Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan terkoreksi di tengah beragamnya pergerakan bursa saham kawasan Asia.

IHSG dibuka melemah 9,37 poin atau 0,15 persen ke posisi 6.346,8. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 1,4 poin atau 0,15 persen ke posisi 956,34.

"Fokus pada minggu ini tertuju pada relaksasi pajak beberapa sektor dan penetapan suku bunga China. IHSG pada awal pekan ini berpeluang bergerak di kisaran 6.277- 6.382," tulis Tim Riset Lotus Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat, (19/3).

Bursa ekuitas AS bergerak variatif pada perdagangan akhir pekan lalu merespon keputusan bank sentral AS, Federal Reserve (Fed) yang menolak untuk memperpanjang relaksasi syarat modal bank yang sebelumnya diterapkan saat pandemi COVID-19.

The Fed pada Jumat (19/3) menolak untuk memperpanjang pelonggaran rasio leverage atau solvabilitas tambahan untuk bank selama pandemi.

Dari Eropa, Perancis mengumumkan pemberlakukan lockdown selama empat pekan pada 16 wilayah bagian. Penguncian tersebut diterapkan di tengah kekhawatiran terhadap progres kampanye vaksinasi di beberapa negara Eropa.

Pelaku pasar juga tampaknya masih berfokus pada lonjakan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang memicu kembali kekhawatiran terhadap valuasi saham.

Baca juga: Rupiah melemah dibayangi imbal hasil obligasi AS

Dari komoditas, harga minyak melemah pada Jumat (19/3), turun 8 persen secara mingguan karena gelombang baru infeksi COVID-19 di seluruh Eropa yang mendorong lockdown baru dan mengurangi harapan pemulihan permintaan BBM.

Minyak WTI turun 4 sen per barel ke level 59,96 dolar AS per barel dan minyak Brent turun 10 sen per barel ke harga 63,18 dolar AS per barel.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain Indeks Nikkei melemah 535,36 poin atau 1,8 persen ke 29.256,69, Indeks Hang Seng naik 113,8 poin atau 0,39 persen ke 29.104,74, dan Indeks Straits Times meningkat 10,37 poin atau 0,33 persen ke 3.144,91.

Pewarta : Citro Atmoko
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024