Kupang (AntaraNews NTT) - Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Nusa Tenggara Timur hingga saat ini belum bisa mendatangkan anjing pelacak untuk ditempatkan di sejumlah pintu masuk, karena alasan kendala perawatan hewan tersebut.

"Memang benar sampai saat ini kami belum memiliki anjing pelacak untuk mengendus narkoba. Hal ini karena masalah perawatan dan pemeliharaannya yang sangat rumit," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNNP NTT Yos Gadhi di Kupang, Senin (2/4).

Ia mengatakan untuk merawat dan melatih anjing tersebut agar tetap bisa bertugas di lapangan diperlukan orang-orang yang memang bisa merawat anjing serta melatihnya.

Apalagi biaya perawatan untuk anjing pelacak tersebut sangat mahal sehingga membutuhkan biaya dan anggaran yang sangat tinggi.

"Namun saat ini ada satu anggota kami yang sedang belajar di Jakarta,n agar rencana penempatan anjing pelacak itu bisa tercapai," ujarnya.

BNNP NTT akan mendapatkan dua ekor anjing pelacak yang nantinya ditempatkan di bandara serta di kawasan perbatasan mengingat pintu masuk-pintu masuk ke NTT itu rawan akan penyelundupan narkoba dan sejenisnya.

Tidak hanya di bandara atau pintu masuk perbatasan tetapi anjing pelacak juga perlu di wilayah pelabuhan mengingat pintu masuk pelabuhan juga rawan akan masuknya narkoba.

Sejauh ini, lanjut Yosep, BNNP terus berperang melawan masuk, peredaran dan penyalahgunaan naerkoba ke NTT. Satu kasus terakhir yang diungkap adalah penangkapan sejumlah staf atau pegawai di salah satu tempat hiburan malam di kota Kupang.

Sejumlah tersangka dan pemakai itu adalah para pekerja dari luar NTT yang hanya sementara bekerja di kota Kupang.

"Kami terus bekerja sama baik dengan pihak kepolisian dan TNI dalam mencegah hal ini. Kita tak ingin nanti anak-anak kita terpengaruh dengan obat-obatan in," tambahnya.

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024