Kupang (ANTARA) - Para pengungsi korban badai siklon tropis seroja di Kelurahan Oebufu, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, hingga kini belum juga menerima dana tunggu hunian (DTH) dari Pemerintah Pusat.
"Dana tunggu huni yang pernah dijanjikan pemerintah pusat belum kami terima," kata Arni Loasana, salah satu korban bencana alam badai siklon triopis seroja di lokasi pengungsian di Kelurahan Oebufu, Senin, (24/5).
Menurut dia, 25 kepala keluarga korban bencana alam badai siklon tropis seroja di Posko 2 Kelurahan Oebufu, Kota Kupang belum menerima DTH yang dijanjikan pemerintah pusat sebesar Rp500.000/bulan selama tiga bulan.
Ia mengatakan, pemerintah Kelurahan Oebufu, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang telah meminta para pengungsi untuk membuka rekening di Bank BRI.
"Ada pengungsi yang sudah membuka rekening di Bank BRI tetapi dananya juga belum ada di rekening. Kami masih tunggu sampai saat ini," kata Arni.
Sementara itu Kepala Biro Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Provinsi Nusa Tenggara Timur, Marius Ardu Jelamu mengatakan Badan Penangulangan Bencana Nasional (BNPB) sudah mentransfer dana tunggu hunian (DTH) untuk pengungsi yang rumahnya rusak berat di Kota Kupang.
Ia mengatakan DTH bagi korban bencana itu dikirim langsung BNPB ke rekening Pemerintah Kabupaten/Kota melalui BPBD beberapa waktu lalu.
Menurut dia, dana tunggu hunian itu diberikan kepada Pemerintah Kabupaten Rote Ndao sebesar Rp229,5 juta, Kabupaten Sabu Raijua Rp 337,5 juta, Kabupaten Kupang Rp 3,6 miliar dan Kota Kupang Rp1,1 miliar.
Baca juga: Korban seroja Kota Kupang masih tempati lokasi pengungsian
Selain itu, BNPB juga telah mentransfer dana tunggu hunian bagi korban bencana alam badai siklon tropis seroja di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) sebesar Rp84 juta dan Kabupaten Malaka sebesar Rp834 juta.
Baca juga: Bantuan korban Siklon Seroja di NTT terkumpul Rp8,5 miliar
Marius berharap dengan telah diterimanya dana tunggu hunian dari BNPB maka segera diberikan kepada korban bencana alam yang rumahnya rusak berat akibat terjangan badai siklon tropis seroja.
"Dana tunggu huni yang pernah dijanjikan pemerintah pusat belum kami terima," kata Arni Loasana, salah satu korban bencana alam badai siklon triopis seroja di lokasi pengungsian di Kelurahan Oebufu, Senin, (24/5).
Menurut dia, 25 kepala keluarga korban bencana alam badai siklon tropis seroja di Posko 2 Kelurahan Oebufu, Kota Kupang belum menerima DTH yang dijanjikan pemerintah pusat sebesar Rp500.000/bulan selama tiga bulan.
Ia mengatakan, pemerintah Kelurahan Oebufu, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang telah meminta para pengungsi untuk membuka rekening di Bank BRI.
"Ada pengungsi yang sudah membuka rekening di Bank BRI tetapi dananya juga belum ada di rekening. Kami masih tunggu sampai saat ini," kata Arni.
Sementara itu Kepala Biro Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Provinsi Nusa Tenggara Timur, Marius Ardu Jelamu mengatakan Badan Penangulangan Bencana Nasional (BNPB) sudah mentransfer dana tunggu hunian (DTH) untuk pengungsi yang rumahnya rusak berat di Kota Kupang.
Ia mengatakan DTH bagi korban bencana itu dikirim langsung BNPB ke rekening Pemerintah Kabupaten/Kota melalui BPBD beberapa waktu lalu.
Menurut dia, dana tunggu hunian itu diberikan kepada Pemerintah Kabupaten Rote Ndao sebesar Rp229,5 juta, Kabupaten Sabu Raijua Rp 337,5 juta, Kabupaten Kupang Rp 3,6 miliar dan Kota Kupang Rp1,1 miliar.
Baca juga: Korban seroja Kota Kupang masih tempati lokasi pengungsian
Selain itu, BNPB juga telah mentransfer dana tunggu hunian bagi korban bencana alam badai siklon tropis seroja di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) sebesar Rp84 juta dan Kabupaten Malaka sebesar Rp834 juta.
Baca juga: Bantuan korban Siklon Seroja di NTT terkumpul Rp8,5 miliar
Marius berharap dengan telah diterimanya dana tunggu hunian dari BNPB maka segera diberikan kepada korban bencana alam yang rumahnya rusak berat akibat terjangan badai siklon tropis seroja.