Kupang (ANTARA) - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM NTT Marciana D Jone memastikan bahwa pelaksanaan Seleksi Kompetensi Dasar Calon Aparatur Sipil Negara (SKD CASN) Tahun 2021 dilaksanakan secara transparan dan terbuka.
"Tidak ada orang yang bisa membantu anak-anak untuk lolos seleksi ini karena yang bisa membantu hanya Tuhan dan diri anak-anak sendiri," katanya kepada wartawan di Kupang, Senin, (18/10).
Hal ini disampaikannya saat memantau langsung pelaksanaan SKD CASN Tahun 2021, yang dilakukan di Auditorium Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang.
Marciana meminta seluruh peserta SKD CASN untuk tidak mempercayai oknum atau siapa saja yang datang dan mengiming-imingkan kelulusan di Kemenkumham.
Sebab, dapat dipastikan bahwa itu adalah penipuan. Jika ada yang melakukan hal yang demikian, ia meminta untuk segera dilaporkan kepada dirinya.
Marciana pun berpesan agar peserta mengerjakan soal-soal SKD dengan tenang sesuai alokasi waktu yang sudah disiapkan.
"Tadi saya meminta agar mereka tetap tenang dan jangan tergesa-gesa. Baca soal dan diisi dengan baik, jangan terpengaruh dengan teman kanan, kiri maupun depan, belakang," jelasnya.
Berdasarkan data yang dihimpun dari panitai seleksi, tercatat 1.059 orang peserta mengikuti SKD hari pertama dengan sistem Computer Assisted Test (CAT) yang dibagi dalam tiga sesi.
Iapun berpesan kepada para panitia baik panitia memberikan pelayanan dengan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun), menerapkan protokol kesehatan dengan baik, serta tidak mempersulit peserta. Apalagi jika peserta tersebut sudah memenuhi semua persyaratan yang dibutuhkan.
"Gesture tubuh dijaga agar jangan sampai membuat orang tidak nyaman. Pada saat memberikan layanan, fokus beri perhatian untuk peserta. Berikan senyum yang manis, jangan sambil menerima telepon atau mengobrol," paparnya.
Pelaksanaan SKD berlangsung mulai 18 Oktober dan akan berakhir pada 29 Oktober mendatang. Untuk tes hari pertama, seharusnya diikuti oleh 1.200 peserta yang dibagi masing-masing 400 peserta pada tiap sesi.
Namun, 141 orang diantaranya tidak hadir sehingga yang mengikuti tes tercatat 1.059 orang. Pada sesi pertama, nilai tertinggi diraih oleh Fridson Ever Lailena dengan skor 441.
Pada sesi kedua, Putriyani Fransiska Missa meraih nilai tertinggi dengan skor 468. Sedangkan di sesi terakhir, nilai tertinggi diraih Putu Widhi Arimbawa dengan nilai atau skor tertinggi 470.
Baca juga: Kemenkumham NTT dorong Pemkab SBD percepat pembentukan MPIG
Baca juga: Pendaftaran Indikasi Geografis tingkatkan ekonomi masyarakat
"Tidak ada orang yang bisa membantu anak-anak untuk lolos seleksi ini karena yang bisa membantu hanya Tuhan dan diri anak-anak sendiri," katanya kepada wartawan di Kupang, Senin, (18/10).
Hal ini disampaikannya saat memantau langsung pelaksanaan SKD CASN Tahun 2021, yang dilakukan di Auditorium Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang.
Marciana meminta seluruh peserta SKD CASN untuk tidak mempercayai oknum atau siapa saja yang datang dan mengiming-imingkan kelulusan di Kemenkumham.
Sebab, dapat dipastikan bahwa itu adalah penipuan. Jika ada yang melakukan hal yang demikian, ia meminta untuk segera dilaporkan kepada dirinya.
Marciana pun berpesan agar peserta mengerjakan soal-soal SKD dengan tenang sesuai alokasi waktu yang sudah disiapkan.
"Tadi saya meminta agar mereka tetap tenang dan jangan tergesa-gesa. Baca soal dan diisi dengan baik, jangan terpengaruh dengan teman kanan, kiri maupun depan, belakang," jelasnya.
Berdasarkan data yang dihimpun dari panitai seleksi, tercatat 1.059 orang peserta mengikuti SKD hari pertama dengan sistem Computer Assisted Test (CAT) yang dibagi dalam tiga sesi.
Iapun berpesan kepada para panitia baik panitia memberikan pelayanan dengan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun), menerapkan protokol kesehatan dengan baik, serta tidak mempersulit peserta. Apalagi jika peserta tersebut sudah memenuhi semua persyaratan yang dibutuhkan.
"Gesture tubuh dijaga agar jangan sampai membuat orang tidak nyaman. Pada saat memberikan layanan, fokus beri perhatian untuk peserta. Berikan senyum yang manis, jangan sambil menerima telepon atau mengobrol," paparnya.
Pelaksanaan SKD berlangsung mulai 18 Oktober dan akan berakhir pada 29 Oktober mendatang. Untuk tes hari pertama, seharusnya diikuti oleh 1.200 peserta yang dibagi masing-masing 400 peserta pada tiap sesi.
Namun, 141 orang diantaranya tidak hadir sehingga yang mengikuti tes tercatat 1.059 orang. Pada sesi pertama, nilai tertinggi diraih oleh Fridson Ever Lailena dengan skor 441.
Pada sesi kedua, Putriyani Fransiska Missa meraih nilai tertinggi dengan skor 468. Sedangkan di sesi terakhir, nilai tertinggi diraih Putu Widhi Arimbawa dengan nilai atau skor tertinggi 470.
Baca juga: Kemenkumham NTT dorong Pemkab SBD percepat pembentukan MPIG
Baca juga: Pendaftaran Indikasi Geografis tingkatkan ekonomi masyarakat