Rote, NTT (Antaranews NTT) - Rote Ndao adalah sebuah kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di beranda terselatan Indonesia yang berbatasan langsung dengan Negeri Kanguru Australia.
Pulau Rote yang hanya memiliki luas wilayah sekitar 97.854 hektare dari luas Kabupaten Rote Ndao sekitar 1.731 km2 itu, untuk pertama kalinya dikunjungi oleh Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo pada tanggal 8 - 9 Januari 2018.
Presiden Jokowi tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya saat Pesawat Kepresidenan RJ-85 yang ditumpanginya mendarat di Bandar Udara DC Saudale di Pulau Rote pada Senin (8/1) sore.
"Dengan menginjakkan kaki saya di Pulau Rote, saya sudah lengkap melihat Indonesia dari ujung ke ujung, mulai dari ujung barat ke ujung timur, dan dari ujung utara ke ujung selatan," kata Presiden Jokowi saat memberikan arahan pada Rakornas Bara JP (Barisan Relawan Jokowi Presiden) di Auditorium Ti`i Langga, Pulau Rote, Senin menjelang malam.
Presiden Jokowi mengisahkan bahwa sebelum ke Pulau Rote, tiga tahun lalu dirinya datang ke Sabang yang merupakan pulau paling barat Indonesia. Kemudian Presiden juga ke Merauke sebanyak dua kali. Setelah itu yang ketiga ia ke Pulau Miangas, pulau yang sangat kecil yang hanya dihuni oleh 230 KK.
"Karena hari ini kita sedang berada di Pulau Rote, maka saya sampaikan salam Eta Esa, kita adalah satu, satu dalam persaudaraan, satu dalam kebinnekaan, satu bangsa, dan satu tanah air," ucap Presiden Joko Widodo yang disambut gemuruh tepuk peserta Rakornas Bara JP.
Pulau Rote yang hanya memiliki luas wilayah sekitar 97.854 hektare dari luas Kabupaten Rote Ndao sekitar 1.731 km2 itu, untuk pertama kalinya dikunjungi oleh Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo pada tanggal 8 - 9 Januari 2018.
Presiden Jokowi tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya saat Pesawat Kepresidenan RJ-85 yang ditumpanginya mendarat di Bandar Udara DC Saudale di Pulau Rote pada Senin (8/1) sore.
"Dengan menginjakkan kaki saya di Pulau Rote, saya sudah lengkap melihat Indonesia dari ujung ke ujung, mulai dari ujung barat ke ujung timur, dan dari ujung utara ke ujung selatan," kata Presiden Jokowi saat memberikan arahan pada Rakornas Bara JP (Barisan Relawan Jokowi Presiden) di Auditorium Ti`i Langga, Pulau Rote, Senin menjelang malam.
Presiden Jokowi mengisahkan bahwa sebelum ke Pulau Rote, tiga tahun lalu dirinya datang ke Sabang yang merupakan pulau paling barat Indonesia. Kemudian Presiden juga ke Merauke sebanyak dua kali. Setelah itu yang ketiga ia ke Pulau Miangas, pulau yang sangat kecil yang hanya dihuni oleh 230 KK.
"Karena hari ini kita sedang berada di Pulau Rote, maka saya sampaikan salam Eta Esa, kita adalah satu, satu dalam persaudaraan, satu dalam kebinnekaan, satu bangsa, dan satu tanah air," ucap Presiden Joko Widodo yang disambut gemuruh tepuk peserta Rakornas Bara JP.
Kepala Negara mensyukuri betapa besar dan beragamnya negeri ini yang memiliki 714 suku dan 1.100 bahasa daerah serta 17.000 pulau. "Saya betul-betul sangat bahagia bisa bertemu dengan saudara-saudariku yang ada di Rote Ndao saat ini," kata Jokowi.
Selepas memberi pengarahan di Rakornas Bara JP, Presiden Jokowi bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo didamping Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya dan Bupati Rote Ndao Leonard Haning langsung menuju Nemberala Beach, sebuah hotel di tepi pantai Nemberala yang menjadi tempat menginapnya Kepala Negara.
Nemberala adalah sebuah objek wisata pantai berpasir putih yang indah di Pulau Rote dengan memiliki gulungan gelombang yang besar, sehingga menjadi objek wisata menarik bagi wisatawan asing untuk berselancar dan berenang.
Ketika fajar mentari pagi mulai memancarkan sinarnya dari ufuk timur pada 9 Januari 2018, Presiden Jokowi pun perlahan keluar dari Bungalow Nemberala Beach sekitar pukul 07.30 Wita menuju Pantai Nemberala yang berjarak sekitar 50 meter dari tempat Kepala Negara menginap.
