Kupang (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat penyaluran kredit perbankan untuk sektor pertanian dan kehutanan tumbuh sebesar Rp86 miliar pada semester I 2021.
"Penyaluran kredit sektor pertanian dan kehutanan per Juni 2021 sebesar Rp619 miliar atau tumbuh Rp86 miliar dari posisi Desember 2020 yang sebesar Rp533 miliar," kata Kepala OJK NTT Robert Sianipar di Kupang, Selasa, (14/9).
OJK NTT mencatat meskipun bertambah namun nilai penyaluran kredit untuk sektor pertanian pada semester I ini tercatat masih lebih rendah dibandingkan dengan kredit untuk sektor bukan lapangan usaha yang tumbuh sebesar Rp658 miliar.
Selain itu penyaluran kredit untuk sektor pedagang besar dan eceran juga tumbuh sebesar Rp423 miliar.
Ia mengatakan nilai penyaluran kredit ini penting sebagai acuan bagi industri perbankan untuk meningkatkan arah pertumbuhan kreditnya.
Rober Sianipar mendorong industri perbankan di NTT meningkatkan penyaluran kredit pada sektor pertanian termasuk kehutanan, perikanan, yang tercatat masih tumbuh positif.
Ia menyebutkan sejumlah bank penyalur kredit terbesar di NTT yang diharapkan meningkatkan penyaluran kredit pada sektor produktif seperti BRI, BPD NTT, BNI, Mandiri dan BCA.
"Di saat menyusun rencana bisnis bank, kami berharap para pimpinan perbankan bisa mengajukan ada alokasi kreditnya untuk ekspansi ke sektor produktif," katanya.
Ia menambahkan dengan meningkatkan penyaluran kredit pada sektor-sektor produktif maka lebih cepat mendorong pertumbuhan perekonomian di provinsi berbasiskan kepulauan itu.
Baca juga: OJK NTT apresiasi industri perbankan jaga kualitas kredit
Baca juga: OJK NTT catat investasi pasar modal tembus 32.797 investor
"Penyaluran kredit sektor pertanian dan kehutanan per Juni 2021 sebesar Rp619 miliar atau tumbuh Rp86 miliar dari posisi Desember 2020 yang sebesar Rp533 miliar," kata Kepala OJK NTT Robert Sianipar di Kupang, Selasa, (14/9).
OJK NTT mencatat meskipun bertambah namun nilai penyaluran kredit untuk sektor pertanian pada semester I ini tercatat masih lebih rendah dibandingkan dengan kredit untuk sektor bukan lapangan usaha yang tumbuh sebesar Rp658 miliar.
Selain itu penyaluran kredit untuk sektor pedagang besar dan eceran juga tumbuh sebesar Rp423 miliar.
Ia mengatakan nilai penyaluran kredit ini penting sebagai acuan bagi industri perbankan untuk meningkatkan arah pertumbuhan kreditnya.
Rober Sianipar mendorong industri perbankan di NTT meningkatkan penyaluran kredit pada sektor pertanian termasuk kehutanan, perikanan, yang tercatat masih tumbuh positif.
Ia menyebutkan sejumlah bank penyalur kredit terbesar di NTT yang diharapkan meningkatkan penyaluran kredit pada sektor produktif seperti BRI, BPD NTT, BNI, Mandiri dan BCA.
"Di saat menyusun rencana bisnis bank, kami berharap para pimpinan perbankan bisa mengajukan ada alokasi kreditnya untuk ekspansi ke sektor produktif," katanya.
Ia menambahkan dengan meningkatkan penyaluran kredit pada sektor-sektor produktif maka lebih cepat mendorong pertumbuhan perekonomian di provinsi berbasiskan kepulauan itu.
Baca juga: OJK NTT apresiasi industri perbankan jaga kualitas kredit
Baca juga: OJK NTT catat investasi pasar modal tembus 32.797 investor