Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, meminta masyarakat di kaki Gunung Ili Lewotolok tetap mewaspadai erupsi gunung itu karena masih terus mengeluarkan material vulkanik.

"Kami minta masyarakat untuk mewaspadai hal ini karena sampai kemarin juga masih terus erupsi," kata Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday saat dihubungi dari Kupang, Jumat, (12/2).

Hal ini disampaiakn berkaitan dengan masih terjadinya erupsi Gunung Ili Lewotolok serta upaya pemerintah daerah setempat mengantisipasi terjadinya bencana erupsi gunung api di daerah itu.

Mantan dosen ekonomi Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) itu mengatakan bahwa saat ini seluruh warga yang sempat mengungsi di kota Lewoleba, ibu kota Kabupaten Lembata, sudah kembali ke rumahnya masing-masing.

Termasuk warga di beberapa desa yang letak desanya masuk dalam zona rawan bencana erupsi Gunung Ili Lewotolok, salah satunya Jontona yang jaraknya kurang lebih 4 kilometer dari puncak gunung tersebut.

"Semua pengungsi sudah dipulangkan ke rumahnya masing-masing, tetapi semua harus tetap waspada," ujar dia.

Sebelumnya diberitakan pada Kamis (11/2) Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, NTT, kembali mengalami erupsi dan kawahnya mengeluarkan asap putih dengan tinggi kolom 800 meter menurut pos pengamatan gunung api setempat.

"Asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal dan tinggi 800 meter di atas puncak kawah," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Ili Lewotolok Stanislaus Ara Kian.

Baca juga: Gunung Ili Lewotolok kembali erupsi

Stanis mengatakan bahwa angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur dan tenggara di kawasan gunung api tersebut.

Ia menyarankan warga sekitar lereng Ili Lewotolok serta pengunjung, pendaki dan wisatawan tidak melakukan aktivitas di area dalam radius tiga kilometer dari puncak kawah gunung api tersebut.

Hingga kini status gunung api tersebut juga masih dalam status siaga level III.
 

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024