Kupang (AntaraNews NTT) - Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur Marius Ardu Jelamu mengatakan pengembangan Bandara Internasional Komodo di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores, menjadi prioritas pemerintah untuk mendukung hadirnya penerbangan langsung internasional.
"Bandara Komodo merupakan prioritas pemerintah untuk dikembangkan karena merupakan salah satu dari 10 daerah wisata unggulan nasional," kata Marius Ardu Jelamu saat dihubungi Antara dari Kupang, Jumat (8/6).
Ia menjelaskan, pada 10 destinasi wisata unggulan nasional, pembukaan penerbangan langsung internasional menjadi salah satu agenda utama pemerintah pusat.
Menteri Pariwisata Arief Yahya, kata Marius, telah menyampaikan bahwa ketika landasan Bandara Komodo selesai diperpanjang maka penerbangan internasional bisa langsung masuk ke Labuan Bajo yang terkenal sebagai daerah wisata Taman Nasional Komodo.
Menurutnya, pemerintah saat ini mengarahkan pengembangan bandara internasional pada semua destinasi wisata unggulan secara nasional.
Baca juga: Landasan pacu Bandara Atambua diperpanjang jadi 2.000 meter
"Seperti Bandara Silangit di Sumatera Utara yang dikembangkan jadi bandara internasional karena daerah itu memiliki destinasi wisata Danau Toba yang merupakan bagian dari unggulan nasional," katanya.
Menurutnya, layanan penerbangan internasional ke Nusa Tenggara Timur masih menunggu kesiapan Bandara Komodo di Labuan Bajo.
"Ketika selesai dikembangkan nanti, maka kami berharap penerbangan internasional seperti dari China, Jepang, Australia, dan lainnya segera masuk ke Labuan Bajo," katanya.
Ia mengatakan, terkait layanan penerbangan domestik dari dan menuju provinsi setempat sejauh ini sudah terhubung secara baik. Bahkan untuk Bandara Komodo sendiri melayani hingga 28 kali penerbangan (kedatangan dan keberangkatan) setiap hari.
"Layanan penerbangan langsung dari Jakarta, Surabaya, Bali, Makassar, juga sudah terkoneksi dengan NTT, kemudian untuk antardaerah sendiri di NTT juga sudah terhubung dengan 14 bandara aktif, yang masih kami nantikan itu hadirnya penerbangan internasional," katanya.
Baca juga: 80 hektare untuk bandara baru di Lembata
"Bandara Komodo merupakan prioritas pemerintah untuk dikembangkan karena merupakan salah satu dari 10 daerah wisata unggulan nasional," kata Marius Ardu Jelamu saat dihubungi Antara dari Kupang, Jumat (8/6).
Ia menjelaskan, pada 10 destinasi wisata unggulan nasional, pembukaan penerbangan langsung internasional menjadi salah satu agenda utama pemerintah pusat.
Menteri Pariwisata Arief Yahya, kata Marius, telah menyampaikan bahwa ketika landasan Bandara Komodo selesai diperpanjang maka penerbangan internasional bisa langsung masuk ke Labuan Bajo yang terkenal sebagai daerah wisata Taman Nasional Komodo.
Menurutnya, pemerintah saat ini mengarahkan pengembangan bandara internasional pada semua destinasi wisata unggulan secara nasional.
Baca juga: Landasan pacu Bandara Atambua diperpanjang jadi 2.000 meter
"Seperti Bandara Silangit di Sumatera Utara yang dikembangkan jadi bandara internasional karena daerah itu memiliki destinasi wisata Danau Toba yang merupakan bagian dari unggulan nasional," katanya.
Menurutnya, layanan penerbangan internasional ke Nusa Tenggara Timur masih menunggu kesiapan Bandara Komodo di Labuan Bajo.
"Ketika selesai dikembangkan nanti, maka kami berharap penerbangan internasional seperti dari China, Jepang, Australia, dan lainnya segera masuk ke Labuan Bajo," katanya.
Ia mengatakan, terkait layanan penerbangan domestik dari dan menuju provinsi setempat sejauh ini sudah terhubung secara baik. Bahkan untuk Bandara Komodo sendiri melayani hingga 28 kali penerbangan (kedatangan dan keberangkatan) setiap hari.
"Layanan penerbangan langsung dari Jakarta, Surabaya, Bali, Makassar, juga sudah terkoneksi dengan NTT, kemudian untuk antardaerah sendiri di NTT juga sudah terhubung dengan 14 bandara aktif, yang masih kami nantikan itu hadirnya penerbangan internasional," katanya.
Baca juga: 80 hektare untuk bandara baru di Lembata