Kupang (Antara NTT) - Keputusan untuk menutup kembali rute baru Kupang-Papua dengan alasan arus penumpang pada lintasan itu tidak menunjukkan peningkatan tergantung hasil evaluasi, kata Kepala Cabang Pelni Kupang Adrian di Kupang.

"Inikan masih baru, jadi masih awal. Untuk penutupan atau tidak itu tergantung dari evaluasi di tingkat pusat," katanya saat di Kupang, Selasa, (29/8).

Menurut dia, proses evaluasi sendiri akan dilakukan persmester ataupun tahunan semua untuk rute kapal milik Pelni yang berlayar. Termasuk KM. Sirimau yang mulai melayani pelayaran rute Kupang-Papua sejak Senin (21/8) pekan lalu. "Semua keputusan tergantung pada Pelni pusat dan Kementerian Perhubungan," jelasnya.

Ia mengatakan selain membantu menghubungkan kedua provinsi baik NTT dan Papua dengan mengangkut penumpang, pembukaan rute itu juga dapat memungkinkan pertukaran komoditas tiga daerah yakni NTT-Maluku-Papua sebab kapal tersebut juga melewati Maluku.

Iapun mencontohkan saat ini bawang merah asal Semau sudah mulai dibawa untuk dijual menggunakan kapal Sirimau ke Maluku dan Papua. Kemudian juga jeruk manis dari Nabire juga dijual di daerah Maluku dan Kupang. "Ada banyak hal yang dapat diambil keuntungan dengan pembukaan rute itu," tambahnya.

Sebelumnya PT Pelni membuka kembali rute pelayaran Kupang, Nusa Tenggara Timur menuju Papua (Kupang-Papua) dengan menggunakan KM Sirimau setelah sekian lama rute pelayaran tersebut dihentikan.

"Pembukaan kembali rute pelayaran tersebut untuk memenuhi permintaan masyarakat NTT yang ada di Papua dan sebaliknya, karena kesulitan untuk bepergian setelah mata rantai pelayaran dengan KM Kelimutu terhenti," kata Direktur Usaha Angkutan Penumpang PT Pelni OM Sodikin.

Ia mengatakan permintaan dari masyarakat ini memang sudah sangat lama. Sebab menurutnya beberapa tahun lalu sempat ada jalur Kupang (NTT) ke Papua. Namun hal tersebut terhenti dan ditutup jalurnya karena kurangnya penumpang baik dari Kupang-Papua maupun sebaliknya.

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024