Kupang (AntaraNews NTT) - Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang bersama pendamping teknis dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muhammadyah Kupang (UMK) meneliti mamalia laut seperti paus dan lumba-lumba (Setasean) di Taman Nasional Perairan Laut Sawu.
"Penelitian dengan menggunakan metode visual dan bioskuatik untuk mengetahui populasi dan jenis berdasarkan kemunculan pola pergerakan serta tingkah laku di lokasi kemunculan," kata Kepala BKKPN Kupang Ikram Sangadji kepada wartawan di Kupang, Sabtu (28/4).
Setasean adalah sebutan umum bagi mamalia laut seperti paus, lumba-lumba dan pesut yang bernapas menggunakan paru-paru dan berproduksi dengan cara melahirkan.
Ia menjelaskan proses penelitian dilakukan selama tiga hari berturut-turut yakni dari Rabu (25/4) sampai dengan Jumat (27/4). Saat penelitian terakhir pada Jumat (27/4) ditemukan bahwa lokasi kemunculan Setasean terbanyak ada di sekitar Desa Naikliu dan Sulamu, Kabupaten Kupang.
Baca juga: Seekor Paus Terdampar di Pulau Rote
Baca juga: Wisata Paus Laut Sawu
"Jenis yang terdeteksi adalah lumba-lumba Spinner Dolphin dengan total kemunculan sebanyak 46 ekor," katanya dan menjelaskan pola kemunculan mamalia laut bersifat periodik dengan mengikuti pergerakan arus pasang pada pukul 07.00-09.00 Wita dan pukul 16.00 hingga 17.00 Wita.
Dua ekor lumba-lumba terpantau berenang di pantai sekitar desa Naikliu, Kabupaten Kupang. (Foto Antara/ Humas BKKPN)
Pola pergerakan mamalia laut pada pagi hari dari arah utara Pulau Timor dan sebaliknya pada sore hari pergerakannya ke arah selatan Pulau Timor. "Lokasi kemunculan mamalia laut itu akan kita petakan dalam peta potensi tahunan berdasarkan kemunculan pola distribusi dan tingkah lakunya," katanya.
Peta tersebut menjadi informasi penting untuk pengendalian subzona perlindungan Setasean terhadap berbagai aktivitas pemanfaatan untuk kegiatan penangkapan ikan dengan alat tangkap jenis pukat, alur pelayaran antarpulau, dan aktivitas lainnya yang bersifat destruktif terhadap mamalia laut
"Penelitian dengan menggunakan metode visual dan bioskuatik untuk mengetahui populasi dan jenis berdasarkan kemunculan pola pergerakan serta tingkah laku di lokasi kemunculan," kata Kepala BKKPN Kupang Ikram Sangadji kepada wartawan di Kupang, Sabtu (28/4).
Setasean adalah sebutan umum bagi mamalia laut seperti paus, lumba-lumba dan pesut yang bernapas menggunakan paru-paru dan berproduksi dengan cara melahirkan.
Ia menjelaskan proses penelitian dilakukan selama tiga hari berturut-turut yakni dari Rabu (25/4) sampai dengan Jumat (27/4). Saat penelitian terakhir pada Jumat (27/4) ditemukan bahwa lokasi kemunculan Setasean terbanyak ada di sekitar Desa Naikliu dan Sulamu, Kabupaten Kupang.
Baca juga: Seekor Paus Terdampar di Pulau Rote
Baca juga: Wisata Paus Laut Sawu
"Jenis yang terdeteksi adalah lumba-lumba Spinner Dolphin dengan total kemunculan sebanyak 46 ekor," katanya dan menjelaskan pola kemunculan mamalia laut bersifat periodik dengan mengikuti pergerakan arus pasang pada pukul 07.00-09.00 Wita dan pukul 16.00 hingga 17.00 Wita.
Pola pergerakan mamalia laut pada pagi hari dari arah utara Pulau Timor dan sebaliknya pada sore hari pergerakannya ke arah selatan Pulau Timor. "Lokasi kemunculan mamalia laut itu akan kita petakan dalam peta potensi tahunan berdasarkan kemunculan pola distribusi dan tingkah lakunya," katanya.
Peta tersebut menjadi informasi penting untuk pengendalian subzona perlindungan Setasean terhadap berbagai aktivitas pemanfaatan untuk kegiatan penangkapan ikan dengan alat tangkap jenis pukat, alur pelayaran antarpulau, dan aktivitas lainnya yang bersifat destruktif terhadap mamalia laut