Kupang (AntaraNews NTT) - Badan SAR Nasional (Basarnas) Kupang, Nusa Tenggara Timur mengelar pelatihan pertolongan di medan ketinggian bagi potensi SAR di ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur ini.
Kegiatan pelatihan yang akan berlangsung selama tiga hari itu dibuka oleh Direktur Bina Potensi Basarnas F Indrajaya di Kupang, Selasa.
Indrajaya mengatakan Basarnas secara rutin melaksanakan pelatihan teknis SAR kepada potensi pencarian dan pertolongan di antaranya tentang pertolongan di medan ketinggian.
Ia mengatakan kondisi kedaruratan baik kecelakaan, bencana maupun kondisi membahayakan manusia tidak dapat diprediksi sebelumnya dan bisa menimpa siapun. "Sebagai potensi SAR yang ada di NTT kita dituntut agar selalu siaga dalam menghadapi kondisi seperti itu," kata Indrajaya.
Ia mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan Basarnas dengan melaksanakan koordinasi intensif dengan seluruh pemangku kepentingan bidang SAR di tingkat pusat maupun daerah sehingga pelaksanaan operasi SAR berlangsung sukses.
Koordinasi, kata dia, mutlak dilakukan guna mempercepat waktu pertolongan saat terjadi kondisi kedaruratan di daerah ini. "Kecepatan dan waktu sangat menentukan keberhasilan dan tindakan kita dalam menolong korban yang tertimpa musibah," tegas Indrajaya.
Ia berharap dengan adanya pelatihan ini akan menambah pengetahuan bagi potensi SAR di provinsi berbasis kepulauan ini dalam melaksanakan operasi penyelamatan terhadap korban bencana alam maupun bencana kemanusiaan di daerah ini.
Sementara itu Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kupang, Abram Benyamin Kolimom mengatakan kegiatan pelatihan terhadap potensi SAR di medan ketinggian diikuti 65 orang terdiri dari unsur TNI, Polri, PMI, Kesehatan, BPBD yang berlangsung 13 hingga 16 Maret 2018.
"Kegiatan pelatihan akan dilaksanakan di wilayah Kota Kupang termasuk melakukan pelatihan pertolongan di perairan," tegas Abram.
Gubernur apresiasi
Sementara itu, Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya memberikan apresiasi terhadap kinerja anggota Basarnas Kupang yang selama ini selalu sigap melakukan pencarian dan pertolongan ketika masyarakat NTT tertimpa musibah.
"Pemerintah NTT memberikan apresisasi yang tinggi terhadap berbagai upaya yang telah dilakukan Basarnas dalam mencari dan menolong korban bencana di NTT," katanya.
Ia mengatakan, keberadaan Basarnas di NTT sangat penting mengingat wilayah NTT merupakan daerah rawan bencana alam.
Gubernur NTT, Frans Lebu Raya bersama (Antara NTT)
Menurut dia, operasi penyelamatan yang sering dilakukan Basarnas menyimpan misi kemanusiaan karena melakukan upaya penyelamatan terhadap manusia.
"Tidak hanya karena tugas pokok namun dibalik itu ada misi sosial yang diemban Basarnas karena membantu dan mencari masyarakat yang tertimpa musibah dengan segara risiko yang besar," tegas Lebu Raya.
Ia berharap pelatihan medan ketinggian ini dapat meningkatkan profesionalisme anggota Basarnas di NTT dalam melaksanakan operasi penyelamatan terhadap korban bencana di wilayah ini.
Sementara itu Direktur Bina Potensi Basarnas, Marsekal Pertama, F.Indrajaya mengatakan, wilayah Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang rawan bencana.
"Tingginya kasus bencana yang mengancam keselamatan manusia mendorong Basarnas meningkatkan status Kantor Basarnas Kupang dari tipe B ke tipe A," tegas Indrajaya.
