Kupang (AntaraNews NTT) - Stasiun Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (KIPM) Kupang mencatat komoditas ikan kering yang diekspor dari Nusa Tenggara Timur ke Timor Leste pada April 2018 mencapai 28,1 ton atau meningkat dari Maret sebanyak 13 ton.
"Komoditas ikan kering merupakan salah satu yang paling diminati Timor Leste. Ekspor yang tercatat pada April 2018 juga naik dua kali lipat dari bulan sebelumnya," kata Kepala Stasiun KIPM Kupang Jimmy Elwaren di Kupang, Senin (7/5).
Nilai komoditas ikan kering yang diekspor ke negara yang berbatasan langsung dengan NTT di Pulau Timor itu sebesar Rp40.000 per kilogram. Ekspor pada April 2018 dilakukan dengan frekuensi sebanyak delapan kali. Total nilai ekspornya mencapai lebih dari Rp1,1 miliar.
Ia menjelaskan, aktivitas ekspor perikanan ke Timor Leste semuanya melalui jalur darat melewati sejumlah pos lintas batas negara di Pulau Timor.
"Petugas KIPM yang ada di pos perbatasan juga melakukan pemeriksaan kembali produk perikanan yang diangkut sebelum truk kontainer masuk ke negara tersebut," katanya lagi.
Ia menyebutkan, berbagai komoditas lainnya yang diekspor ke Timor Leste seperti ikan baby tuna beku, tenggiri beku, cendro beku, anggoli beku, kerapu beku kulit kerang, dan lainnya sebanyak 7 ton.
Baca juga: Ikan kering ekspor primadona NTT ke RDTL
"Dari semua komoditas perikanan yang diekspor ke Timor Leste, ikan kering yang paling banyak diminati negara pembeli atau buyer," katanya pula.
Produk ikan kering, katanya lagi, sejauh ini tidak hanya diminati Timor Leste, tapi juga berbagai negara tujuan ekspor lainnya seperti Jepang, China, Hong Kong, Thailand, Australia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
Jumlah ikan kering yang diekspor memasuki tahun 2018, berturut-turut Januari sebanyak 17 ton, Februari 12,3 ton, dan Maret 13 ton, serta April 28,1 ton
KIPM Kupang mencatat komoditas ikan kering yang diekspor ke negara tetangga itu pada 2017 mencapai 240,9 ton, dengan nilai lebih dari 759.000 dolar AS.
Sedangkan pada 2016, ekspor ikan kering mencapai 256,4 ton dengan nilai lebih dari 683.000 dolar AS.
"Komoditas ikan kering merupakan salah satu yang paling diminati Timor Leste. Ekspor yang tercatat pada April 2018 juga naik dua kali lipat dari bulan sebelumnya," kata Kepala Stasiun KIPM Kupang Jimmy Elwaren di Kupang, Senin (7/5).
Nilai komoditas ikan kering yang diekspor ke negara yang berbatasan langsung dengan NTT di Pulau Timor itu sebesar Rp40.000 per kilogram. Ekspor pada April 2018 dilakukan dengan frekuensi sebanyak delapan kali. Total nilai ekspornya mencapai lebih dari Rp1,1 miliar.
Ia menjelaskan, aktivitas ekspor perikanan ke Timor Leste semuanya melalui jalur darat melewati sejumlah pos lintas batas negara di Pulau Timor.
"Petugas KIPM yang ada di pos perbatasan juga melakukan pemeriksaan kembali produk perikanan yang diangkut sebelum truk kontainer masuk ke negara tersebut," katanya lagi.
Ia menyebutkan, berbagai komoditas lainnya yang diekspor ke Timor Leste seperti ikan baby tuna beku, tenggiri beku, cendro beku, anggoli beku, kerapu beku kulit kerang, dan lainnya sebanyak 7 ton.
Baca juga: Ikan kering ekspor primadona NTT ke RDTL
"Dari semua komoditas perikanan yang diekspor ke Timor Leste, ikan kering yang paling banyak diminati negara pembeli atau buyer," katanya pula.
Produk ikan kering, katanya lagi, sejauh ini tidak hanya diminati Timor Leste, tapi juga berbagai negara tujuan ekspor lainnya seperti Jepang, China, Hong Kong, Thailand, Australia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
Jumlah ikan kering yang diekspor memasuki tahun 2018, berturut-turut Januari sebanyak 17 ton, Februari 12,3 ton, dan Maret 13 ton, serta April 28,1 ton
KIPM Kupang mencatat komoditas ikan kering yang diekspor ke negara tetangga itu pada 2017 mencapai 240,9 ton, dengan nilai lebih dari 759.000 dolar AS.
Sedangkan pada 2016, ekspor ikan kering mencapai 256,4 ton dengan nilai lebih dari 683.000 dolar AS.