Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) mengajukan pinjaman daerah senilai Rp1,5 triliun ke PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) untuk membangun sejumlah sektor pembangunan di provinsi berbasiskan kepulauan itu.
"Pinjaman Rp1,5 triliun yang diajukan ini untuk enam sektor yakni infrastruktur jalan, pengembangan perikanan, peternakan, pertanian, kehutanan, dan penanaman porang," kata Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi dalam keterangan yang diterima di Kupang, Senin, (24/8).
Ia menjelaskan pihak PT SMI telah menyetujui pinjaman senilai Rp189,7 miliar pada tahap pertama dari nilai pinjaman yang diajukan.
Baca juga: NTT peroleh pinjaman Rp189,7 miliar untuk bangun infrastruktur jalan
Persetujuan pinjaman tahap pertama ini ditandai dengan penandatanganan secara langsung yang dilakukan Josef Nae Soi dengan Direktut SM Edwin Syahruzad di kantor pusat SMI, Senin (24/8).
"Kami memberikan apresiasi yang tinggi ke pihak Kementerian Keuangan dan PT SMI atas terkabulnya permohonan pinjaman tahap pertama ini," katanya.
Nae Soi mengatakan pemerintah provinsi sangat membutuhkan pinjaman ini untuk menggenjot berbagai sektor pembangunan karena tidak bisa hanya bergantung pada dana transfer dari pusat dalam bentuk Dana Alokasi Khusus (DAK) maupun Dana Alokasi Umum (DAU).
Khusus untuk sektor infrastruktur jalan provinsi di NTT saja, lanjut dia, terdapat sepanjang 2.600an kilometer yang sebagian besar dalam keadaan rusak berat maupun ringan.
"Tidak mungkin kami hanya bergantung pada dana transfer untuk membereskan ini. Belum lagi untuk bangun infrastruktur lainnya seperti embung, air, juga pengembangan pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan serta sektor lainnya,” katanya.
Ia mengatakan untuk pinjaman tahap pertama ini akan digunakan untuk membiayai 16 ruas jalan yang menyebar di berbagai kabupaten dengan total panjang sekitar 189 kilometer.
Baca juga: DPRD : rencana pinjaman daerah mengikuti regulasi
Nae Soi berharap setelah pinjaman tahap pertama ini, akan segera dilanjutkan dengan tahap berikutnya sampai memenuhi total pinjaman yang diajukan sebesar Rp1,5 triliun.
"Untuk prosesnya kami juga senantiasa dipermudah dan didampingi oleh tim dari SMI untuk pengurusan administrasinya,” kata Nae Soi.
"Pinjaman Rp1,5 triliun yang diajukan ini untuk enam sektor yakni infrastruktur jalan, pengembangan perikanan, peternakan, pertanian, kehutanan, dan penanaman porang," kata Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi dalam keterangan yang diterima di Kupang, Senin, (24/8).
Ia menjelaskan pihak PT SMI telah menyetujui pinjaman senilai Rp189,7 miliar pada tahap pertama dari nilai pinjaman yang diajukan.
Baca juga: NTT peroleh pinjaman Rp189,7 miliar untuk bangun infrastruktur jalan
Persetujuan pinjaman tahap pertama ini ditandai dengan penandatanganan secara langsung yang dilakukan Josef Nae Soi dengan Direktut SM Edwin Syahruzad di kantor pusat SMI, Senin (24/8).
"Kami memberikan apresiasi yang tinggi ke pihak Kementerian Keuangan dan PT SMI atas terkabulnya permohonan pinjaman tahap pertama ini," katanya.
Nae Soi mengatakan pemerintah provinsi sangat membutuhkan pinjaman ini untuk menggenjot berbagai sektor pembangunan karena tidak bisa hanya bergantung pada dana transfer dari pusat dalam bentuk Dana Alokasi Khusus (DAK) maupun Dana Alokasi Umum (DAU).
Khusus untuk sektor infrastruktur jalan provinsi di NTT saja, lanjut dia, terdapat sepanjang 2.600an kilometer yang sebagian besar dalam keadaan rusak berat maupun ringan.
"Tidak mungkin kami hanya bergantung pada dana transfer untuk membereskan ini. Belum lagi untuk bangun infrastruktur lainnya seperti embung, air, juga pengembangan pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan serta sektor lainnya,” katanya.
Ia mengatakan untuk pinjaman tahap pertama ini akan digunakan untuk membiayai 16 ruas jalan yang menyebar di berbagai kabupaten dengan total panjang sekitar 189 kilometer.
Baca juga: DPRD : rencana pinjaman daerah mengikuti regulasi
Nae Soi berharap setelah pinjaman tahap pertama ini, akan segera dilanjutkan dengan tahap berikutnya sampai memenuhi total pinjaman yang diajukan sebesar Rp1,5 triliun.
"Untuk prosesnya kami juga senantiasa dipermudah dan didampingi oleh tim dari SMI untuk pengurusan administrasinya,” kata Nae Soi.