Kasus kecelakaan yang sangat dominan di NTT yaitu kecalakan di perairan sehingga Basarnas terus mendorong penambahan peralatan operasional yang lebih memadai sehingga operasi penyelamatan yang dilakukan anggota Basarnas di provinsi berbasis kepulauan itu lebih optimal.
Kegiatan pelatihan yang akan berlangsung selama tiga hari itu dibuka oleh Direktur Bina Potensi Basarnas F Indrajaya di Kupang, Selasa.
Indrajaya mengatakan Basarnas secara rutin melaksanakan pelatihan teknis SAR kepada potensi pencarian dan pertolongan di antaranya tentang pertolongan di medan ketinggian.
Ia mengatakan kondisi kedaruratan baik kecelakaan, bencana maupun kondisi membahayakan manusia tidak dapat diprediksi sebelumnya dan bisa menimpa siapun. "Sebagai potensi SAR yang ada di NTT kita dituntut agar selalu siaga dalam menghadapi kondisi seperti itu," kata Indrajaya.
Ia mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan Basarnas dengan melaksanakan koordinasi intensif dengan seluruh pemangku kepentingan bidang SAR di tingkat pusat maupun daerah sehingga pelaksanaan operasi SAR berlangsung sukses.
Koordinasi, kata dia, mutlak dilakukan guna mempercepat waktu pertolongan saat terjadi kondisi kedaruratan di daerah ini. "Kecepatan dan waktu sangat menentukan keberhasilan dan tindakan kita dalam menolong korban yang tertimpa musibah," tegas Indrajaya.
Ia berharap dengan adanya pelatihan ini akan menambah pengetahuan bagi potensi SAR di provinsi berbasis kepulauan ini dalam melaksanakan operasi penyelamatan terhadap korban bencana alam maupun bencana kemanusiaan di daerah ini.
Sementara itu Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kupang, Abram Benyamin Kolimom mengatakan kegiatan pelatihan terhadap potensi SAR di medan ketinggian diikuti 65 orang terdiri dari unsur TNI, Polri, PMI, Kesehatan, BPBD yang berlangsung 13 hingga 16 Maret 2018.
"Kegiatan pelatihan akan dilaksanakan di wilayah Kota Kupang termasuk melakukan pelatihan pertolongan di perairan," tegas Abram.
Gubernur apresiasi
Sementara itu, Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya memberikan apresiasi terhadap kinerja anggota Basarnas Kupang yang selama ini selalu sigap melakukan pencarian dan pertolongan ketika masyarakat NTT tertimpa musibah.
"Pemerintah NTT memberikan apresisasi yang tinggi terhadap berbagai upaya yang telah dilakukan Basarnas dalam mencari dan menolong korban bencana di NTT," katanya.
Ia mengatakan, keberadaan Basarnas di NTT sangat penting mengingat wilayah NTT merupakan daerah rawan bencana alam.
Menurut dia, operasi penyelamatan yang sering dilakukan Basarnas menyimpan misi kemanusiaan karena melakukan upaya penyelamatan terhadap manusia.
"Tidak hanya karena tugas pokok namun dibalik itu ada misi sosial yang diemban Basarnas karena membantu dan mencari masyarakat yang tertimpa musibah dengan segara risiko yang besar," tegas Lebu Raya.
Ia berharap pelatihan medan ketinggian ini dapat meningkatkan profesionalisme anggota Basarnas di NTT dalam melaksanakan operasi penyelamatan terhadap korban bencana di wilayah ini.
Sementara itu Direktur Bina Potensi Basarnas, Marsekal Pertama, F.Indrajaya mengatakan, wilayah Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang rawan bencana.
"Tingginya kasus bencana yang mengancam keselamatan manusia mendorong Basarnas meningkatkan status Kantor Basarnas Kupang dari tipe B ke tipe A," tegas Indrajaya.
Kasus kecelakaan yang sangat dominan di NTT yaitu kecalakan di perairan sehingga Basarnas terus mendorong penambahan peralatan operasional yang lebih memadai sehingga operasi penyelamatan yang dilakukan anggota Basarnas di provinsi berbasis kepulauan itu lebih optimal.