Kupang (Antara NTT) - Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Timur terus mencari pola pengembangan dan pengemasan wisata, terutama tarian Likurai, sebuah tarian khas budaya Timor untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke Timor Barat.
"Kami sedang mengemas festival budaya Likurai sebagai pintu masuk bagi wisatawan untuk mengunjungi berbagai objek wisata yang ada di Pulau Timor bagian barat NTT," kata Yohana Pakerang, Kepala Seksi Pengembangan Informasi Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata NTT di Kupang, Minggu (13/8).
Ia mengatakan parade budaya Likurai tersebut direncanakan berlangsung pada 2018 dengan melibatkan semua pemerintah kabupaten/kota di daratan Timor seperti Kota dan Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Timor Tengah Utara, serta Kabupaten Belu dan Malaka.
"Festival budaya Likurai itu sebagai upaya pemerintah NTT dalam melestarikan budaya Likurai. Dengan festival budaya ini kami harapkan menjadi pintu masuk bagi wisatawan untuk mengunjungi berbagai objek wisata di daerah ini," katanya.
Ia mengatakan selain memiliki keunggulan wisata budaya, Pulau Timor juga memiliki obyek wisata alam dan wisata pantai yang sangat indah seperti obyek wisata batu alam Fatuleu dan pantai Kolbano.
"Kami sedang mengemas festival budaya Likurai sebagai pintu masuk bagi wisatawan untuk mengunjungi berbagai objek wisata yang ada di Pulau Timor bagian barat NTT," kata Yohana Pakerang, Kepala Seksi Pengembangan Informasi Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata NTT di Kupang, Minggu (13/8).
Ia mengatakan parade budaya Likurai tersebut direncanakan berlangsung pada 2018 dengan melibatkan semua pemerintah kabupaten/kota di daratan Timor seperti Kota dan Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Timor Tengah Utara, serta Kabupaten Belu dan Malaka.
"Festival budaya Likurai itu sebagai upaya pemerintah NTT dalam melestarikan budaya Likurai. Dengan festival budaya ini kami harapkan menjadi pintu masuk bagi wisatawan untuk mengunjungi berbagai objek wisata di daerah ini," katanya.
Ia mengatakan selain memiliki keunggulan wisata budaya, Pulau Timor juga memiliki obyek wisata alam dan wisata pantai yang sangat indah seperti obyek wisata batu alam Fatuleu dan pantai Kolbano.
Pengembangan pariwisata di Pulau Timor termasuk sangat terlambat, meski daerah ini memiliki beraneka budaya serta keindahan alam yang memikat minat wisatawan untuk berkunjung ke daerah ini.
Pantai Kolbano di wilayah pantai selatan Kabupaten Timor Tengah Selatan, misalnya, memiliki objek wisata pantai sangat menjanjikan, namun tidak pernah dikelola secara profesional untuk menjadikannya sebagai salah satu objek wisata yang menarik di Pulau Timor.
Pemerintah daerah tampaknya belum menjadikan sektor pariwisata menjadi primadona, karena daerah ini lebih terkenal dan populer dengan sebutan sebagai basis gudang ternak di Nusa Tenggara Timur.
Namun, Pakereng melihat kemungkinan ke arah itu hanya dengan pegelaran festival budaya Likurai, yang diharapkan menjadi pintu masuk bagi wisatawan berkunjung ke Pulau Timor.
Dia menjelaskan, kegiatan festival Likurai di Pulau Timor ini dilakukan setelah pemerintah NTT sukses dalam menggelar kegiatan berskala nasional dan internasional di Pulau Flores dan Sumba seperti Tour de Flores serta Festival Tenun Ikat dan Parade 1001 Kuda Sandelwood di Pulau Sumba.
Dia menjelaskan, kegiatan festival Likurai di Pulau Timor ini dilakukan setelah pemerintah NTT sukses dalam menggelar kegiatan berskala nasional dan internasional di Pulau Flores dan Sumba seperti Tour de Flores serta Festival Tenun Ikat dan Parade 1001 Kuda Sandelwood di Pulau Sumba.
Ia mengharpkan agar Festival Tarian Lukurai bisa dilaksanakan bertepatan dengan Tour de Timor, sebagai suguhan wisata bagi para peserta relly sepeda bertaraf internasional tersebut.