Kupang (Antaranews NTT) - Atraksi 50 penerjun payung dari Kopassus dan Satuan Raider Kostrad, Jawa Timur di lapangan utama Desa Oebelo, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Kamis, memukau ribuan warga Kupang yang menonton kebolehan para penerjun tersebut.

Lapangan utama Desa Oebelo yang terletak di wilayah Kecamatan Kupang Tengah itu berubah menjadi lautan manusia yang datang dari Kota Kupang serta warga desa di sekitarnya untuk menyaksikan atraksi terjun payung tersebut.

Dari 50 penerjun tersebut, tiga penerjun di antaranya merupakan wanita dan salah satu penerjun di antaranya berasal Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, Serda Nelson B.

Para penerjun mulai mengambil ancang-ancang pada ketinggian 8000 kaki dengan menggunakan Heli jenis MI 17.

Satu persatu penerjun mulai turun. Dari 50 penerjun tersebut hanya tiga penerjun yang mampu mendarat dengan mulus dan tepat sasaran di landasan yang sudah disiapkan.

Dari ketiga penerjun tersebut salah satunya adalah Serda Nelson B dari Group III Kopassus Sandi Yudha Cijantung, Jakarta Timur yang membawa lambang pemerintah Provinsi NTT sebagai bagian dari ucapan selamat ulang tahun kepada provinsi kelahirannya yang ke-59.

Saat ditemui usai melakukan pendaratan dengan mulus, Nelson mengaku bahwa dirinya memang diterjunkan pada group III dengan tujuan agar bisa mempelajari arah angin agar bisa mendarat dengan tepat.

"Dari yang penerjun pertama hingga yang terakhir kami belajar agar bisa mendarat dengan lancar dan mulus," ujarnya.

Nelson yang mempunyai jam terbang sekitar 1.500 tersebut juga mengimbau kepada pemuda-pemuda di NTT agar tetap berjuang untuk masuk menjadi TNI, khususnya di satuan Kopassus.

Sementara itu, Kapten CAJ Kowad Yose Damayanti, salah satu penerjun perempuan dari tiga penerjun perempuan yang ada mengaku bahwa dirinya baru pertama kali melakukan terjun payung di Nusa Tenggara Timur.

"Dari ketinggian tampak indah sekali. Kupang dengan daratannya begitu luas dan dengan pantainya yang indah membuat kami ingin kembali melakukan atraksi yang sama di sini," katanya.

Bagi wanita yang telah mempunyai jam terbang mencapai 2000an tersebut pengalaman terbaiknya adalah saat melakukan terjun payung di Nusa Tenggara Timur.

Marianus, warga Desa Oebelo mengaku sangat terhibur dengan atraksi terjun payung yang dilakukan oleh satuan Kopassus dan Kostrad di Oebelo.

"Kalau bisa tahun depan diadakan lagi atraksi terjun payung. Kami yang tinggal di desa ini sangat haus dengan hiburan, sehingga kami sangat senang jika ada atraksi seperti ini," demikian Marianus.

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2025