Jakarta (ANTARA) - Keputusan Tottenham Hotspur memecat manajer Jose Mourinho yang hanya beberapa hari sebelum final Piala Liga melawan Manchester City adalah "gila," kata mantan kapten timnas Inggris Wayne Rooney dalam laman ESPN.
Rooney yang menjadi pemain Mourinho ketika keduanya masih bersama Manchester United menilai Spurs semestinya menunggu sampai selesainya final Sabtu nanti sebelum mengakhiri kontrak pria berusia 58 tahun itu.
Spurs terseok-seok musim ini dan para penggemar tak menyukai gaya permainan yang diadopsi mantan pelatih Porto, Chelsea, Inter Milan dan Real Madrid yang menggantikan Mauricio Pochettino akhir 2019 itu.
"Saya kira gila saja melakukan hal itu sebelum final Piala," kata manajer Derby County itu kepada wartawan yang menyebut pemilihan waktu pemecatan itu aneh.
"Pastinya mereka bisa menunggu sampai setelah final Piala jika itu arah yang ingin mereka masuki."
"Mourinho adalah manajer yang senang memenangkan trofi, itu terlihat jelas sekali. Dia sudah memenangkan banyak trofi sepanjang kariernya. Saya yakin (ketua Spurs) Daniel Levy bisa menunggu sampai hari setelah pertandingan itu," sambung Roney.
"Jika ada manajer yang bisa menyiapkan tim melawan City dalam final Piala maka itu adalah Mourinho. Tottenham tak pernah mengalami musim terbaik, jadi dari sudut pandang itu ini gila dan berisiko besar."
Penyerang Tottenham Son Heung-Min berterima kasih kepada Mourinho setelah pengumuman pemecatan sang pelatih.
"Saya tak punya kata untuk melukiskan bagaimana perasaan saya, sungguh tersanjung bisa bekerja dengan dia," kata Son dalam Instagram. "Maafkan saya segalanya tak berlangsung lancar dan sangat berterima kasih untuk waktu kebersamaan kami. Semoga beruntung."
Mourinho berkata kepada Sky Sports tak perlu jeda dari sepakbola. "Saya selalu dalam sepak bola," kata dia.
Baca juga: Protes anti Liga Super Eropa warnai laga Leeds vs Liverpool
Baca juga: Perburuan empat besar Everton dan Tottenham terganjal
Rooney yang menjadi pemain Mourinho ketika keduanya masih bersama Manchester United menilai Spurs semestinya menunggu sampai selesainya final Sabtu nanti sebelum mengakhiri kontrak pria berusia 58 tahun itu.
Spurs terseok-seok musim ini dan para penggemar tak menyukai gaya permainan yang diadopsi mantan pelatih Porto, Chelsea, Inter Milan dan Real Madrid yang menggantikan Mauricio Pochettino akhir 2019 itu.
"Saya kira gila saja melakukan hal itu sebelum final Piala," kata manajer Derby County itu kepada wartawan yang menyebut pemilihan waktu pemecatan itu aneh.
"Pastinya mereka bisa menunggu sampai setelah final Piala jika itu arah yang ingin mereka masuki."
"Mourinho adalah manajer yang senang memenangkan trofi, itu terlihat jelas sekali. Dia sudah memenangkan banyak trofi sepanjang kariernya. Saya yakin (ketua Spurs) Daniel Levy bisa menunggu sampai hari setelah pertandingan itu," sambung Roney.
"Jika ada manajer yang bisa menyiapkan tim melawan City dalam final Piala maka itu adalah Mourinho. Tottenham tak pernah mengalami musim terbaik, jadi dari sudut pandang itu ini gila dan berisiko besar."
Penyerang Tottenham Son Heung-Min berterima kasih kepada Mourinho setelah pengumuman pemecatan sang pelatih.
"Saya tak punya kata untuk melukiskan bagaimana perasaan saya, sungguh tersanjung bisa bekerja dengan dia," kata Son dalam Instagram. "Maafkan saya segalanya tak berlangsung lancar dan sangat berterima kasih untuk waktu kebersamaan kami. Semoga beruntung."
Mourinho berkata kepada Sky Sports tak perlu jeda dari sepakbola. "Saya selalu dalam sepak bola," kata dia.
Baca juga: Protes anti Liga Super Eropa warnai laga Leeds vs Liverpool
Baca juga: Perburuan empat besar Everton dan Tottenham terganjal