Labuan Bajo (ANTARA) - Seorang petani di Kecamatan Mbeliling Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur ditemukan tewas tergantung di pohon mangga.
"Peristiwa ini terjadi Kampung Golo Langkas , Desa Cunca Lolos. Unit Indentifikasi Satuan Reskrim Polres Manggarai Barat telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) penemuan mayat kemarin," kata Kapolres Manggarai Barat AKBP Bambang Hari Wibowo melalui Kasat Reskrim Polres Manggarai Barat Iptu Yoga Dharma Susanto di Labuan Bajo, Selasa, (31/8).
Menurut dia, petani berinisial YDAG (35) ini ditemukan tergantung menggunakan baju hitam dengan ikat pinggang terikat di leher.
Sementara itu, ujung ikat pinggang kulit itu tersambung dengan kain songke yang terikat pada dahan mangga.
Iptu Yoga mengatakan, korban telah dievakuasi dan dibawa ke RSUD Komodo Labuan Bajo untuk dilakukan pemeriksaan luar oleh tenaga kesehatan.
Saat ini, penyidik Satreskrim Polres Manggarai Barat tengah menyelidiki dan mendalami kejadian tersebut.
"Kami masih menunggu apakah pihak keluarga ingin membuat laporan atau tidak," tandasnya.
Baca juga: KPH: Persemaian modern Labuan Bajo tak rusak mata air
Baca juga: Tokoh adat Lancang Mabar sesalkan warga ambil alih hutan
"Peristiwa ini terjadi Kampung Golo Langkas , Desa Cunca Lolos. Unit Indentifikasi Satuan Reskrim Polres Manggarai Barat telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) penemuan mayat kemarin," kata Kapolres Manggarai Barat AKBP Bambang Hari Wibowo melalui Kasat Reskrim Polres Manggarai Barat Iptu Yoga Dharma Susanto di Labuan Bajo, Selasa, (31/8).
Menurut dia, petani berinisial YDAG (35) ini ditemukan tergantung menggunakan baju hitam dengan ikat pinggang terikat di leher.
Sementara itu, ujung ikat pinggang kulit itu tersambung dengan kain songke yang terikat pada dahan mangga.
Iptu Yoga mengatakan, korban telah dievakuasi dan dibawa ke RSUD Komodo Labuan Bajo untuk dilakukan pemeriksaan luar oleh tenaga kesehatan.
Saat ini, penyidik Satreskrim Polres Manggarai Barat tengah menyelidiki dan mendalami kejadian tersebut.
"Kami masih menunggu apakah pihak keluarga ingin membuat laporan atau tidak," tandasnya.
Baca juga: KPH: Persemaian modern Labuan Bajo tak rusak mata air
Baca juga: Tokoh adat Lancang Mabar sesalkan warga ambil alih hutan