Kupang (ANTARA) - Permintaan hewan kurban menjelang Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriah di Kota Kupang ibu Kota Provinsi NTT mengalami penurunan di tengah pandemi COVID-19 yang melanda daerah itu.
"Semenjak ada pandemi COVID-19 ini permintaan akan hewan kurban turun dratis, jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya," kata Kasim Gafur kepada ANTARA di Kupang, Sabtu, (17/7).
Kasim mengaku bahwa penurunan permintaan akan hewan kurban selama pandemi COVID-19 itu mencapai 50 persen jika dibandingkan tahun sebelum pandemi.
Ia menyebutkan jika ditahun-tahun sebelumnya dirinya menyiapkan 100 ekor hewan kurban, kini hanya bisa menyiapkan 50 ekor hewan kurban, karena permintaan kurang.
"Walaupun hanya sedia 50 ekor tetap saja sampai H-3 jelang Idul Adha masih banyak sisa di sini. Ya hampir separuhlah turunnya," ujar dia.
Harga hewan sendiri ujar dia tidak mengalami kenaikan, karena dari tahun ke tahun harga hewan kurban khususnya kambing yang dia siapkan harganya berkisar dari Rp1 juta hingga Rp2 jutaan pereekor.
"Harganya normal seperti biasa, tidak ada kenaikan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya," ujar dia.
Hal yang sama juga dikatakan oleh pedagang hewan kurban musiman lainnya, Muhammad Kasim.
"Hari ini sampai sore ini belum ada yang datang membeli hewan kurban yang saya jual. Padahal ini sudah jelang Idul Adha," tambah dia.
Biasanya ujar di H-3 ini banyak sekali warga yang mencari hewan kurban untuk disumbangkan ke mesjid atau ke pihaknya yang membutuhkan.
Baca juga: Jokowi siapkan 35 sapi untuk kurban
Ia menilai mungkin karena pandemi COVID-19 banyak pembeli yang biasa membeli hewan kurban terpaksa harus berada di rumah saja, karena takut keluar.
Baca juga: Pemkot izinkan penyembelihan hewan kurban di masjid
"Tetapi saya berharap besok atau Senin nanti bisa banyak yang beli, karena sudah mendekati hari H Idul Adha," ujar dia.
"Semenjak ada pandemi COVID-19 ini permintaan akan hewan kurban turun dratis, jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya," kata Kasim Gafur kepada ANTARA di Kupang, Sabtu, (17/7).
Kasim mengaku bahwa penurunan permintaan akan hewan kurban selama pandemi COVID-19 itu mencapai 50 persen jika dibandingkan tahun sebelum pandemi.
Ia menyebutkan jika ditahun-tahun sebelumnya dirinya menyiapkan 100 ekor hewan kurban, kini hanya bisa menyiapkan 50 ekor hewan kurban, karena permintaan kurang.
"Walaupun hanya sedia 50 ekor tetap saja sampai H-3 jelang Idul Adha masih banyak sisa di sini. Ya hampir separuhlah turunnya," ujar dia.
Harga hewan sendiri ujar dia tidak mengalami kenaikan, karena dari tahun ke tahun harga hewan kurban khususnya kambing yang dia siapkan harganya berkisar dari Rp1 juta hingga Rp2 jutaan pereekor.
"Harganya normal seperti biasa, tidak ada kenaikan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya," ujar dia.
Hal yang sama juga dikatakan oleh pedagang hewan kurban musiman lainnya, Muhammad Kasim.
"Hari ini sampai sore ini belum ada yang datang membeli hewan kurban yang saya jual. Padahal ini sudah jelang Idul Adha," tambah dia.
Biasanya ujar di H-3 ini banyak sekali warga yang mencari hewan kurban untuk disumbangkan ke mesjid atau ke pihaknya yang membutuhkan.
Baca juga: Jokowi siapkan 35 sapi untuk kurban
Ia menilai mungkin karena pandemi COVID-19 banyak pembeli yang biasa membeli hewan kurban terpaksa harus berada di rumah saja, karena takut keluar.
Baca juga: Pemkot izinkan penyembelihan hewan kurban di masjid
"Tetapi saya berharap besok atau Senin nanti bisa banyak yang beli, karena sudah mendekati hari H Idul Adha," ujar dia.