Kupang (AntaraNews NTT) - Stok beras yang dikuasai Perum Bulog Divisi Regional Nusa Tenggara Timur hingga pertengahan Maret 2018 mencapai 27.000 ton dan diperkirakan akan memenuhi kebutuhan masyarakat daerah ini sampai empat bulan berikutnya.

Kepala Perum Bulog Divre NTT Efdal MS kepada wartawan di Kupang, Senin (19/3) mengatakan jumlah tersebut belum termasuk 1,000 ton beras yang dikirim dari Sulawesi Selatan untuk menambah stok beras yang ada serta untuk kegiatan operasi pasar.

"Sejak akhir tahun lalu hingga saat ini, harga beras di pasaran masih tetap stabil pasca diterapkannya kegiatan operasi pasar," ujarnya.

Saat ini harga beras milik Bulog yang digelar saat operasi pasar khusus beras medium harganya justru sudah turun menjadi Rp8.800 per kilogram setelah sebelumnya mencapai Rp9.600 per kilogram.

Baca juga: Bulog NTT luncurkan GSP Aktivitas Operasi pasar oleh Bulog Divre NTT di Kupang. (Foto Antara/Kornelis Kaha) Sementara itu terkait realisasi operasi pasar sampai dengan pertengahan Maret 2018 sudah mencapai 9.400 ton beras.

"Hingga saat ini realisasi operasi pasar yang dimulai sejak Oktober 2017 sudah mencapai 9.400 ton beras yang sampai dengan saat hasilnya cukup memuaskan," ujarnya.

Lebih lanjut ketika ditanya soal beras impor berjumlah 10.000 ton yang hingga kini berlum didistruibusikan juga, Efdal mengatakan bahwa masih dalam proses menunggu perintah dari pemrintah pusat.

"Namun kalau beras impor ketahanan penyimpanannya bisa sampai satu tahun. Oleh karen itu kami tidak khawatir," tuturnya.

Baca juga: NTTdatangkan 130.000 ton beras pertahun Wali Kota Kupang Jefry R. Kore (ketiga Kiri) didamping Kabulog Divre NTT Efdal MS (kelima kanan) dan Kepala BI NTT Naek Tigor Sinaga (kedua kiri) meluncurkan Bansos Rastra 2018 di Kupang. (Foto ANTARA/Kornelis Kaha)

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024