Kupang (AntaraNews NTT) - Pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) untuk siswa sekolah kejuruan (SMK) di Provinsi Nusa Tenggara Timur sempat terganggu akibat adanya ganguan jaringan internet dan terputusnya pasokan listrik PLN serta jebolnya server.
"Adanya ganguan jaringan internet serta pasokan listrik yang menyebabkan waktu pelaksanaan UNBK berlangsung lama dari waktu yang ditentukan," kata Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi NTT Aloysius Min kepada Antara di Kupang, Rabu (4/4).
Ia mengatakan, gangungan jaringan internet menjadi salah satu kendala yang sangat menonjol dalam pelaksanaan UNBK tahun 2018.
Dia menjelaskan, ganguan jaringan internet dalam pelaksanaan UNBK terjadi di Lewoleba, Kabupaten Lembata, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat yang disebabkan tingginya frekwensi penggunaan internet menyebakan signal internet kurang stabil.
"Kami langsung berkordinasi PT Telkomsel yang langsung mengatasinya dengan menambah peralatan penguat signal sehingga kegiatan UNBK di dua daerah di Pulau Flores tetap berlangsung sekalipun waktu pelaksanaanya agar terlambat," tegas Alo.
Selain terganggu jaringan internet, ada juga sekolah yang servernya jebol karena pasokan listrik yang terbatas, seperti yang dialami SMK Negeri 2 Kota Kupang, sehingga pelaksanaan UNBK untuk siswa sekolah tersebut diundur hingga pukul 21.00 Wita.
Baca juga: 328 SMA/SMK NTT siap mengikuti UNBK 2018
Baca juga: UNBK Lebih Praktis
UNBK 2018
Alo mengatakan, pelaksaan UNBK SMK tahun 2018 di provinsi berbasis kepulauan ini diikuti 138 SMK dengan jumlah peserta sebanyak 14.000 orang.
"Sekolah peserta melaksanakan UNBK tahun 2018 untuk tingkat SMK tahun 2018 diikuti 138 sekolah sehingga mengalami peningkatan dibandingan tahun 2017 yang hanya diikuti 55 sekolah," ujarnya. Meningkatnya peserta UNBK di NTT tahun ini, karena SMK memiliki fasilitas komputer yang memadai untuk kegiatan UNBK.
"Adanya ganguan jaringan internet serta pasokan listrik yang menyebabkan waktu pelaksanaan UNBK berlangsung lama dari waktu yang ditentukan," kata Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi NTT Aloysius Min kepada Antara di Kupang, Rabu (4/4).
Ia mengatakan, gangungan jaringan internet menjadi salah satu kendala yang sangat menonjol dalam pelaksanaan UNBK tahun 2018.
Dia menjelaskan, ganguan jaringan internet dalam pelaksanaan UNBK terjadi di Lewoleba, Kabupaten Lembata, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat yang disebabkan tingginya frekwensi penggunaan internet menyebakan signal internet kurang stabil.
"Kami langsung berkordinasi PT Telkomsel yang langsung mengatasinya dengan menambah peralatan penguat signal sehingga kegiatan UNBK di dua daerah di Pulau Flores tetap berlangsung sekalipun waktu pelaksanaanya agar terlambat," tegas Alo.
Selain terganggu jaringan internet, ada juga sekolah yang servernya jebol karena pasokan listrik yang terbatas, seperti yang dialami SMK Negeri 2 Kota Kupang, sehingga pelaksanaan UNBK untuk siswa sekolah tersebut diundur hingga pukul 21.00 Wita.
Baca juga: 328 SMA/SMK NTT siap mengikuti UNBK 2018
Baca juga: UNBK Lebih Praktis
Alo mengatakan, pelaksaan UNBK SMK tahun 2018 di provinsi berbasis kepulauan ini diikuti 138 SMK dengan jumlah peserta sebanyak 14.000 orang.
"Sekolah peserta melaksanakan UNBK tahun 2018 untuk tingkat SMK tahun 2018 diikuti 138 sekolah sehingga mengalami peningkatan dibandingan tahun 2017 yang hanya diikuti 55 sekolah," ujarnya. Meningkatnya peserta UNBK di NTT tahun ini, karena SMK memiliki fasilitas komputer yang memadai untuk kegiatan UNBK.