Labuan Bajo (ANTARA) - Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi mendorong para penyuluh pertanian untuk berinovasi dalam menangani pemenuhan kebutuhan pupuk di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
"Saya dorong para penyuluh dan teman-teman di Dinas Pertanian untuk berinovasi agar tidak boleh ada lagi ketergantungan pada pupuk subsidi pemerintah, melainkan hasilkan pupuk organik sendiri," kata Bupati Edi dalam sambutannya pada kegiatan Gerakan Tanam Padi Sawah secara simbolis di Kecamatan Lembor, Manggarai Barat, Kamis, (13/1) menanggapi alokasi pupuk subsidi yang kurang di Manggarai Barat pada 2022.
Bupati menyebut alokasi pupuk subsidi yang diberikan pemerintah pusat sebanyak 6.801 ton, sedangkan kebutuhan pupuk untuk sektor tanaman pangan sejumlah 43.109 ton sehingga terjadi kekurangan 84,22 persen atau sebesar 36.308 ton.
Bupati Edi mendorong dinas teknis memikirkan cara yang terbaik untuk mengatasi kekurangan pupuk tersebut dengan mendorong penggunaan pupuk non-subsidi, pupuk kandang atau pupuk hayati sebagai pengganti pupuk kimia.
Cara ini dapat ditempuh dengan membuka komunikasi dengan para produsen atau pabrik pupuk non-subdisi. Dengan demikian, ketika stok pupuk subdisi telah habis, petani bisa mendapatkan stok pupuk lain yang ada di lapangan.
Selain mendorong upaya penanganan kelangkaan pupuk, Bupati Edi meminta petani di kelompok tani wajib merencanakan kebutuhan pupuk subsidi yang harus dituangkan dalam dokumen Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) dengan benar. Oleh karena itu, perlu koordinasi dengan baik terkait penyaluran pupuk antara dinas terkait, distributor, pengecer, dan kelompok tani.
Baca juga: Gelar bimtek, Pupuk Indonesia dorong petani NTT terapkan pemupukan berimbang
Baca juga: Gubernur NTT targetkan tak ada kelangkaan pupuk mulai 2020
"Saya dorong para penyuluh dan teman-teman di Dinas Pertanian untuk berinovasi agar tidak boleh ada lagi ketergantungan pada pupuk subsidi pemerintah, melainkan hasilkan pupuk organik sendiri," kata Bupati Edi dalam sambutannya pada kegiatan Gerakan Tanam Padi Sawah secara simbolis di Kecamatan Lembor, Manggarai Barat, Kamis, (13/1) menanggapi alokasi pupuk subsidi yang kurang di Manggarai Barat pada 2022.
Bupati menyebut alokasi pupuk subsidi yang diberikan pemerintah pusat sebanyak 6.801 ton, sedangkan kebutuhan pupuk untuk sektor tanaman pangan sejumlah 43.109 ton sehingga terjadi kekurangan 84,22 persen atau sebesar 36.308 ton.
Bupati Edi mendorong dinas teknis memikirkan cara yang terbaik untuk mengatasi kekurangan pupuk tersebut dengan mendorong penggunaan pupuk non-subsidi, pupuk kandang atau pupuk hayati sebagai pengganti pupuk kimia.
Cara ini dapat ditempuh dengan membuka komunikasi dengan para produsen atau pabrik pupuk non-subdisi. Dengan demikian, ketika stok pupuk subdisi telah habis, petani bisa mendapatkan stok pupuk lain yang ada di lapangan.
Selain mendorong upaya penanganan kelangkaan pupuk, Bupati Edi meminta petani di kelompok tani wajib merencanakan kebutuhan pupuk subsidi yang harus dituangkan dalam dokumen Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) dengan benar. Oleh karena itu, perlu koordinasi dengan baik terkait penyaluran pupuk antara dinas terkait, distributor, pengecer, dan kelompok tani.
Baca juga: Gelar bimtek, Pupuk Indonesia dorong petani NTT terapkan pemupukan berimbang
Baca juga: Gubernur NTT targetkan tak ada kelangkaan pupuk mulai 2020