Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Flores Timur di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, mencatat sebanyak 24 kasus serangan Demam Berdarah Dengue (DBD) di daerah setempat sejak memasuki tahun 2022.
"Sejak Januari hingga Februari ini tercatat ada 24 kasus DBD yang menyerang warga Flores Timur," kata Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Payong Boli ketika dikonfirmasi dari Kupang, Jumat (4/2).
Jumlah kasus DBD, kata dia meningkat cukup signifikan dari Januari 2022 yang tercatat hanya dua kasus penyakit yang diakibatkan gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Kasus DBD tersebut tersebar pada sejumlah kecamatan di antaranya Adonara Timur, Kelubagolit, Ile Boleng, Solor Selatan, Wulanggitan, Ile Mandiri, dan Lewolema.
"Upaya pengobatan ke para pasien sementara berjalan sekaligus melokalisir agar tidak meluas," katanya.
Baca juga: Korban meninggal akibat DBD di NTT bertambah jadi empat orang
Baca juga: Sebanyak 21 warga Sabu Raijua terserang DBD
Agustinus mengatakan pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan telah berupaya mengantisipasi sebelum memasuki musim hujan 2021-2022 berupa surat peringatan kepada setiap Puskesmas untuk waspada DBD dan penyakit lainnya.
Meski demikian jumlah kasus meningkat sehingga Agustinus kembali mengimbau masyarakat agar melakukan pencegahan secara intensif.
Masyarakat perlu secara rutin menjalankan gerakan 3m yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mengubur barang-barang bekas.
Selain itu menghindari gigitan nyamuk salah satunya dengan menggunakan kelambu saat tidur.
Ia menambahkan pemerintah daerah juga siap melakukan pengasapan (fogging) dengan melihat kondisi perkembangan kasus di lapangan.
"Sejak Januari hingga Februari ini tercatat ada 24 kasus DBD yang menyerang warga Flores Timur," kata Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Payong Boli ketika dikonfirmasi dari Kupang, Jumat (4/2).
Jumlah kasus DBD, kata dia meningkat cukup signifikan dari Januari 2022 yang tercatat hanya dua kasus penyakit yang diakibatkan gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Kasus DBD tersebut tersebar pada sejumlah kecamatan di antaranya Adonara Timur, Kelubagolit, Ile Boleng, Solor Selatan, Wulanggitan, Ile Mandiri, dan Lewolema.
"Upaya pengobatan ke para pasien sementara berjalan sekaligus melokalisir agar tidak meluas," katanya.
Baca juga: Korban meninggal akibat DBD di NTT bertambah jadi empat orang
Baca juga: Sebanyak 21 warga Sabu Raijua terserang DBD
Agustinus mengatakan pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan telah berupaya mengantisipasi sebelum memasuki musim hujan 2021-2022 berupa surat peringatan kepada setiap Puskesmas untuk waspada DBD dan penyakit lainnya.
Meski demikian jumlah kasus meningkat sehingga Agustinus kembali mengimbau masyarakat agar melakukan pencegahan secara intensif.
Masyarakat perlu secara rutin menjalankan gerakan 3m yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mengubur barang-barang bekas.
Selain itu menghindari gigitan nyamuk salah satunya dengan menggunakan kelambu saat tidur.
Ia menambahkan pemerintah daerah juga siap melakukan pengasapan (fogging) dengan melihat kondisi perkembangan kasus di lapangan.