Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Flores Timur, di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur mencatat jumlah serangan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di daerah itu bertambah dari 24 menjadi 34 kasus.
"Warga yang terserang DBD ini tengah menjalani perawatan medis di masing-masing Puskesmas," kata Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Payong Boli dalam keterangan yang diterima di Kupang, Rabu, (16/2).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan perkembangan serangan penyakit DBD yang mengancam masyarakat di Kabupaten Flores Timur.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur menyebutkan bahwa jumlah pasien DBD lebih banyak dirawat di Puskesmas Nagi Kota Larantuka yaitu 13 orang.
Selain itu Puskesmas Ile Boleng 6 orang, Puskesmas Wawerang 4 orang, Puskesmas Lambunga 3 orang, Puskemas Waiwadan 2 orang, Puskemas Lewolema 2 orang serta Puskemas Boru, Kalike, Oka, dan Waimana masing-masing 1 orang.
Agustinus mengatakan, kasus DBD di daerah itu mulai muncul sejak memasuk tahun 2022 dan meningkat cukup signifikan di bulan Februari.
Pemerintah daerah, kata dia melalui Dinas Kesehatan sebelumnya telah melakukan langkah antisipasi sebelum memasuki musim hujan 2021-2022 berupa imbauan atau peringatan kepada setiap Puskesmas untuk meningkatkan kewaspadaan.
Ia mengatakan namun pengendalian kasus DBD juga sangat tergantung dari peran aktif masyarakat sendiri untuk mencegah penyakit yang diakibatkan gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Baca juga: Pemkot Kupang dorong warga bersihkan lingkungan cegah DBD
Agustinus kembali mengimbau warga agar tetap menjaga diri dengan disiplin menjalankan gerakan 3m yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mengubur barang-barang bekas. Selain itu menghindari gigitan nyamuk salah satunya dengan menggunakan kelambu saat tidur.
Baca juga: Kasus DBD meningkat sejak NTT memasuki musim hujan
Agustinus menambahkan, upaya pencegahan lain yang disiapkan pemerintah daerah yaitu pengasapan (fogging) yang disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
"Warga yang terserang DBD ini tengah menjalani perawatan medis di masing-masing Puskesmas," kata Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Payong Boli dalam keterangan yang diterima di Kupang, Rabu, (16/2).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan perkembangan serangan penyakit DBD yang mengancam masyarakat di Kabupaten Flores Timur.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur menyebutkan bahwa jumlah pasien DBD lebih banyak dirawat di Puskesmas Nagi Kota Larantuka yaitu 13 orang.
Selain itu Puskesmas Ile Boleng 6 orang, Puskesmas Wawerang 4 orang, Puskesmas Lambunga 3 orang, Puskemas Waiwadan 2 orang, Puskemas Lewolema 2 orang serta Puskemas Boru, Kalike, Oka, dan Waimana masing-masing 1 orang.
Agustinus mengatakan, kasus DBD di daerah itu mulai muncul sejak memasuk tahun 2022 dan meningkat cukup signifikan di bulan Februari.
Pemerintah daerah, kata dia melalui Dinas Kesehatan sebelumnya telah melakukan langkah antisipasi sebelum memasuki musim hujan 2021-2022 berupa imbauan atau peringatan kepada setiap Puskesmas untuk meningkatkan kewaspadaan.
Ia mengatakan namun pengendalian kasus DBD juga sangat tergantung dari peran aktif masyarakat sendiri untuk mencegah penyakit yang diakibatkan gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Baca juga: Pemkot Kupang dorong warga bersihkan lingkungan cegah DBD
Agustinus kembali mengimbau warga agar tetap menjaga diri dengan disiplin menjalankan gerakan 3m yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mengubur barang-barang bekas. Selain itu menghindari gigitan nyamuk salah satunya dengan menggunakan kelambu saat tidur.
Baca juga: Kasus DBD meningkat sejak NTT memasuki musim hujan
Agustinus menambahkan, upaya pencegahan lain yang disiapkan pemerintah daerah yaitu pengasapan (fogging) yang disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.