Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis pagi melemah usai risalah The Fed mempertegas rencana bank sentral untuk menaikkan suku bunga lebih cepat.
IHSG pada pukul 9.54 WIB terlihat melemah 36,69 poin atau 0,55 persen ke posisi 6.625,61. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 3,41 poin atau 0,36 persen ke posisi 935,89.
"Indeks saham di Asia pagi ini Kamis dibuka melemah mengikuti pergerakan indeks saham utama di Wall Street semalam yang mencatatkan penurunan tajam," tulis Tim Riset Phillip Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis, (6/1).
Di pasar obligasi, aksi jual yang bermula pada awal tahun ini, semalam masih berlangsung, dengan imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS bertenor 10 tahun lompat hingga 6 basis poin menjadi 1,71 persen, tertinggi sejak April 2021.
Rilis notulen rapat kebijakan bank sentral AS atau FOMC Minutes pada 14-15 Desember lalu memperlihatkan bahwa bank sentral AS mungkin perlu menaikkan suku bunga acuan lebih cepat dari yang diharapkan namun juga mengurangi neraca keuangan mereka segera setelah kenaikan suku bunga pertama demi untuk menjinakkan lonjakan inflasi.
Hal itu mengejutkan investor karena merupakan pendekatan yang lebih agresif dibanding dengan pendekatan pada siklus kenaikan suku bunga sebelumnya pada 2010-an di mana The Fed menunggu hampir dua tahun setelah kenaikan suku bunga acuan untuk mulai memangkas neraca keuangan yang membengkak ketika The Fed menyuntikkan dana segar ke dalam ekonomi AS.
Investor memang menunggu indikasi dari The Fed mengenai apa yang akan di lakukan terhadap neraca keuangan bank sentral ketika sudah selesai menaikkan suku bunga acuan.
Ternyata The Fed, berdasarkan FOMC Minutes, mempertimbangkan untuk menyusutkan neraca keuangannya dalam tempo yang hampir bersamaan dengan kenaikan suku bunga acuan sebagai sebuah cara untuk mengakhiri kebijakan moneter yang selama ini akomodatif.
Baca juga: Emas naik 10,5 dolar, ditopang pelemahan ekuitas AS
Dari pasar tenaga kerja, data ADP National Employment Report memperlihatkan bahwa sektor swasta di AS menambah 807.000 pekerja pada Desember, jumlah terbanyak dalam tujuh bulan terakhir dan lebih dari dua kali lipat ekspektasi pasar yang sebesar 400.000 pekerja seiring dengan pudarnya dampak dari varian Delta.
Sementara dampak dari varian Omicron belum terlihat secara jelas. Pada November, sektor swasta AS hanya berhasil menambah 505.000 pekerja.
IHSG hari ini diprediksi akan bergerak pada rentang 6.670 hingga 6.720.
Baca juga: Kurs Rupiah terus melemah
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 498,04 poin atau 1,7 persen ke 28.834,12, indeks Hang Seng turun 172,39 poin atau 0,75 persen ke 22.734,86, dan indeks Straits Times meningkat 3,37 atau 0,11 persen ke 3.166,81.
IHSG pada pukul 9.54 WIB terlihat melemah 36,69 poin atau 0,55 persen ke posisi 6.625,61. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 3,41 poin atau 0,36 persen ke posisi 935,89.
"Indeks saham di Asia pagi ini Kamis dibuka melemah mengikuti pergerakan indeks saham utama di Wall Street semalam yang mencatatkan penurunan tajam," tulis Tim Riset Phillip Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis, (6/1).
Di pasar obligasi, aksi jual yang bermula pada awal tahun ini, semalam masih berlangsung, dengan imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS bertenor 10 tahun lompat hingga 6 basis poin menjadi 1,71 persen, tertinggi sejak April 2021.
Rilis notulen rapat kebijakan bank sentral AS atau FOMC Minutes pada 14-15 Desember lalu memperlihatkan bahwa bank sentral AS mungkin perlu menaikkan suku bunga acuan lebih cepat dari yang diharapkan namun juga mengurangi neraca keuangan mereka segera setelah kenaikan suku bunga pertama demi untuk menjinakkan lonjakan inflasi.
Hal itu mengejutkan investor karena merupakan pendekatan yang lebih agresif dibanding dengan pendekatan pada siklus kenaikan suku bunga sebelumnya pada 2010-an di mana The Fed menunggu hampir dua tahun setelah kenaikan suku bunga acuan untuk mulai memangkas neraca keuangan yang membengkak ketika The Fed menyuntikkan dana segar ke dalam ekonomi AS.
Investor memang menunggu indikasi dari The Fed mengenai apa yang akan di lakukan terhadap neraca keuangan bank sentral ketika sudah selesai menaikkan suku bunga acuan.
Ternyata The Fed, berdasarkan FOMC Minutes, mempertimbangkan untuk menyusutkan neraca keuangannya dalam tempo yang hampir bersamaan dengan kenaikan suku bunga acuan sebagai sebuah cara untuk mengakhiri kebijakan moneter yang selama ini akomodatif.
Baca juga: Emas naik 10,5 dolar, ditopang pelemahan ekuitas AS
Dari pasar tenaga kerja, data ADP National Employment Report memperlihatkan bahwa sektor swasta di AS menambah 807.000 pekerja pada Desember, jumlah terbanyak dalam tujuh bulan terakhir dan lebih dari dua kali lipat ekspektasi pasar yang sebesar 400.000 pekerja seiring dengan pudarnya dampak dari varian Delta.
Sementara dampak dari varian Omicron belum terlihat secara jelas. Pada November, sektor swasta AS hanya berhasil menambah 505.000 pekerja.
IHSG hari ini diprediksi akan bergerak pada rentang 6.670 hingga 6.720.
Baca juga: Kurs Rupiah terus melemah
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 498,04 poin atau 1,7 persen ke 28.834,12, indeks Hang Seng turun 172,39 poin atau 0,75 persen ke 22.734,86, dan indeks Straits Times meningkat 3,37 atau 0,11 persen ke 3.166,81.