Kupang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur mulai mengevakuasi ratusan warga di dua kecamatan di daerah itu yang terdampak langsung dengan erupsi Gunung Ili Lewotolok.
"Saat ini evakuasi warga sedang kami lakukan, ada warga dari dua kecamatan yang kami evakuasi," kata Kepala Pelaksana BPBD Lembata Kanis Making saat dihubungi ANTARA dari Kupang, Minggum (29/11).
Baca juga: Warga diimbau tak beraktivitas di sekitar Gunung Lewotolok
Ia mengatakan bahwa warga dari dua kecamatan yang dievakuasi itu dari Kecamatan Ile Ape dan Kecamatan Ile Ape Timur.
Ratusan warga itu dievakuasi ke Kota Lewoleba, Ibu Kota dari Kabupaten Lembata dan ditempatkan di tempat yang sudah disiapkan oleh BPBD Lembata.
"Nanti kami akan infokan lagi secara rinci, tetapi saat ini masih evakuasi jadi kalau bisa mohon waktunya," kata Kanis Makin.
Sementara itu, Sekda Lembata Paskalis Ola Tapo Bali mengatakan, Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok telah memerintahkan untuk mengevakuasi masyarakat ke tempat yang aman.
“Kami juga memohon dukungan armada dan personel TNI-Polri untuk hal ini. Kami sudah perintahkan seluruh kendaraan dinas Pemkab dikerahkan mengevakuasi masyarakat sekitar,” katanya.
Ia menambahkan bahwa, yang terdampak sesuai peta kawasan rawan bencana (KRB) adalah Desa Todanara sampai dengan Lamau. Namun tidak tertutup kemungkinan pada desa-desa sekitar lainnya.
“Untuk proses evakuasi diutamakan kelompok rentan, seperti orang tua, jompo, anak-anak, ibu hamil, dan orang sakit,” ujar dia.
Sementara itu terkait titik kumpul, Pemkabn Lembata untuk sementara menggunakan halaman kantor bupati lama. BPBD diminta juga menyiakan tenda-tenda penampungan.
Baca juga: Gunung Lewotolok alami erupsi
“Titik kumpul sementara di depan kantor Bupati Lama. BPBD diminta menyiapkan tenda-tenda penampungan,” katanya.
Sebelumnya Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata pada Minggu (29/11) pukul 09:45 WITA kembali erupsi dengan ketinggian abu mencapai 4.000 meter di atas permukaan laut, lebih tinggi dari erupsi pertama yang terjadi pada 27 November 2020, yang hanya mencapai 500 meter.
Kolom abu menurut laporan PVBMG berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur dan barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 35 mm dan durasi kurang lebih 10 menit. Hingga saat ini status waspadanya masih pada Level II.
"Saat ini evakuasi warga sedang kami lakukan, ada warga dari dua kecamatan yang kami evakuasi," kata Kepala Pelaksana BPBD Lembata Kanis Making saat dihubungi ANTARA dari Kupang, Minggum (29/11).
Baca juga: Warga diimbau tak beraktivitas di sekitar Gunung Lewotolok
Ia mengatakan bahwa warga dari dua kecamatan yang dievakuasi itu dari Kecamatan Ile Ape dan Kecamatan Ile Ape Timur.
Ratusan warga itu dievakuasi ke Kota Lewoleba, Ibu Kota dari Kabupaten Lembata dan ditempatkan di tempat yang sudah disiapkan oleh BPBD Lembata.
"Nanti kami akan infokan lagi secara rinci, tetapi saat ini masih evakuasi jadi kalau bisa mohon waktunya," kata Kanis Makin.
Sementara itu, Sekda Lembata Paskalis Ola Tapo Bali mengatakan, Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok telah memerintahkan untuk mengevakuasi masyarakat ke tempat yang aman.
“Kami juga memohon dukungan armada dan personel TNI-Polri untuk hal ini. Kami sudah perintahkan seluruh kendaraan dinas Pemkab dikerahkan mengevakuasi masyarakat sekitar,” katanya.
Ia menambahkan bahwa, yang terdampak sesuai peta kawasan rawan bencana (KRB) adalah Desa Todanara sampai dengan Lamau. Namun tidak tertutup kemungkinan pada desa-desa sekitar lainnya.
“Untuk proses evakuasi diutamakan kelompok rentan, seperti orang tua, jompo, anak-anak, ibu hamil, dan orang sakit,” ujar dia.
Sementara itu terkait titik kumpul, Pemkabn Lembata untuk sementara menggunakan halaman kantor bupati lama. BPBD diminta juga menyiakan tenda-tenda penampungan.
Baca juga: Gunung Lewotolok alami erupsi
“Titik kumpul sementara di depan kantor Bupati Lama. BPBD diminta menyiapkan tenda-tenda penampungan,” katanya.
Sebelumnya Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata pada Minggu (29/11) pukul 09:45 WITA kembali erupsi dengan ketinggian abu mencapai 4.000 meter di atas permukaan laut, lebih tinggi dari erupsi pertama yang terjadi pada 27 November 2020, yang hanya mencapai 500 meter.
Kolom abu menurut laporan PVBMG berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur dan barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 35 mm dan durasi kurang lebih 10 menit. Hingga saat ini status waspadanya masih pada Level II.