Dengan mengenakan kemeja putih lengan panjang bergulung yang dibalut pula dengan celana hitam dan sandal jepit, Presiden Jokowi berjalan menuju bibir Pantai Nemberala. Ia kemudian menggulung celana panjangnya dengan kaki terendam air laut, lalu membasuh wajah dan tangannya dengan air laut tersebut.
"Momen ini mengingatkan saya saat berkunjung ke Miangas, Sulawesi Utara, pada 2016. Saat itu, saya juga melakukan hal yang sama, membasuh tangan dan wajah dengan air laut. Saya memang sengaja melakukan itu, agar bisa merasakan segarnya, asinnya air laut di bagian selatan Indonesia," kata Jokowi.
Menurut Deputi Protokol, Pers dan Media Sekretaris Presiden Bey Machmudin, kunjungan Presiden Jokowi serta Ibu Iriana dan rombongan ke Pulau Rote dan memilih menginap semalam di pulau terselatan Indonesia itu memang sudah diagendakan.
Saat menyampaikan pidato kenegaraan pada 16 Agustus 2017, Presiden Joko Widodo telah menyapa masyarakat dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas hingga Pulau Rote.
Tiga dari empat wilayah yang disebut dalam pidato kenegaraan itu telah dikunjungi Presiden, yakni Sabang, Merauke dan Miangas. Sabang yang berada di bagian barat Tanah Air ini dikunjungi pada 10 Maret 2015.
Miangas, pulau terluar di sebelah utara ini didatangi Presiden pada 19 Oktober 2016 dan Merauke yang merupakan wilayah yang berada di ujung timur Indonesia dikunjungi pada 30 Desember 2015.
"Hari ini, Senin, 8 Januari 2018, dalam agenda kunjungan kerjanya selama dua hari ke Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo akan berkunjung dan bermalam di Pulau Rote, pulau yang sering dijadikan simbol wilayah yang berada di bagian selatan Indonesia," kata Bey Machmudin.
Selepas memberi pengarahan di Rakornas Bara JP, Presiden Jokowi bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo didamping Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya dan Bupati Rote Ndao Leonard Haning langsung menuju Nemberala Beach, sebuah hotel di tepi pantai Nemberala yang menjadi tempat menginapnya Kepala Negara.
Nemberala adalah sebuah objek wisata pantai berpasir putih yang indah di Pulau Rote dengan memiliki gulungan gelombang yang besar, sehingga menjadi objek wisata menarik bagi wisatawan asing untuk berselancar dan berenang.
Ketika fajar mentari pagi mulai memancarkan sinarnya dari ufuk timur pada 9 Januari 2018, Presiden Jokowi pun perlahan keluar dari Bungalow Nemberala Beach sekitar pukul 07.30 Wita menuju Pantai Nemberala yang berjarak sekitar 50 meter dari tempat Kepala Negara menginap.
Dengan mengenakan kemeja putih lengan panjang bergulung yang dibalut pula dengan celana hitam dan sandal jepit, Presiden Jokowi berjalan menuju bibir Pantai Nemberala. Ia kemudian menggulung celana panjangnya dengan kaki terendam air laut, lalu membasuh wajah dan tangannya dengan air laut tersebut.
"Momen ini mengingatkan saya saat berkunjung ke Miangas, Sulawesi Utara, pada 2016. Saat itu, saya juga melakukan hal yang sama, membasuh tangan dan wajah dengan air laut. Saya memang sengaja melakukan itu, agar bisa merasakan segarnya, asinnya air laut di bagian selatan Indonesia," kata Jokowi.
Menurut Deputi Protokol, Pers dan Media Sekretaris Presiden Bey Machmudin, kunjungan Presiden Jokowi serta Ibu Iriana dan rombongan ke Pulau Rote dan memilih menginap semalam di pulau terselatan Indonesia itu memang sudah diagendakan.
Saat menyampaikan pidato kenegaraan pada 16 Agustus 2017, Presiden Joko Widodo telah menyapa masyarakat dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas hingga Pulau Rote.
Tiga dari empat wilayah yang disebut dalam pidato kenegaraan itu telah dikunjungi Presiden, yakni Sabang, Merauke dan Miangas. Sabang yang berada di bagian barat Tanah Air ini dikunjungi pada 10 Maret 2015.
Miangas, pulau terluar di sebelah utara ini didatangi Presiden pada 19 Oktober 2016 dan Merauke yang merupakan wilayah yang berada di ujung timur Indonesia dikunjungi pada 30 Desember 2015.
