Kupang (Antaranews NTT) - Harga daging ayam pada sejumlah pasar di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur berangsur turun hingga ke posisi Rp51.500 per ekor dari sebelumnya Rp61.700 per ekor.
"Harganya mulai menurun sejak pekan lalu. Mungkin karena pasokannya sudah mulai lancar lagi," kata Kepala BI Perwakilan Nusa Tenggara Timur Naek Tigor Sinaga di Kupang, Kamis.
Hal itu disampaikannya saat menggelar rapat koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Kupang yang dipimpin oleh Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore.
Ia melaporkan jika dilihat per hari pada tanggal 11 Januari 2018 daging ayam per ekornya mengalami kenaikan yang cukup tinggi.
Namun, pada tanggal tanggal 12 Januari perlahan-lahan mulai turun dari harga Rp59.000 per ekor hingga sampai pada Rp51.500 per ekor.
"Tetapi kalau dilihat harga per bulannya pada Desember 2017 harga per ekornya mencapai Rp53.800 per ekor. Namun pada Januari justru harga tertingginya mencapai Rp56.000 per ekor, padahal perayaan hari raya Natal dan Tahun Baru sudah lewat,"ujarnya.
Berbanding dengan harga daging ayam yang terus mengalami penurunan, justru harga telur ayam yang mengalami kenaikan.
Memasuki bulan Januari harga telur ayam justru berada pada harga Rp29.000 per rak. Padahal jika dibandingkan dengan bukan sebelumnya yakni pada Desember 2017 harganya hanya mencapai Rp27.000 per rak.
Tigor mengatakan bahwa sejumlah harga ini merupakan hasil pantauan dari BI sendiri di sejumlah pasar tradisonal yang besar di Kota Kupang, yakni pasar Kasih Naikoten dan Pasar Oeba.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore mengaku bahwa saat ini nilai inflasi di kota Kupang masih terbilang terbaik di NTT dibandingkan dengan daerah lainnya.
"Hal ini berkat kerja dari semua pihak, mulai dari BI, Bulog, Pelindo dan instansi terkait lainnya," ujarnya.
Ia mengaku akan memastikan lebih lanjut terkait harga-harga kebutuhan pokok di pasaran di Kupang, dengan cara melihat langsung ke sejumlah pasar di kota karang ini.
"Harganya mulai menurun sejak pekan lalu. Mungkin karena pasokannya sudah mulai lancar lagi," kata Kepala BI Perwakilan Nusa Tenggara Timur Naek Tigor Sinaga di Kupang, Kamis.
Hal itu disampaikannya saat menggelar rapat koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Kupang yang dipimpin oleh Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore.
Ia melaporkan jika dilihat per hari pada tanggal 11 Januari 2018 daging ayam per ekornya mengalami kenaikan yang cukup tinggi.
Namun, pada tanggal tanggal 12 Januari perlahan-lahan mulai turun dari harga Rp59.000 per ekor hingga sampai pada Rp51.500 per ekor.
"Tetapi kalau dilihat harga per bulannya pada Desember 2017 harga per ekornya mencapai Rp53.800 per ekor. Namun pada Januari justru harga tertingginya mencapai Rp56.000 per ekor, padahal perayaan hari raya Natal dan Tahun Baru sudah lewat,"ujarnya.
Berbanding dengan harga daging ayam yang terus mengalami penurunan, justru harga telur ayam yang mengalami kenaikan.
Memasuki bulan Januari harga telur ayam justru berada pada harga Rp29.000 per rak. Padahal jika dibandingkan dengan bukan sebelumnya yakni pada Desember 2017 harganya hanya mencapai Rp27.000 per rak.
Tigor mengatakan bahwa sejumlah harga ini merupakan hasil pantauan dari BI sendiri di sejumlah pasar tradisonal yang besar di Kota Kupang, yakni pasar Kasih Naikoten dan Pasar Oeba.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore mengaku bahwa saat ini nilai inflasi di kota Kupang masih terbilang terbaik di NTT dibandingkan dengan daerah lainnya.
"Hal ini berkat kerja dari semua pihak, mulai dari BI, Bulog, Pelindo dan instansi terkait lainnya," ujarnya.
Ia mengaku akan memastikan lebih lanjut terkait harga-harga kebutuhan pokok di pasaran di Kupang, dengan cara melihat langsung ke sejumlah pasar di kota karang ini.