Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi masih melanjutkan tren positif didukung sentimen eksternal dan domestik.
Pada pukul 9.33 WIB, rupiah menguat 37 poin atau 0,27 persen ke posisi Rp13.873 per dolar AS dari posisi penutupan perdagangan sebelumnya Rp13.910 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa, mengatakan, minat pasar terhadap aset berisiko terlihat masih tinggi pagi ini yang ditunjukkan dengan indeks-indeks saham yang menguat.
"Minat pasar ini didukung berita positif mengenai kemajuan vaksinasi COVID-19 global, menurunnya kasus baru harian COVID-19, dan prospek stimulus besar pemerintah AS," ujar Ariston.
Menurut Ariston, mempertimbangkan sentimen tersebut, rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS pada hari ini.
"Dari dalam negeri, selain kasus baru harian COVID-19 yang juga menurun, surplus neraca perdagangan Indonesia bulan Januari juga bisa membantu penguatan rupiah hari ini," kata Ariston.
Baca juga: Dolar melemah karena optimisme pasar
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan RI mengalami surplus 1,96 miliar dolar AS pada Januari 2021 dengan nilai ekspor 15,30 miliar dolar AS dan impor 13,34 miliar dolar AS.
Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran Rp13.850 per dolar AS hingga Rp13.980 per dolar AS.
Pada Senin (15/2) lalu, rupiah ditutup menguat 63 poin atau 0,45 persen ke posisi Rp13.910 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp13.973 per dolar AS.
Pada pukul 9.33 WIB, rupiah menguat 37 poin atau 0,27 persen ke posisi Rp13.873 per dolar AS dari posisi penutupan perdagangan sebelumnya Rp13.910 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa, mengatakan, minat pasar terhadap aset berisiko terlihat masih tinggi pagi ini yang ditunjukkan dengan indeks-indeks saham yang menguat.
"Minat pasar ini didukung berita positif mengenai kemajuan vaksinasi COVID-19 global, menurunnya kasus baru harian COVID-19, dan prospek stimulus besar pemerintah AS," ujar Ariston.
Menurut Ariston, mempertimbangkan sentimen tersebut, rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS pada hari ini.
"Dari dalam negeri, selain kasus baru harian COVID-19 yang juga menurun, surplus neraca perdagangan Indonesia bulan Januari juga bisa membantu penguatan rupiah hari ini," kata Ariston.
Baca juga: Dolar melemah karena optimisme pasar
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan RI mengalami surplus 1,96 miliar dolar AS pada Januari 2021 dengan nilai ekspor 15,30 miliar dolar AS dan impor 13,34 miliar dolar AS.
Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran Rp13.850 per dolar AS hingga Rp13.980 per dolar AS.
Pada Senin (15/2) lalu, rupiah ditutup menguat 63 poin atau 0,45 persen ke posisi Rp13.910 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp13.973 per dolar AS.