Kupang (ANTARA) - PT. ASABRI (Persero) menyerahkan santunan senilai Rp450 juta kepada ahli waris dari Pratu Anumerta Ardi Yudi yang gugur saat bertugas mengamankan daerah rawan di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua.
Direktur Utama PT. ASABRI (Persero) Wahyu Suparyono kepada wartawan di Kupang, Senin, mengatakan bahwa santunan yang diberikan itu merupakan bukti kepedulian institusi milik negara itu kepada personel TNI yang gugur saat bertugas di lapangan.
"Selain santunan senilai Rp450 juta, kita juga berikan tabungan asuransi senilai Rp1.487.000 kepada ahli warisnya yang tidak lain adalah orang tuanya sendiri," katanya.
Ia menjelaskan bahwa pemberian santunan itu tidak hanya diberikan kepada Pratu Anumerta Ardi Y saja, tetapi santunan juga akan langsung diberikan kepada rekannya yang juga gugur saat bertugas di daerah rawan. Sehingg total nilai santunan untuk kedua prajurit TNI yang gugur itu mencapai Rp800an juta.
Sebelumnya juga kata Wahyu, dirinya bersama Komisaris Utama PT ASABRI Fary Djemi Francis sudah menyerahkan santunan senilai Rp500an juta kepada seorang perwira TNI yang juga merupakan Kepala BIN Papua yang gugur saat bertugas di Papua menumpas KKB.
"Saya senang karena akhirnya bisa ketemu langsung dengan ibu dari almarhum Ardi dan kehadiran saya di sini juga ingin langsung memberikan santunan ini," tambah dia.
Fary Djemi Francis menyampaikan apresiasinya kepada Direktur Utama PT. ASABRI yang mau langsung memberikan santunan itu kepada anggota TNI yang masih berpangkat rendah.
"Hari ini pak Dirut langsung datang menyerahkan santunan ini. Tentu saja ini merupakan bukti bahwa pak dirut tidak hanya peduli dengan prajurit TNI yang berpangkat besar tetapi juga berpangkat kecil seperti almarhum Ardi Y," tambah dia.
Selain PT. ASABRI, PT Bank Mandiri Taspen juga ikut menyalurkan santunan senilai Rp10 juta kepada ahli waris dari Pratu Anumerta Ardi Y.
Baca juga: Klinik Pratama Neka Sehat akan layani vaksinasi COVID-19
Prada Ardi Yudi bersama rekannya Praka Alif Nur Angkotasan, sebelumnya diberitakan meninggal dunia setelah dianiaya puluhan orang tak dikenal di Yahukimo, Papua.
Baca juga: BPK: Kerugian negara kasus Asabri Rp22,78 triliun
Kedua personel TNI itu sedang melakukan pengamanan pembangunan pagar bandara. Namun, kuat dugaan kedua korban diserang kelompok teroris/kelompok kriminal bersenjata (KKB). Dalam kejadian tersebut, dua pucuk senjata milik personel TNI itu hilang.
Direktur Utama PT. ASABRI (Persero) Wahyu Suparyono kepada wartawan di Kupang, Senin, mengatakan bahwa santunan yang diberikan itu merupakan bukti kepedulian institusi milik negara itu kepada personel TNI yang gugur saat bertugas di lapangan.
"Selain santunan senilai Rp450 juta, kita juga berikan tabungan asuransi senilai Rp1.487.000 kepada ahli warisnya yang tidak lain adalah orang tuanya sendiri," katanya.
Ia menjelaskan bahwa pemberian santunan itu tidak hanya diberikan kepada Pratu Anumerta Ardi Y saja, tetapi santunan juga akan langsung diberikan kepada rekannya yang juga gugur saat bertugas di daerah rawan. Sehingg total nilai santunan untuk kedua prajurit TNI yang gugur itu mencapai Rp800an juta.
Sebelumnya juga kata Wahyu, dirinya bersama Komisaris Utama PT ASABRI Fary Djemi Francis sudah menyerahkan santunan senilai Rp500an juta kepada seorang perwira TNI yang juga merupakan Kepala BIN Papua yang gugur saat bertugas di Papua menumpas KKB.
"Saya senang karena akhirnya bisa ketemu langsung dengan ibu dari almarhum Ardi dan kehadiran saya di sini juga ingin langsung memberikan santunan ini," tambah dia.
Fary Djemi Francis menyampaikan apresiasinya kepada Direktur Utama PT. ASABRI yang mau langsung memberikan santunan itu kepada anggota TNI yang masih berpangkat rendah.
"Hari ini pak Dirut langsung datang menyerahkan santunan ini. Tentu saja ini merupakan bukti bahwa pak dirut tidak hanya peduli dengan prajurit TNI yang berpangkat besar tetapi juga berpangkat kecil seperti almarhum Ardi Y," tambah dia.
Selain PT. ASABRI, PT Bank Mandiri Taspen juga ikut menyalurkan santunan senilai Rp10 juta kepada ahli waris dari Pratu Anumerta Ardi Y.
Baca juga: Klinik Pratama Neka Sehat akan layani vaksinasi COVID-19
Prada Ardi Yudi bersama rekannya Praka Alif Nur Angkotasan, sebelumnya diberitakan meninggal dunia setelah dianiaya puluhan orang tak dikenal di Yahukimo, Papua.
Baca juga: BPK: Kerugian negara kasus Asabri Rp22,78 triliun
Kedua personel TNI itu sedang melakukan pengamanan pembangunan pagar bandara. Namun, kuat dugaan kedua korban diserang kelompok teroris/kelompok kriminal bersenjata (KKB). Dalam kejadian tersebut, dua pucuk senjata milik personel TNI itu hilang.