Kupang (AntaraNTT News) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun El Tari Kupang mengeluarkan peringatan dini terkait potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutlah) di wilayah Nusa Tenggara Timur.
"Ketika kita sudah berada di bulan April hingga Juni, wilayah NTT sudah memasuki kemarau sehingga perlu diberi peringatan dini tentang bahaya kebakaran hutan dan lahan (Karhutlah)," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Bambang Setiatji di Kupang, Selasa.
Ia mengatakan, masyarakat di NTT perlu diberikan edukasi untuk tidak mudah membakar lahan ketika musim kemarau karena akan memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
"Kalau masih ada cara yang lain maka hindari cara membakar dalam kegiatan berladang, karena saat musim kemarau suhu udara sangat panas sehingga mudah terjadi kebakaran," katanya.
Baca juga: BMKG: Waspadai puting beliung selama musim pancaroba
Bambang menambahkan, peralihan musim mulai dirasakan di Kota Kupang dengan semakin meningkatkanya suhu udara yang mulai menyentuh 35 derajat celsius.
"Hal ini harus diantisipasi oleh masyarakat Kota Kupang dengan menjaga kondisi kesehatan karena saat peralihan musim seperti ini akan mudah terserang penyakit," ujarnya.
Suhu udara di ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur saat ini sudah menyentuh 35 derajat celcius, meski masih turun hujan.
Baca juga: BMKG: Waspadai cuaca ekstrem
Bambang menjelaskan, peralihan musim dari penghujan ke musim kemarau mulai terjadi pada pertengahan Maret hingga awal April 2018.
"Ketika memasuki peralihan musim ditandai dengan terjadi angin puting beliung seperti dialami masyarakat Kota Kupang dan Manggarai Barat beberapa waktu lalu," katanye menjelaskan.
"Ketika kita sudah berada di bulan April hingga Juni, wilayah NTT sudah memasuki kemarau sehingga perlu diberi peringatan dini tentang bahaya kebakaran hutan dan lahan (Karhutlah)," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Bambang Setiatji di Kupang, Selasa.
Ia mengatakan, masyarakat di NTT perlu diberikan edukasi untuk tidak mudah membakar lahan ketika musim kemarau karena akan memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
"Kalau masih ada cara yang lain maka hindari cara membakar dalam kegiatan berladang, karena saat musim kemarau suhu udara sangat panas sehingga mudah terjadi kebakaran," katanya.
Baca juga: BMKG: Waspadai puting beliung selama musim pancaroba
Bambang menambahkan, peralihan musim mulai dirasakan di Kota Kupang dengan semakin meningkatkanya suhu udara yang mulai menyentuh 35 derajat celsius.
"Hal ini harus diantisipasi oleh masyarakat Kota Kupang dengan menjaga kondisi kesehatan karena saat peralihan musim seperti ini akan mudah terserang penyakit," ujarnya.
Suhu udara di ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur saat ini sudah menyentuh 35 derajat celcius, meski masih turun hujan.
Baca juga: BMKG: Waspadai cuaca ekstrem
Bambang menjelaskan, peralihan musim dari penghujan ke musim kemarau mulai terjadi pada pertengahan Maret hingga awal April 2018.
"Ketika memasuki peralihan musim ditandai dengan terjadi angin puting beliung seperti dialami masyarakat Kota Kupang dan Manggarai Barat beberapa waktu lalu," katanye menjelaskan.