Kupang (ANTARA) - Komisi V DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur meminta para pengelola rumah sakit di NTT memperkuat edukasi kepada masyarakat terkait dengan penanganan jenazah pasien COVID-19 untuk mencegah munculnya protes atau kegaduhan dari keluarga pasien.
"Edukasi ini sangat penting dalam penanganan jenazah pasien COVID-19 agar masyarakat atau pihak keluarga memahami dengan baik sehingga tidak memunculkan kegaduhan seperti pengambilan paksa jenazah," kata Ketua Komisi V DPRD NTT Yunus Takandewa di Kupang, Jumat, (23/7).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan langkah yang perlu dilakukan pihak rumah sakit dalam penanganan jenazah pasien COVID-19 untuk mencegah pengambilan paksa jenazah oleh pihak keluarga.
Selain itu, pihak rumah sakit juga harus cermat dalam menangani pasien di tengah pandemi COVID-19 ini dengan memastikan kondisi pasien sebelum mengambil tindakan diagnosa secara medis.
Hal ini penting untuk meminimalisasi kebingungan keluarga pasien manakala pasien tersebut meninggal dunia saat sedang mendapat penanganan medis.
Ketika pasien meninggal dunia dengan hasil diagnosa terpapar COVID-19, kata dia, maka penangan jenazah mesti dijelaskan kepada pihak keluarga terkait dengan langkah yang harus dijalani sebagaimana standar penanganan jenazah COVID-19.
"Jadi edukasi, sistem informasi publik, dan layanan pasien COVID-19 mesti menjadi satu mata rantai," katanya.
Politikus PDI Perjuangan itu, mengatakan jika informasi yang disampaikan memadai dan masyarakat diedukasi dengan baik maka semua pihak dapat memahaminya.
Artinya, kata dia, peningkatan pengamanan juga boleh saja dilakukan namun yang terpenting edukasi yang mendalam jauh sebelum pasien COVID-19 ditangani.
Baca juga: Dua warga yang ambil paksa jenazah positif COVID-19
Yunus Takandewa menambahkan penanganan pasien maupun jenazah COVID-19 mestinya memberi rasa aman dan adil. Masyarakat harus diberi informasi dan layanan yang menyejukkan melalui pendekatan humanis agar tidak menimbulkan kegaduhan.
Baca juga: Kapolda NTT perintahkan tangkap siapa saja yang ambil paksa jenazah COVID-19
"Edukasi ini sangat penting dalam penanganan jenazah pasien COVID-19 agar masyarakat atau pihak keluarga memahami dengan baik sehingga tidak memunculkan kegaduhan seperti pengambilan paksa jenazah," kata Ketua Komisi V DPRD NTT Yunus Takandewa di Kupang, Jumat, (23/7).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan langkah yang perlu dilakukan pihak rumah sakit dalam penanganan jenazah pasien COVID-19 untuk mencegah pengambilan paksa jenazah oleh pihak keluarga.
Selain itu, pihak rumah sakit juga harus cermat dalam menangani pasien di tengah pandemi COVID-19 ini dengan memastikan kondisi pasien sebelum mengambil tindakan diagnosa secara medis.
Hal ini penting untuk meminimalisasi kebingungan keluarga pasien manakala pasien tersebut meninggal dunia saat sedang mendapat penanganan medis.
Ketika pasien meninggal dunia dengan hasil diagnosa terpapar COVID-19, kata dia, maka penangan jenazah mesti dijelaskan kepada pihak keluarga terkait dengan langkah yang harus dijalani sebagaimana standar penanganan jenazah COVID-19.
"Jadi edukasi, sistem informasi publik, dan layanan pasien COVID-19 mesti menjadi satu mata rantai," katanya.
Politikus PDI Perjuangan itu, mengatakan jika informasi yang disampaikan memadai dan masyarakat diedukasi dengan baik maka semua pihak dapat memahaminya.
Artinya, kata dia, peningkatan pengamanan juga boleh saja dilakukan namun yang terpenting edukasi yang mendalam jauh sebelum pasien COVID-19 ditangani.
Baca juga: Dua warga yang ambil paksa jenazah positif COVID-19
Yunus Takandewa menambahkan penanganan pasien maupun jenazah COVID-19 mestinya memberi rasa aman dan adil. Masyarakat harus diberi informasi dan layanan yang menyejukkan melalui pendekatan humanis agar tidak menimbulkan kegaduhan.
Baca juga: Kapolda NTT perintahkan tangkap siapa saja yang ambil paksa jenazah COVID-19