Kupang (AntaraNews NTT) - Kantor Bank Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Timur menilai provinsi berbasis kepulauan itu masih tertinggal jauh dari daerah lain soal pembayaran non-tunai.
"Kita masih tertinggal jauh hingga saat ini kalau berbicara soal transaksi non-tunai dengan daerah lain di Indonesia," kata Staf Unit pengawasan sistem pembayaran pengelolaan uang rupiah dan keuangan inklusif Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT Benediktus Kuspratama kepada Antara di Kupang, Senin (30/4).
Ia mengatakan sampai sejauh ini di Nusa Tenggara Timur baru ada dua lokasi transaksi non-tunai yakni di kawasan bandara El Tari Kupang dan di kawasan Pelabuhan Tenau Kupang.
Namun, dalam perjalanan pascaditetapkan sebagai kawasan pembayaran non tunai, hingga saat ini tak bisa digunakan oleh konsumen karena masalah jaringan telekomunikasi yang masih lelet.
Baca juga: BI rancang pembayaran non-tunai di pusat perbelanjaan
"Kendala pertamanya adalah masalah jaringan. Sehingga walaupun sudah ada namun saat hendak dioperasikan tak berjalan dengan baik," katanya menjelaska.
Antara Kupang sempat mencoba untuk melakukan transaksi, baik di Bandara El Tari Kupang maupun Pelabuhan Tenau Kupang, namun tak bisa digunakan pembayaran non tunai.
Petugas Bandara dan Pelabuhan Tenau hanya mengatakan bahwa tidak bisa digunakan karena jaringan telekomnya tidak bagus.
Benediktus menambahkan, selain masalah jaringan, masalah lain yakni belum banyaknya masyarakat yang tahu karena penyebarannya hanya di dua lokasi tersebut.
"Di Pulau Jawa, misalnya, sangat bagus karena ada jalan tolnya, sehingga hampir setiap pintu masuk tol digunakan pembayaran non tunai," ujarnya.
Baca juga: Kehadiran BI untuk jaga kedaulatan NKRI
Oleh karena itu untuk meningkatkan dan sambil mensosialisasikan kepada masyarakat, penerapannya juga akan dilakukan di sejumlah pusat perbelanjaan, baik di Lippo Plaza Kupang, Transmart dan di Ramayana Kupang.
"Kami juga terus membahas ini dengan pihak-pihak perbankan lainnya, dengan tujuan agar pihak perbankan juga mau bekerja sama menerapkan hal ini," demikian Benediktus Kuspratama.
"Kita masih tertinggal jauh hingga saat ini kalau berbicara soal transaksi non-tunai dengan daerah lain di Indonesia," kata Staf Unit pengawasan sistem pembayaran pengelolaan uang rupiah dan keuangan inklusif Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT Benediktus Kuspratama kepada Antara di Kupang, Senin (30/4).
Ia mengatakan sampai sejauh ini di Nusa Tenggara Timur baru ada dua lokasi transaksi non-tunai yakni di kawasan bandara El Tari Kupang dan di kawasan Pelabuhan Tenau Kupang.
Namun, dalam perjalanan pascaditetapkan sebagai kawasan pembayaran non tunai, hingga saat ini tak bisa digunakan oleh konsumen karena masalah jaringan telekomunikasi yang masih lelet.
Baca juga: BI rancang pembayaran non-tunai di pusat perbelanjaan
"Kendala pertamanya adalah masalah jaringan. Sehingga walaupun sudah ada namun saat hendak dioperasikan tak berjalan dengan baik," katanya menjelaska.
Antara Kupang sempat mencoba untuk melakukan transaksi, baik di Bandara El Tari Kupang maupun Pelabuhan Tenau Kupang, namun tak bisa digunakan pembayaran non tunai.
Petugas Bandara dan Pelabuhan Tenau hanya mengatakan bahwa tidak bisa digunakan karena jaringan telekomnya tidak bagus.
Benediktus menambahkan, selain masalah jaringan, masalah lain yakni belum banyaknya masyarakat yang tahu karena penyebarannya hanya di dua lokasi tersebut.
"Di Pulau Jawa, misalnya, sangat bagus karena ada jalan tolnya, sehingga hampir setiap pintu masuk tol digunakan pembayaran non tunai," ujarnya.
Baca juga: Kehadiran BI untuk jaga kedaulatan NKRI
Oleh karena itu untuk meningkatkan dan sambil mensosialisasikan kepada masyarakat, penerapannya juga akan dilakukan di sejumlah pusat perbelanjaan, baik di Lippo Plaza Kupang, Transmart dan di Ramayana Kupang.
"Kami juga terus membahas ini dengan pihak-pihak perbankan lainnya, dengan tujuan agar pihak perbankan juga mau bekerja sama menerapkan hal ini," demikian Benediktus Kuspratama.