Kupang (Antara NTT) - PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Timur membangun Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi masyarakat yang bermukim di pulau-pulau kecil yang menyebar di provinsi kepulauan ini.
"Pasokan listrik untuk pulau-pulau kecil yang tidak bisa dijangkau perluasan jaringan maka dibangun PLTD komunal dan PLTS," kata Deputi Manajer Hukum dan Humas PT PLN (Persero) Wilayah NTT Sulistiyoadi Nikolaus saat dihubungi Antara di Kupang, Jumat.
Dia menjelaskan upaya tersebut merupakan siasat PLN dalam mengejar pencapaian program 100 persen NTT berlistrik yang ditargetkan dapat tercapai pada 2019.
Ia mencontohkan untuk Pulau Komodo dan Pulau Rinca di Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores yang sudah beroperasi dengan kondisi masing-masing daya terpasang 270 Kilowatt (KW) dan 100 KW.
Contoh lain, penempatan PLTD dan PLTS di Pulau Semau, Kabupaten Kupang dengan kondisi daya terpasang sebesar 385 KW untuk melayani sebanyak 2.625 rumah tangga.
"Untuk Pulau Semau sendiri sedang kami persiapakan untuk menyala 24 jam, saat ini hanya satu desa yang belum berlistrik dari total 11 desa di pulau itu," katanya.
Untuk daerah kepulauan lain, seperti di Kabupaten Flores Timur yang telah memiliki pembangkit di Waiwerang untuk Pulau Adonara, di Menanga dan Rita Ebang untuk Pulau Solor, selanjutnya tinggal dilakukan perluasan jaringan ke daerah pelosok pulau yang belum berlistrik.
Pasokan listrik untuk desa-desa pelosok di sejumlah pulau besar, seperti Pulau Timor, Flores, dan Sumba dilakukan dengan menarik jaringan dari sistem yang sudah "existing."
"Setidaknya strategi itu yang diterapkan untuk mempercepat kerja melistriki desa-desa di NTT yakni menempatkan pembangkit baru di pulau-pulau kecil dan perluasan jaringan di sistem yang sudah `existing`," katanya.
Untuk memastikan keandalan pasokan daya listrik di masa mendatang, PLN NTT sementara membangun sejumlah pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLMT) berdaya 40 Megawatt (MW) di Panaf, Kabupaten Kupang, PLTMG Maumere juga sebesar 40 MW, dan Labuan Bajo 50 MW.
Selain itu, dua PLTMG juga sedang dipersiapkan di Pulau Sumba, yakni di Weetebula, Sumba Barat Daya sebesar 30 MW dan 10 MW di Waingapu, Sumba Timur.
Kondisi rasio elektrifikasi di NTT saat ini mencapai 68 persen atau meningkat 52 persen dari 2016, dan ditargetkan bisa mencapai 70 persen lebih pada akhir 2017.
"Pasokan listrik untuk pulau-pulau kecil yang tidak bisa dijangkau perluasan jaringan maka dibangun PLTD komunal dan PLTS," kata Deputi Manajer Hukum dan Humas PT PLN (Persero) Wilayah NTT Sulistiyoadi Nikolaus saat dihubungi Antara di Kupang, Jumat.
Dia menjelaskan upaya tersebut merupakan siasat PLN dalam mengejar pencapaian program 100 persen NTT berlistrik yang ditargetkan dapat tercapai pada 2019.
Ia mencontohkan untuk Pulau Komodo dan Pulau Rinca di Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores yang sudah beroperasi dengan kondisi masing-masing daya terpasang 270 Kilowatt (KW) dan 100 KW.
Contoh lain, penempatan PLTD dan PLTS di Pulau Semau, Kabupaten Kupang dengan kondisi daya terpasang sebesar 385 KW untuk melayani sebanyak 2.625 rumah tangga.
"Untuk Pulau Semau sendiri sedang kami persiapakan untuk menyala 24 jam, saat ini hanya satu desa yang belum berlistrik dari total 11 desa di pulau itu," katanya.
Untuk daerah kepulauan lain, seperti di Kabupaten Flores Timur yang telah memiliki pembangkit di Waiwerang untuk Pulau Adonara, di Menanga dan Rita Ebang untuk Pulau Solor, selanjutnya tinggal dilakukan perluasan jaringan ke daerah pelosok pulau yang belum berlistrik.
Pasokan listrik untuk desa-desa pelosok di sejumlah pulau besar, seperti Pulau Timor, Flores, dan Sumba dilakukan dengan menarik jaringan dari sistem yang sudah "existing."
"Setidaknya strategi itu yang diterapkan untuk mempercepat kerja melistriki desa-desa di NTT yakni menempatkan pembangkit baru di pulau-pulau kecil dan perluasan jaringan di sistem yang sudah `existing`," katanya.
Untuk memastikan keandalan pasokan daya listrik di masa mendatang, PLN NTT sementara membangun sejumlah pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLMT) berdaya 40 Megawatt (MW) di Panaf, Kabupaten Kupang, PLTMG Maumere juga sebesar 40 MW, dan Labuan Bajo 50 MW.
Selain itu, dua PLTMG juga sedang dipersiapkan di Pulau Sumba, yakni di Weetebula, Sumba Barat Daya sebesar 30 MW dan 10 MW di Waingapu, Sumba Timur.
Kondisi rasio elektrifikasi di NTT saat ini mencapai 68 persen atau meningkat 52 persen dari 2016, dan ditargetkan bisa mencapai 70 persen lebih pada akhir 2017.