Jakarta (ANTARA) - Presiden Porto Jorge Nuno Pinto da Costa menyatakan klubnya menolak gagasan Liga Super Eropa sekalipun sudah dihubungi secara informal untuk bergabung dalam proyek itu.
Porto bukan di antara 12 klub pendiri kompetisi yang kontroversial dan mengancam merusak seluruh sistem sepak bola Eropa tersebut.
Klub-klub pendiri mengeluarkan pernyataan bahwa masih ada ruang untuk tiga klub anggota tetap yang bisa dimasukkan tetapi Pinto da Costa mengatakan Porto yang juara Eropa dua kali dan terakhir menjuarai Liga Champions pada 2004, tidak akan menjadi salah satu dari tiga klub itu.
"Ada beberapa kali kontrak informal dari beberapa klub tetapi kami tidak mempedulikannya karena dua alasan," kata Pinto da Costa dalam laman Porto seperti dikutip AFP, Selasa, (20/4).
"Yang pertama adalah Uni Eropa tidak membolehkan kompetisi tertutup seperti NBA contohnya. Karena Federasi Sepakbola Portugal menentang ini dan sebagai bagian dari UEFA, kami tak bisa berperan serta dalam hal apa pun yang menentang prinsip dan aturan Uni Eropa dan UEFA."
"Jika ini jalan terus yang mana sangat saya ragukan, maka itu tidak akan menjadi akhir UEFA dan mereka pasti akan mempertahankan kompetisi berjalan. Mesti dicamkan bahwa kompetisi yang dikelola oleh UEFA adalah kompetisi resmi."
"Kami tak masalah ada di dalam ataupun di luar, kami sudah berada dalam Liga Champions dan kami harap terus seperti itu selamanya."
12 klub pendiri Liga Super Eropa adalah Manchester United, Liverpool, Arsenal, Chelsea, Manchester City, Tottenham, Barcelona, Real Madrid, Atletico Madrid, Juventus, AC Milan dan Inter Milan.
Dalam pernyataan bersama yang dibuat liga-liga dan federasi-federasi sepakbola di Inggris, Spanyol dan Italia Minggu pekan lalu, UEFA menyatakan pemain-pemain dan klub-klub yang berperan serta dalam Liga Super Eropa akan dilarang mengikuti kompetisi apa pun baik tingkat domestik, Eropa maupun dunia.
Baca juga: Protes anti Liga Super Eropa warnai laga Leeds vs Liverpool
Porto bukan di antara 12 klub pendiri kompetisi yang kontroversial dan mengancam merusak seluruh sistem sepak bola Eropa tersebut.
Klub-klub pendiri mengeluarkan pernyataan bahwa masih ada ruang untuk tiga klub anggota tetap yang bisa dimasukkan tetapi Pinto da Costa mengatakan Porto yang juara Eropa dua kali dan terakhir menjuarai Liga Champions pada 2004, tidak akan menjadi salah satu dari tiga klub itu.
"Ada beberapa kali kontrak informal dari beberapa klub tetapi kami tidak mempedulikannya karena dua alasan," kata Pinto da Costa dalam laman Porto seperti dikutip AFP, Selasa, (20/4).
"Yang pertama adalah Uni Eropa tidak membolehkan kompetisi tertutup seperti NBA contohnya. Karena Federasi Sepakbola Portugal menentang ini dan sebagai bagian dari UEFA, kami tak bisa berperan serta dalam hal apa pun yang menentang prinsip dan aturan Uni Eropa dan UEFA."
"Jika ini jalan terus yang mana sangat saya ragukan, maka itu tidak akan menjadi akhir UEFA dan mereka pasti akan mempertahankan kompetisi berjalan. Mesti dicamkan bahwa kompetisi yang dikelola oleh UEFA adalah kompetisi resmi."
"Kami tak masalah ada di dalam ataupun di luar, kami sudah berada dalam Liga Champions dan kami harap terus seperti itu selamanya."
12 klub pendiri Liga Super Eropa adalah Manchester United, Liverpool, Arsenal, Chelsea, Manchester City, Tottenham, Barcelona, Real Madrid, Atletico Madrid, Juventus, AC Milan dan Inter Milan.
Dalam pernyataan bersama yang dibuat liga-liga dan federasi-federasi sepakbola di Inggris, Spanyol dan Italia Minggu pekan lalu, UEFA menyatakan pemain-pemain dan klub-klub yang berperan serta dalam Liga Super Eropa akan dilarang mengikuti kompetisi apa pun baik tingkat domestik, Eropa maupun dunia.
Baca juga: Protes anti Liga Super Eropa warnai laga Leeds vs Liverpool