"Hari ini, Senin, 8 Januari 2018, dalam agenda kunjungan kerjanya selama dua hari ke Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo akan berkunjung dan bermalam di Pulau Rote, pulau yang sering dijadikan simbol wilayah yang berada di bagian selatan Indonesia," kata Bey Machmudin.
Presiden Joko Widodo berjalan di pantai Nemberala, Pulau Rote, NTT, Selasa, (9/1). (Foto Antara/Biro Setpres)
Indonesiasentris
Presiden Jokowi mengatakan untuk menuju ke negara maju, Indonesia harus dibangun dari sebelumnya Jawasentris menjadi Indonesiasentris. Bukan hanya membangun Jawa, bukan hanya Sumatera, tetapi dibangun seluruh pelosok Tanah Air dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Miangas sampai Pulau Rote.
"Tidak ada daerah yang dilupakan, tidak ada daerah yang dikesampingkan, tidak ada daerah yang dianaktirikan dan dianakemaskan. Semuanya adalah anak kandung ibu pertiwi," kata Jokowi menegaskan.
Daerah-daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T), tidak boleh dilupakan. Demikian juga daerah-daerah perbatasan tidak boleh ditelantarkan. "Di Nusa Tenggara Timur telah kita bangun tiga Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang dulunya seperti kantor kelurahan," katanya.
Tiga PLBN tersebut adalah Mota Ain di Kabupaten Belu (sudah diresmikan Presiden Jokowi dua tahun lalu), Motamasin di Kabupaten Malaka dan Wini di Kabupaten Timor Tengah Utara yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste. PLBN Wini dan Motamasin, akhirnya diresmikan juga oleh Presiden Jokowi bersamaan dengan peresmian Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang, Selasa (9/1).
Selama berada di Pulau Rote, Presiden Jokowi merasakan betul denyut nadi kehidupan masyarakat yang berada di beranda terselatan Indonesia itu. "Satu hal yang kurang di Pulau Rote adalah air bersih. Saya sampai tidak mandi sore. Baru pada pagi hari, sebelum menghadiri berbagai acara, saya mandi," ujarnya.
Meskipun demikian, Presiden Jokowi merasa optimistis bahwa kekurangan air bersih itu akan segera teratasi. "Pemerintah telah membangun embung-embung untuk menampung air hujan di sini dan sumur bor. Ada 74 embung yang dibangun di Pulau Rote, salah satunya Embung Saina yang baru saya resmikan," katanya.
Dengan membasuh wajah dan tangannya dengan air laut pantai selatan Indonesia, rakyat dan pemerintahan Kabupaten Rote Ndao merasa yakin dan percaya bahwa masalah kekurangan air di wilayah itu akan segera teratasi.
"Tidak ada daerah yang dilupakan, tidak ada daerah yang dikesampingkan, tidak ada daerah yang dianaktirikan dan dianakemaskan. Semuanya adalah anak kandung ibu pertiwi," kata Jokowi menegaskan.
Daerah-daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T), tidak boleh dilupakan. Demikian juga daerah-daerah perbatasan tidak boleh ditelantarkan. "Di Nusa Tenggara Timur telah kita bangun tiga Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang dulunya seperti kantor kelurahan," katanya.
Tiga PLBN tersebut adalah Mota Ain di Kabupaten Belu (sudah diresmikan Presiden Jokowi dua tahun lalu), Motamasin di Kabupaten Malaka dan Wini di Kabupaten Timor Tengah Utara yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste. PLBN Wini dan Motamasin, akhirnya diresmikan juga oleh Presiden Jokowi bersamaan dengan peresmian Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang, Selasa (9/1).
Selama berada di Pulau Rote, Presiden Jokowi merasakan betul denyut nadi kehidupan masyarakat yang berada di beranda terselatan Indonesia itu. "Satu hal yang kurang di Pulau Rote adalah air bersih. Saya sampai tidak mandi sore. Baru pada pagi hari, sebelum menghadiri berbagai acara, saya mandi," ujarnya.
Meskipun demikian, Presiden Jokowi merasa optimistis bahwa kekurangan air bersih itu akan segera teratasi. "Pemerintah telah membangun embung-embung untuk menampung air hujan di sini dan sumur bor. Ada 74 embung yang dibangun di Pulau Rote, salah satunya Embung Saina yang baru saya resmikan," katanya.
Dengan membasuh wajah dan tangannya dengan air laut pantai selatan Indonesia, rakyat dan pemerintahan Kabupaten Rote Ndao merasa yakin dan percaya bahwa masalah kekurangan air di wilayah itu akan segera teratasi.