumba.
"Perlindungan dan pelestarian mamalia laut merupakan salah satu target pengelolaan kawasan konservasi perairan. Terutama di TNP Laut Sawu dengan luas 3,35 juta ha merupakan habitat alami bagi 31 jenis mamalia laut meliputi 18 jenis paus, 12 jenis lumba-lumba, dan 1 jenis duyung," ujar Aryo.
Lebih lanjut, Aryo telah menginstruksikan BKKPN Kupang untuk berkoordinasi dengan aparat setempat dalam penanganan mamalia laut terdampar di wilayah TNP Laut Sawu dan meminta agar ke depan dilakukan sosialisasi dan pelatihan penanganan mamalia laut terdampar di wilayah kejadian.
"Saya menyampaikan terima kasih kepada Pemda Kabupaten Sabu Raijua, Direktur Polair Polda NTT, Kapolres Polres Sabu Raijua, Camat Raijua dan masyarakat kelurahan Ledeunu atas koordinasi dan kerjasama dalam penanganan 11 ekor paus pilot," ucapnya.
Sementara itu, Kepala BKKPN Ikram Sangadi menjelaskan berdasarkan identifikasi, 11 ekor paus tersebut merupakan jenis paus pilot sirip pendek (Globicephala macrorhynchus) yang hidup di perairan beriklim hangat dan dapat beruaya ke daerah dekat pantai.
Paus yang terdampar ini memiliki ukuran panjang antara 2,5-6,0 meter dengan lebar tubuh 0,9-1,2 meter sehingga dikategorikan masih berusia remaja dan dewasa.
"Oleh karena sifat dan tingkah laku paus pilot hidup secara bergerombol maka potensi terdampar juga akan terjadi dalam jumlah banyak, sangat jarang paus pilot mengalami terdampar dalam jumlah kurang dari 10 individu, selain itu ukurannya juga beragam,” jelas Ikram Sangadi.
Baca juga: Balai konservasi periksa bangkai paus biru yang terdampar di Kupang
Ikram mengungkapkan dari 11 individu Paus Pilot yang terdampar 10 dalam keadaan mati dan hanya 1 individu yang dapat diselamatkan.
"Kejadian seperti ini terjadi juga di pulau Sabu pada Oktober 2019 sebanyak 17 individu paus pilot mengalami terdampar dan hanya dapat diselamatkan 9 individu, 8 individu mati dan ditangani lanjut proses penguburan,” katanya.