Kupang (ANTARA) - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) mengapresiasi Keuskupan Ruteng yang mengangkat kepariwisataan sebagai tema pastoral tahun 2022 sebagai upaya mendukung pariwisata berkelanjutan di daerah itu.
"Kami merasa sangat terhormat tahun ini dijadikan tahun Pariwisata Holistik oleh Keuskupan Ruteng. Ini adalah langkah yang sangat baik bagi Manggarai Raya dalam mengambil peluang saat momentum pengembangan pariwisata Labuan Bajo Flores," kata Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina di Ruteng, Kabupaten Manggarai dalam keterangan yang diterima di Kupang, Jumat, (7/1).
Saat sebagai narasumber dalam Sidang Pastoral Post Natal Keuskupan Ruteng yang diselenggarakan di Aula Rumah Retreat Bunda Karmel Wae Lengkas, Ruteng Shana mengatakan pembangunan pariwisata tidak saja fokus ke destinasinya tetapi juga masyarakatnya sehingga nantinya masyarakat juga menerima manfaat dari pengembangan pariwisata.
Menurutnya, salah satu cara agar masyarakat secara aktif turut berpartisipasi dalam pengembangan pariwisata adalah dengan menjadikan pariwisata sebagai jiwa dari masyarakat di tiga kabupaten yakni Manggarai Barat, Manggarai dan Manggarai Timur.
"Pada kesempatan ini kami mohon bantuan Yang Mulia Bapa Uskup, Romo, dan Pater untuk kita bersama-sama mengajak masyarakat Manggarai Raya untuk membangun mindset baru bahwa berwisata dan jalan-jalan itu penting sehingga sejak dini seseorang itu sudah menjadikan pariwisata sebagai bagian dari kehidupan mereka," katanya.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Bupati Manggarai, Hery Nabit juga menekankan beberapa poin penting tentang budaya dan religi dalam kaitannya dengan wisata.
Menurutnya, pariwisata, budaya, dan religi adalah hal yang bisa berjalan beriringan dan pariwisata adalah kendaraan dalam menjaga semangat dalam budaya dan religi.
Baca juga: BOP Labuan Bajo rancang tata perjalanan wisatawan
"Dengan adanya pariwisata, pelestarian budaya Manggarai bisa menjadikan pariwisata sebagai kendaraan dan karena brand wisata kita adalah wisata religi dan budaya, maka ini adalah momentum untuk mempertahankan semangat dengan cara baru yaitu melalui pariwisata," jelas Hery
Demikian jug dengan Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi mengatakan bahwa agar pariwisata ini bisa menjadi kendaraan dan bisa terasa secara lebih menyeluruh ke Manggarai Raya, maka perlu ada penguatan konektifitas baik dari segi infrastruktur maupun kolaborasi promosi pariwisata.
Baca juga: Government provides 136 hectares of land for Labuan Bajo BOP
"Jika konektifitas terjadi maka dampaknya bisa dirasakan Manggarai Raya. Jika wisatawan datang lewat Labuan Bajo kami akan beritahu bahwa ada destianasi dan produk wisata lain di Manggarai dan Manggarai Timur, begitupun sebaliknya," tegasnya
"Kami merasa sangat terhormat tahun ini dijadikan tahun Pariwisata Holistik oleh Keuskupan Ruteng. Ini adalah langkah yang sangat baik bagi Manggarai Raya dalam mengambil peluang saat momentum pengembangan pariwisata Labuan Bajo Flores," kata Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina di Ruteng, Kabupaten Manggarai dalam keterangan yang diterima di Kupang, Jumat, (7/1).
Saat sebagai narasumber dalam Sidang Pastoral Post Natal Keuskupan Ruteng yang diselenggarakan di Aula Rumah Retreat Bunda Karmel Wae Lengkas, Ruteng Shana mengatakan pembangunan pariwisata tidak saja fokus ke destinasinya tetapi juga masyarakatnya sehingga nantinya masyarakat juga menerima manfaat dari pengembangan pariwisata.
Menurutnya, salah satu cara agar masyarakat secara aktif turut berpartisipasi dalam pengembangan pariwisata adalah dengan menjadikan pariwisata sebagai jiwa dari masyarakat di tiga kabupaten yakni Manggarai Barat, Manggarai dan Manggarai Timur.
"Pada kesempatan ini kami mohon bantuan Yang Mulia Bapa Uskup, Romo, dan Pater untuk kita bersama-sama mengajak masyarakat Manggarai Raya untuk membangun mindset baru bahwa berwisata dan jalan-jalan itu penting sehingga sejak dini seseorang itu sudah menjadikan pariwisata sebagai bagian dari kehidupan mereka," katanya.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Bupati Manggarai, Hery Nabit juga menekankan beberapa poin penting tentang budaya dan religi dalam kaitannya dengan wisata.
Menurutnya, pariwisata, budaya, dan religi adalah hal yang bisa berjalan beriringan dan pariwisata adalah kendaraan dalam menjaga semangat dalam budaya dan religi.
Baca juga: BOP Labuan Bajo rancang tata perjalanan wisatawan
"Dengan adanya pariwisata, pelestarian budaya Manggarai bisa menjadikan pariwisata sebagai kendaraan dan karena brand wisata kita adalah wisata religi dan budaya, maka ini adalah momentum untuk mempertahankan semangat dengan cara baru yaitu melalui pariwisata," jelas Hery
Demikian jug dengan Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi mengatakan bahwa agar pariwisata ini bisa menjadi kendaraan dan bisa terasa secara lebih menyeluruh ke Manggarai Raya, maka perlu ada penguatan konektifitas baik dari segi infrastruktur maupun kolaborasi promosi pariwisata.
Baca juga: Government provides 136 hectares of land for Labuan Bajo BOP
"Jika konektifitas terjadi maka dampaknya bisa dirasakan Manggarai Raya. Jika wisatawan datang lewat Labuan Bajo kami akan beritahu bahwa ada destianasi dan produk wisata lain di Manggarai dan Manggarai Timur, begitupun sebaliknya," tegasnya