Kupang (AntaraNews NTT) - Stasiun Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (KIPM) Kupang mencatat, ekspor ikan cakalang dari Provinsi Nusa Tenggara Timur ke Australia mencapai 18,8 ton pada Juli 2018 dengan nilai 188.200 dolar AS.

"Pemintaan cakalang jenis beku dari Australia kali ini cukup banyak, ini bisa karena pengaruh cuaca buruk sebelumnya sehingga para nelayan di daerah tujuan ekspor tidak melaut," kata Kepala Stasiun KIPM Kupang Jimmy Elwaren kepada Antara di Kupang, Jumat (24/8).

Dijelaskannya, ekspor cakalang ke Australia meningkat cukup drastis dari permintaan sebelumnya pada April 2018 hanya mencapai sekitar 1,4 ton.

Selain cakalang, lanjutnya, provinsi setempat juga mengirim ikan tembang beku ke Australia sebanyak 3,5 ton dengan nilai 6.888 dolar AS pada Juni 2018.

Ia mengatakan, meskipun ekspor cakalang ke Australia cukup banyak, namun permintaan jenis komoditas ini masih didominasi dari Jepang mencapai lebih dari 21,8 ton. Selain itu, ada juga permintaan cakalang beku dari Timor Leste sebesar 7,5 ton.

"Sejauh ini Jepang memang menjadi negara tujuan utama ekspor cakalang yang paling potensial karena permintaan hampir selalu ada setiap bulan," katanya.

Ia menambahkan, ikan cakalang merupakan komoditi ekspor unggulan dari Nusa Tenggara Timur, selain komoditi lain seperti tuna, kakap, ikan kering, lencam beku, dan lainnya.

"Cakalang yang masih mejadi primadona ekspor dari NTT dengan negara tujuan utama ke Jepang, selain ada tuna yang juga diminati berbagai negara pembeli," katanya.

Baca juga: NTT ekspor 22,7 ton cakalang ke Jepang
Baca juga: China uji coba produk ikan cakalang dari NTT

Pewarta : Aloysius Lewokeda
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024