Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintah menggandeng pihak swasta untuk memenuhi kebutuhan oksigen medis yang meningkat akibat pandemi COVID-19.
"Pemerintah terus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan oksigen secara nasional dan kita telah bekerja sama dengan industri-industri di dalam negeri untuk mengamankan pasokan dan distribusi oksigen medis yang dibutuhkan masyarakat," katanya di Jakarta, Jumat (16/7).
Ia menyampaikan hal tersebut seusai meninjau PT Aneka Gas Industri (Samator) di Cakung, Jakarta Timur.
"Sehingga kebutuhan oksigen secara nasional dapat terpenuhi," kata dia.
Presiden mengakui kenaikan kasus COVID-19 yang masih terus terjadi menyebabkan lonjakan kebutuhan oksigen nasional.
"Baik untuk pengobatan COVID baik yang berada di rumah sakit maupun yang berada di tempat-tempat isolasi," ungkap dia.
Ia mengapresiasi pihak swasta yang turut berupaya memenuhi suplai oksigen medis.
Baca juga: PLN kawal pasokan listrik untuk pabrik oksigen beroperasi lancar
Baca juga: Pemerintah bentuk satgas pastikan kebutuhan oksigen tercukupi
"Saya sangat mengapresiasi PT Aneka Gas Industri, PT Samator yang telah bekerja maksimal memenuhi kebutuhan oksigen medis dengan terus menambah kapasitas produksinya sehingga sangat membantu suplai oksigen nasional," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah sudah menyiapkan tiga strategi untuk menambah suplai oksigen medis.
Pertama, dengan membuka impor oksigen melalui Kementerian Perindustrian setidaknya sebesar 600-700 ton per hari; kedua, mengambil kelebihan suplai oksigen dari industri sebanyak 360-460 ton per hari, dan ketiga mengimpor oksigen konsentrator sebagai alat untuk menghasilkan oksigen dari udara untuk rumah sakit maupun rumah-rumah biasa.
Ia menyebut kapasitas produksi oksigen per tahun di Indonesia mencapai 866.000 ton dengan utilisasi produksi per tahun 638.900 ton. Sebanyak 75 persen digunakan untuk industri dan hanya 25 persen yang dipakai medis.
Melalui konversi, jumlah oksigen yang bisa didapatkan untuk memenuhi kebutuhan nasional mencapai 575 ribu ton.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, saat ini total kebutuhan oksigen untuk perawatan intensif dan isolasi pasien COVID-19 mencapai 1.928 ton/hari, sedangkan kapasitas yang tersedia 2.262 ton/hari. Ditargetkan di wilayah Jawa-Bali bisa mensuplai oksigen 2.262 ton/hari.
"Pemerintah terus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan oksigen secara nasional dan kita telah bekerja sama dengan industri-industri di dalam negeri untuk mengamankan pasokan dan distribusi oksigen medis yang dibutuhkan masyarakat," katanya di Jakarta, Jumat (16/7).
Ia menyampaikan hal tersebut seusai meninjau PT Aneka Gas Industri (Samator) di Cakung, Jakarta Timur.
"Sehingga kebutuhan oksigen secara nasional dapat terpenuhi," kata dia.
Presiden mengakui kenaikan kasus COVID-19 yang masih terus terjadi menyebabkan lonjakan kebutuhan oksigen nasional.
"Baik untuk pengobatan COVID baik yang berada di rumah sakit maupun yang berada di tempat-tempat isolasi," ungkap dia.
Ia mengapresiasi pihak swasta yang turut berupaya memenuhi suplai oksigen medis.
Baca juga: PLN kawal pasokan listrik untuk pabrik oksigen beroperasi lancar
Baca juga: Pemerintah bentuk satgas pastikan kebutuhan oksigen tercukupi
"Saya sangat mengapresiasi PT Aneka Gas Industri, PT Samator yang telah bekerja maksimal memenuhi kebutuhan oksigen medis dengan terus menambah kapasitas produksinya sehingga sangat membantu suplai oksigen nasional," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah sudah menyiapkan tiga strategi untuk menambah suplai oksigen medis.
Pertama, dengan membuka impor oksigen melalui Kementerian Perindustrian setidaknya sebesar 600-700 ton per hari; kedua, mengambil kelebihan suplai oksigen dari industri sebanyak 360-460 ton per hari, dan ketiga mengimpor oksigen konsentrator sebagai alat untuk menghasilkan oksigen dari udara untuk rumah sakit maupun rumah-rumah biasa.
Ia menyebut kapasitas produksi oksigen per tahun di Indonesia mencapai 866.000 ton dengan utilisasi produksi per tahun 638.900 ton. Sebanyak 75 persen digunakan untuk industri dan hanya 25 persen yang dipakai medis.
Melalui konversi, jumlah oksigen yang bisa didapatkan untuk memenuhi kebutuhan nasional mencapai 575 ribu ton.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, saat ini total kebutuhan oksigen untuk perawatan intensif dan isolasi pasien COVID-19 mencapai 1.928 ton/hari, sedangkan kapasitas yang tersedia 2.262 ton/hari. Ditargetkan di wilayah Jawa-Bali bisa mensuplai oksigen 2.262 ton/hari.